h a p p y r e a d i n g a n d e n j o y !
🌛
"Ih! Kamu tuh ngapain sih gangguin aku mulu?!" teriak seorang bocah perempuan. Mata bocah itu melotot, menatap galak seorang bocah laki-laki dihadapannya yang tengah menutup kedua telinganya.
"Soalnya muka kamu minta digangguin," ucap bocah laki-laki itu santai, tak merasa berdosa.
Bocah perempuan itu melengos kesal, lalu melanjutkan permainan masak-masakannya yang tertunda. Sedangkan bocah laki-laki itu hanya menatapnya sebentar, setelahnya bocah perempuan itu kembali berteriak ketika kuncir rambutnya tiba-tiba ditarik, membuat rambutnya terurai.
"Ih! Kamu tuh nyebelin banget sih!" Bocah laki-laki itu kembali menutup kedua telinganya. Teriakkan bocah perempuan itu begitu melengking, membuat telinganya sakit.
"Kamu jangan teriak-teriak dong. Suara kamu itu jelek, bikin telingaku sakit," ucap bocah laki-laki itu kesal.
"Balikin kuncir rambutku!"
"Nggak mau!"
"Kalau nggak mau, aku teriak lagi, biar telingamu sakit, terus dibawa ke dokter, nanti disuntik!" Mata bocah laki-laki itu melotot mendengar kata 'disuntik'.
"Beneran disuntik?"
Bocah perempuan itu mengangguk polos. "Iya! Kata mamaku kalau sakit nanti disuntik."
Bocah laki-laki itu lekas mengembalikan kuncir itu. Bayangan dirinya disuntik membuatnya bergidik ngeri. Ia tidak mau disuntik.
Bocah perempuan itu menatap bingung kuncir di tangannya. Ia tidak tau cara menguncir rambut. Tapi kalau tidak dikuncir nanti akan mengganggunya ketika bermain.
"Kok nggak dikuncir lagi? Kamu nggak tau caranya nguncir rambut ya?" ucap bocah laki-laki itu mengejek. Sedangkan yang diejek kini langsung merengut kesal. Bocah perempuan itu lantas menguncir rambutnya sebisanya. Ia tidak suka diejek.
Sedetik kemudian, tawa dari bocah laki-laki itu meledak. Tangannya menunjuk-nunjuk rambut si bocah perempuan.
"Ahaha! Rambut kamu kaya orang gila!" ucap si bocah laki-laki disela-sela tawanya. Si bocah perempuan itu meraba rambutnya. Kuncirannya tidak rapi, bahkan hampir setengah dari rambutnya tidak ikut terkuncir.
"Iyon jahat!" teriak bocah perempuan itu lalu menangis. Melihat hal itu, bocah laki-laki itu langsung kelabakan. Ia jadi merasa bersalah melihat temannya yang kini menangis di hadapannya.
"Eh, jangan nangis, jangan nangis!" ucap bocah laki-laki itu panik. Sebenarnya ia juga takut mamanya melihatnya, ia akan diomeli kalau mamanya tau ia membuat temannya menangis.
"Ka-kamu jaha-at ... Hiks...." Mata bocah laki-laki itu ikut berkaca-kaca. Bayangan ia dimarahi oleh mamanya kini memenuhi kepalanya.
"Ka-kamu jangan nangis dong. Nanti aku dimarahin sama mamaku."
"Bi-biar-in aja! Ka-kamu jahat!"
"Ayo Iyon berpikir!" ucap bocah laki-laki itu sambil mengetuk-ngetukkan telunjuknya di kepala,tengah berpikir keras.
Tak lama kemudian, bocah laki-laki itu tersenyum lebar. Ia sudah mendapatkan ide. Tangan kecilnya bergerak merogoh kantong celananya, mengambil uang dua ribu yang ia temukan di jalan saat hendak pergi main.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Untuk Angkasa✅
Dla nastolatkówKetika angkasa membutuhkan cahayanya untuk bersinar. - Cahaya membenci kehidupannya yang sekarang. Hanya butuh satu malam dan semuanya berubah. Kehidupannya yang semula tenang kini berubah menjadi penuh aturan. Cahaya ingin kembali ke kehidupannya...