7. Bucin

1.5K 164 32
                                    

Beruntung, agaknya Hinata harus lebih banyak bersyukur karena mendapatkan tunangan seperti Naruto. Ya gimana enggak kalau ngadepin Hinata yang tingkah absurnya aja udah ngalahin cacing lomba lari aja dia bisa bertahan sampai hampir dua puluh tahun? Mantap kan? Sebenarnya Naruto bukannya cinta mati, dia cuma udah sakit mental aja. Yang ada di kepala dia semua wanita itu sama ngerepotinnya kaya Hinata jadi daripada dia ninggalin Hinata dan beresiko dapet yang lebih parah mending sama Hinata aja udah biar gak ribet.

"By bangun," Naruto bangunin Hinata pelan banget takut cewek itu kaget terus jantungan dan mokad kan bahaya. Naruto sih belum siap di cincang sama Papa Hiashi.

Hinata meleguh pelan lalu kemudian netranya terbuka, dia menatap Naruto dengan mata setengah kuyu karena masih mengantuk. "Kenapa yang?" tanya Hinata dengan suara serak. Gadis itu duduk dengan susah payah lalu menyusup ke pelukan Naruto yang tengah duduk di sebelahnya.

"Makan dulu, aku udah masak tadi udah siang ini.." ujar pemuda itu. Dia mengelus rambut panjang Hinata lembut.

"Suapin tapi ya?"

Naruto tersenyum tipis lalu mengangguk, "Iya, ayo cuci muka dulu.." pemuda itu menggendong Hinata seperti koala lalu berjalan ke kamar mandi. Natuto mendudukkan Hinata di atas washtafel lalu menatap gadis itu lamat. Entah kenapa muka kuyu Hinata itu selalu berhasil buat hati Naruto nyeri. Dia gak tega dan ngerasa bersalah. Hinata yang awalnya cuek aja sambil gosok gigi langsung natap Naruto heran.

"Kenapa yang?" tanyanya.

Naruto menggeleng lalu mengambil handuk kecil di dekatnya. "Gapapa, buruan nanti keburu dingin nasinya." Hinata mengangguk patuh, dia hanya pasrah saat Naruto mencuci wajahnya dengan handuk basah lalu kembali menggendongnya ke dapur.

Naruto yang seperti ini, demi Tuhan Hinata sangat-sangat mencintainya.

"By?" Hinata bergumam pelan menyahuti panggilan Naruto. Gadis itu menyamankan posisinya di ceruk leher Naruto. "Aku minta maaf ya, gara-gara aku kamu jadi demam.." lirih Naruto. Dia ngeratin gendongannya. Gak tega banget liat Hinata pucet terus lemes kaya gini.

Hinata cuma ketawa terus nyium pipi Naruto. "Kenapa muram gitu hm? Gapapa sayang, lagian kan ada kamu yang jagain aku.." kekehnya lagi.

"Ya tapikan by harusnya kamu gak demam kaya gini, untung aja hari ini kamu gak ada kelas kalau sampai ada gimana? Masa kamu bolos gara-gara aku.." Naruto itu kalau lagi merasa bersalah imut banget, dia bakalan meluk sambil terus ngerengek bahkan bisa lebih parah daripada Hinata. Manis banget, gimana Hinata enggak bucin coba?

"Gapapa sayang, udah ayok turun aku mau makan laper.." Hinata meronta dari gendongan Naruto cowok itu cuma nurut terus dudukin Hinata di atas meja.

"Maaf ya.." lirihnya lagi. Ngeliat Hinata tidurnya gelisah banget tadi beneran bikin Naruto gak tenang.

Hinata mengecup bibir Naruto lembut lalu memanggutnya pelan, "Gapapa sayang, udah ih.." seulas senyum hangat terbit di wajah pucat Hinata yang terlihat sedikit membaik.

"Nanti habis makan aku anter pulang ya? Biar kamu di rumah ada yang ngerawat."

"Gak mau mau di sini aja sama kamu," cewek itu cemberut karena Naruto malah mau nganterin dia pulang padahal kan Hinata masih betah di sini.

"Tapi by kamu sakit,"

"Kalau kamu gak mau ngerawat aku yaudah, aku pulang!" Hinata langsung turun dari meja hampir aja jatuh kalau aja Naruto gak langsung meluk pinggangnya.

"Hati-hati by,"

"Ck gak usah sok peduli! Aku mau pulang!" Ceritanya ngambek. Hinata langsung jalan ke kamar tapi Naruto langsung meluk dia dari belakang.

"Nggak gitu by, astaga.. iya di sini aja ya jangan pulang dulu, aku malah tambah khawatir kalau kamu pulang sambil marah kaya gini.." ah kalau lagi kambuh bucinnya, Naruto itu bisa ngalahin Dilan manisnya.

"Gak mau Nar ih, awas.."

"Gak mau, kamu di sini aja titik!"

"Tapi kamu gak pengen aku di sini kan yang?! Awas awas aku mau pulang.."

"Gak boleh, pokoknya gak boleh!!" Naruto meluk Hinata erat banget sampe sesek. "Maafin, gak gitu by maksud aku.."

"Di maafin! Tapi asa syaratnya.." Hinata melepas pelukan Naruto terus natap Naruto sambil senyum.

"Gak ada minta es gak ada minta samyang gak boleh minta jalan-jalan!" Belum sampai Hinata ngomong Naruto udah motong duluan, cowok itu udah hapal banget gelagat tunangannya kalau lagi kaya gini.

"Tapi pengen makan es krim sama  ramen yang pedes yang..." Rengek Hinata, dia menghentakkan kakinya kesal sambil menatap Naruto.

"Gak boleh by, kamu lagi sakit.." tolak Naruto tegas.

"Pengen yang.. pokoknya pengen.."

"Sekali gak boleh ya terep gak boleh sweety, jangan batu!"

"Kamu tega nanti kalau anak kita ngiler gimana?"

"Gausah becanda, aku gapernah ngeluarin di dalem!"

"Kan bisa aja kebobolan ih,"

"Iya tapi kayanya kamu gak hamil!"

"Bisa aja loh soalnya aku pengen banget, kayanya itu bawaan bayi."

Naruto cuma bisa nahan emosi. Padahal baru satu minggu yang lalu Hinata datang bulan terus mereka baru aja ML kemarin masa sekarang langsung hamil? Yang bener aja becandanya!

"Udah gak usah ngayal, buruan makan terus minum obat biar mendingan!" Naruto frustrasi, kayanya penyakit ngeselin Hinata udah kambuh karena cewek itu beneran udah ngeselin.

"Gak mau, mau ramen pedes atau gak makan!" Ancam Hinata sambil cemberut. Naruto cuma bisa mengusap wajahnya kasar. Sabar, kudu sabar pokoknya.

"By, nanti sakit perut loh.."

"Yaudah aku gak mau makan,"

"Ramen tapi gak pedes? Kalau mau itu kalau enggak yaudah aku gak peduli!" Naruto menatap Hinata sengit. Laki-laki pantang di bantah, itu prinsip hidup Naruto ya walaupun kadang suka goyah beberapa kali kalau Hinata pake jurus andalan.

"Dua mangkuk, deal?" Tawar Hinata sambil ngulurin tangannya. Kalau laki-laki gak boleh di bantah maka perempuan gak boleh di tolak! Itu juga prinsip hidup Hinata.

"Satu setengah mangkuk, deal!" Naruto mau jabat tangan Hinata tapi langsung di jauhin Hinata.

"Dua mangkuk atau gak jatah satu minggu?"

Naruto mendelik, sialan. Hinata itu benar-benar licik kalau urusan membuat Naruto mengalah. Selalu ada trik-trik licik yang berhasil melumpuhkan Naruto.

"Ck, yaudah deal!"

Hinata tersenyum lebar terus meluk Naruto erat, Naruto langsung gendong Hinata buat balik ke dapur. Ngeselin sumpah macan betina satu ini, untung Naruto sayang kalau enggak pasti udah di tendang Hinata sampai ke Neptunus.

"Btw yang, kemaren itu kamu beneran keluarin di dalem loh.." bisik Hinata yang sukses membuat Naruto menegang.

Mampus.


Next___

Purple | Namikaze Naruto✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang