Sekitar pukul 2 siang, Nana yang selalu ontime sudah duduk disebuah cafe langganannya bersama kedua sahabatanya.
Hari ini, ketiga sahabat itu janjian untuk ngopi sambil berencana untuk pindah kostan yang mungkin lebih besar dari kostan mereka yang sekarang di tempati.
2 tahun rasanya cukup untuk besempit-sempitan di kamar kost yang seharusnya ditinggali untuk 1 orang.
Lonceng pintu cafe itu berbunyi menandakan seseorang baru memasuki cafe tersebut.
Grizelle, lengkap dengan sepatu yang memiliki 3cm hak. Zelle selalu tampil cantik, bahkan sekalipun ke warung depan kostan mereka.
Berbeda dengan Nana, yang kemana-mana lengkap dengan rambut yang diikat berantakan dan kaos hitam andalannya.
"uy jamet, mana si Vina, belom dateng?" tanya Zelle yang duduk di samping sahabatnya yang masih membaca komik kesukaannya.
"buta mata lo?" tanya Nana yang masih asik dengan komik bacaannya. "ya kalo udah dateng pasti ada disini." sambung Nana.
Sekitar 5 menit, sosok yang mereka tunggu sudah datang dengan digelendoti sosok laki-laki bertubuh besar. Nana melirik tajam ke arah laki-laki itu.
"eh Adio." sapa Zelle dengan wajah yang sangat ramah.
"bayi lu ikut Vin(?)" ujar Nana.
"iya Adio pengen ikut." jawab Vina sembari duduk.
Adio adalah anak ibu kost yang sekarang mereka tempati. Selain sebagai anak ibu kost Adio juga teman sefakultas Vinaya yang selisih umurnya 1 tahun lebih tua dari Vinaya, ya bisa di bilang kakak tingkat.
Bagaskara Adio Rega, dia memiliki kepribadian yang berbeda dari Vina. Adio lebih hiper-aktif dan betingkah manja jika di depan Vina, tapi jika sudah berhadapan dengan laki-laki lain sikapnya berubah menjadi seekor singa, cukup keren.
"eh kalian beneran mau pindah?" tanya Adio.
"iya." jawab singkat dari Nana.
"kenapa sih Nana sensi amat." ujar Adio menggoda Nana dengan nada berbicara kepada bayi. Nana menjawab dengan sebuah lirikan.
"jadi opsi kalian mau pindah kemana?" tanya Vina.
"apartemen?" jawab Zelle dengan diakhiri nada bertanya.
"mahal, lagi pula kita belom dapet penghasilan tetap." Vina memang terkenal kebijaksanaannya, Vina selalu berfikir jauh kedepan.
"iya, mau lo diusir karna ga bisa bayar tunggakan?" ujar Nana.
"jadi kemana ni? Opsi kalian?" tanya Zelle.
"yah kalo kalian pindah, gue jadi jarang dong liat Vina." sela Adio.
"gak usah lebay lo, kita bertiga cuma pindah rumah, bukan mau ke alam baka." ujar Nana sambil menutup komiknya. "gini aja deh, kemaren gue cari info, dan gue dapet sewaan kayak one house gitu, lumayan murah sesuai sama luasnya sih." sambung Nana.
"dimana?" tanya Vina sambil meminum secangkir kopi.
"di jalan depan, deket andomaret yang biasa kita kesana." jawab Nana.
"lo dapet info dari?" tanya Zelle .
"ibu Adio." jawab Nana.
"ibu Adio udah tau?" tanya Vina
"iya, kemaren gue minta air panas, gue ngobrol dulu deh." ujar Nana dengan wajah sangat polos.
"aduh, jadi ga enak ni sama ibu Adio." sambung Vina.
"gak papa kali, santai aja." ujar Adio sambil merangkul Vina.
Serasi.
Satu kata yang di pikirkan oleh Nana.
"Revin." panggil Zelle sambil melambaikan tangan kepada sosok laki-laki yang baru saja memasuki cafe tersebut.
Laki-laki itu berjalan menuju kearah perempuan yang menanggilnya. Dia adalah Asenio Revin Hartigan, nama yang sangat rumit untuk di hafal oleh Nana. Dia seorang model, pacar dari Zelle.
Revin terlihat sangat cool, semua orang akan menatapnya saat dia berjalan. Beruntung pacar Revin adalah Zelle, semua orang akan berpikir mereka serasi. Tak terbayangkan jika yang berada di samping Revin adalah Nana, ratusan juta manusia akan mencemooh.
Revin adalah pacar terlama Zelle, yaitu 4 bulan. Iya, Zelle suka berganti pasangan dan itu hanya bertahan sebulan atau dua bulan.
"hai guys." sapa Revin ramah.
"woy bro, lama ga maen ke kost-an." sapa Adio, kebetulan Adio dan Revin sempat beberapa kali ketemu.
"iya ni, woy Nana udah berapa hari lu gak mandi?" Goda Revin.
"maksud lu apa vin?" ujar Nana sambil diikuti lirikan tajam.
"canda-canda." jawab Revin dan diikuti kekehan dari para sahabat Nana.
Semua orang akan mengira akan datang satu sosok laki-laki sebagai pasangan dari Nana, tetapi salah. Nana tidak memiliki teman dekat selain kedua sahabatnya itu.
"gue duluan ya, gue ada kerjaan bareng Revin." ujar Zelle berpamitan dengan sahabatnya.
"oghkey deh." jawab Vina sambil mangancungkan jempol.
Revin dan Zelle telah meninggalkan Vina, Adio dan Nana.
"ya udah, ntar gue cek lagi aja rumahnya." ujar Nana memecahkan kesunyian. "gue cabut duluan ya." ujar Nana sambil bangkit dari tempat duduknya.
"gak mau bareng na?" tanya Adio.
"gak makasih, gue masih ada urusan." jawab Nana sambil meninggalkan sejoli yang masih duduk menatap kepergiaannya.
***
'gue masih ada urusan.'
Itu kalimat terakhir yang di ucapkan Nana sebelum dia meninggalkan Vina bersama Adio. Seperti terlihat urusan penting, dan nyatanya Nana hanya mampir kesebuah toko buku untuk mencari sesion terbaru dari buku yang dia baca.
Bruukk...
Beberapa buku berceceran. Itu bukan buku yang di bawa Nana, itu buku yang di bawa oleh seseorang yang Nana tabrak.
"sorr-" uacapan Nana terputus saat dia melihat seseorang yang ia tabrak. "tunggu deh, kek ga asing." ujar Nana.
"lo cewek jorok yang suka ke andomaret kan?" ujar laki-laki itu sambil menunjuk Nana.
"ahhh lo kasir andomaret itu kan?" ujar Nana.
***
Hi ketemu lagi ni kitaJangan lupa vote dan koment ya wak!!!
See you next chapter wak! Byeee
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends Or Secret
RandomMenceritakan perjalanan 3 sosok sahabat yang di kelilingi masalah-masalah. Vinaya, Andheta, dan Grizelle memiliki kepribadian yang berbeda. Bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah yang begitu rumit tanpa harus membuat persahabatan mereka hancur...