perayaan

518 67 0
                                    

Sudah sebulan semenjak kejadian itu Ali tak pernah lagi menghampirinya. Entah harus bersyukur atau malah justru...kehilangan. Prilly berjalan melihat lihat toko di mall depan kantornya lagi. Dia berhenti tepat di toko yang dulu Ali menggodanya. Baru sebulan tapi sudah sekehilangan ini. Padahal pertemuan merekapun bisa terhitung jari. Prilly kemudian memasuki toko itu. Memperhatikan deretan lingerie. Kemudian ia mendekati lingerie berwarna merah maroon. "Aku suka yang warna merah maroon" Prilly masih ingat kata-kata Ali itu. Kenapa jadi menyesal sendiri gini sih.

"Mbak yang waktu itu datang sama mas Ali kan ya?"SPG itu menyapanya.
"Bukan"Prilly menjawab singkat. Kemudian berlalu meninggalkan toko itu begitu saja. Ia kemudian berjalan lagi kearah luar. Ia berdiri memandang sekitar. Sudah jam 8 malam tapi ia juga belum pulang. Padahal ia tak suka berada diluar rumah. Sehabis kerja maunya langsung pulang. Tapi hari ini dia berjalan-jalan tidak jelas tanpa tujuan.

"Prilly.."suara sapaan menyadarkan Prilly dari lamunanya. "Mas Farhan?"
"Kamu ngapain berdiri ngelamu disini?"
"Cuma menikmati angin malam aja"
"Lagi galau ya?"
"Enggak." Farhan tak bertanya lebih lanjut. Sejak pertama kali bertemu Prilly farhan merasa tertarik. Prilly yang diam, dingin dan irit bicara. Prilly jarang sekali membuka obrolan bersama lawan beetemunya. Dulu waktu bersama Prilly untuk membahas kelanjutan kontrak Prilly sangat tertutup. Tapi ia lugas menjelaskan tetek bengek masalah pekerjaan. Lalu dia melihat bagaimana Prilly berinteraksi dengan ayu, Prilly tersenyum. Senyumnya cantik. Ia bertanya-tanya kenapa Prilly bisa seperti itu. Apakah dia memang kurang suka bergaul dengan orang baru.

"Kamu mau kemana habis ini?"
"Gak tau. Mungkin pulang"
"Jangan pulang. Ikut saya aja. Kita nonton live music. Tempatnya gak jauh dari sini."
"Gak deh mas. Saya mau pulang aja"
"Yah jangan gitu dong pril. Ikut saya ya. Saya jamin kamu happy kalo udah disana."prill termenung lagi.
"Udah gak usah kebanyakan mikir yuk ikut." Tanganya ditarik Farhan ke arah parkiran. 'ya udahlah ikut aja'

Saat sudah sampai ditempat itu Prilly merasa takjub. Tempatnya berada di pinggir danau. Penuh dengan lampu Tumbler yang menghiasi. Banyak juga muda mudi yang berkeliaran. Farhan mengajaknya untuk duduk dan memesan makan. Saat itu ada seorang penyanyi muda yang menyanyikan sebuah lagu. Pupus. Prilly tampak Dejavu. Lelaki itu memakai baju kotak kotak dan jeans belel. Gaya rambutnya di jambul. Mirip sekali.

Prilly memandangi penyanyi itu tanpa sadar ia seperti Ali yang menyanyikan lagu. Ia jadi teringat dulu sering menemani Ali menyanyi di cafe. Ia bahkan rela tidur lebih malam dan esoknya ngantuk demi menunggui Ali selesai perform.

Kemudian Prilly tanpa sadar tersenyum sendiri. Ada banyak hal yang tak akan pernah ia lupakan tentang Aliando. Pacar pertama.

================================

"Kalau konstruksinya sudah jadi hampir 80% pak. Sekarang tinggal beberapa komponen saja yang masih belum ada. InsyaAllah dalam seminggu ini beres" Ali mendengarkan disamping kakeknya. Ia saat ini memang masih dalam tahapan belajar. Karena itu untuk meninjau proyek ia masih didampingi. Ia mencoba memperhatikan apa saja yang harus diperiksa dan ditanyakan. Selama sebulan ini memang ia sibuk sekali. Kakeknya memberi tugas untuk memastikan pembangunan pabrik di daerah Kalimantan. Iapun sudah tak menemui Prilly selama sebulanan ini.

Sebenernya ia tak memutuskan komunikasi sama sekali. Ia masih menchat Prilly di wa. Tapi tak pernah terkirim selalu centang satu. Sepertinya ia sudah diblokir. Mengetahui ia diblokir bukanya berhenti menghubungi ia jadi menggunakan no wa Prilly sebagai tempat curhatan. Ia menceritakan segala keluh kesahnya. Bagaimana ia diberi tugas yang banyak oleh kakek. Ali dulu mengeluh karena profesi artis selalu membuatnya pulang pagi. Sekarang ia merasa itu masih jauh lebih baik. Tanggung jawabnya sekarang menyangkut banyak orang. Dan mentalnya memang masih belum siap. Karena itu kakeknya masih mendampingi di setiap kesempatan.
==============================

Sudah jam 9 malam, tapi ia baru pulang ke hotel. Memang banyak sekali yang dibahas bersama kakek tadi. Selain meninjau proyek Ali juga dipertemukan dengan orang-orang penting kepercayaan kakeknya. Bwberap ada yang memuji dan Bru mengetahui bahwa ia yang juga artis adalah cucu dari Pemiliki perusahaan ini.

Ali kemudian membuka hpnya sengaja mengecek ignya sekedar untuk menghibur diri. Tanpa sadar ia membuka Ig stories dri Farhan. Mantan manajernya. Beberapa hanya video tentang keseharian farhan api kemudian ia melihat farhan memuat Prilly dalam videonya. Dengan caption. "Nemanin mbak mbak galau"
Tidak hanya satu. Farhan bahkan mennggugah foto selfienya bersama Prilly. Ali kemudian mengecek Ig Prilly. Tapi tak ada story' apapun.

Ali kembali menonton video itu berulang kali. Memastikan siapa tau bukan prilly. Ali kemudian melemparkan hpnya kesal. 'giliran Ama gue aja gak mau. Diajakin yang lain malah mau' Ali bersedekap. 'mana wa gue di blokir pula'. Ali iri pada Farhan. Enak banget bisa bagiin kebersamaan sama Prilly. Ali urung-uringan tidak jelas. Ia berguling guling dikasur tidak jelas. Uhhh galau.

================================

"Mbak prill cari baju yuk. 2 hari lagi kan pesta penyambutannya mas Ali jadi CEO baru kita" Prilly baru ingat 2 hari lagi memang ada acara perayaan penyambutan Ali. Seluruh kantor ini sudah ramai dari bwberapa hari lalu. Memang tidak semua karyawan diundang. Kebetulan Prilly dan ayu masuk dalam list undangan karena mereka pernah kerjasama bareng Ali dulu. Mas Farhan yang nyamperin undangannya kemarin.

"Mbak prill kan harus cantik di depan pacar"
"Apaan sih yu saya sama pak Ali gak ada hubungan apa-apa"
"Duh Mbah gak usah boong deh"
"Beneran ayunissa Rahmawatiiiii"
Ayu kemudian terdiam. Mbak prilky gak Megang kuping sih.
"Kalian udah putus? Gila express banget ya. Cepet jadian cepet putus."
"Apaan sih Yu. Saya gak ada hubungan. Saya juga gak putus. Emang kita gak pacaran"
"Mbak di php-in mas Ali ya?... Yaudah deh mbak sabar aja"
"Ayuuuuuuu!!!!" Ayu langsung keluar dari ruangan Prilly. Takut diomeli lagi. 'kasian banget ih mbak Prilly. Udah sampe dicupangin tapi gak dipacarin. Emang laki dasar buaya buntung'

================================

Prilly sudah berada dalam mobilnya bersama ayu. "Makasih ya mbak Prill udah mau nebengun ayu. Lumayan kan hemat ongkos". Prilly memakai baju berwarna krem putih sepaha. Gaunnya gk mahal sih. Ini gaun lama yang dulu ia pake juga. Ia tak jadi mencari gaun bersama ayu. Uangnya udah menipis. Sebagian sudah ia kirim ke kampung. Jadinya membeli gaun Mahan dan berhedon tak ada lagi dalam kamusnya setidaknya sampai akhir bulan ini.
"Iya sama-sama. Itu kamu beli dimana gaunnya" Prilly memcoba mencairkan suasana. "Beli di tanah Abang mbak. Mayan mbak disana murah-murah. Harganya aja gak nyampe 300 rb lho mbak. Murah kanm bagus pula"
"Wah kamu belinya di tanah Abang? Tau gitu saya ikut kamu. Saya pikir kamu ngajakin beli di mall depan"
"Wah kalau beli baju di mall depan sih gaji saya sebulan bisa ludes hhahah"

================================
"Mbak..mbak prill" ayu menyenggol tangan Prilly. Sedari datang tadi Prilly hanya melamun. Di depan sana Ali sedang menggandeng Aurora. Tampak serasi sekali. Gaunnya Aurora bahkan sangat mewah dan elegan. 'pasti mahal'. Prilly kemudian memandangi gaunnya sendiri. Tangannya kemudian di tarik ayu ke salah satu meja.

Prilly kemudian mengambil minuman. Ayu jadi sedih sendiri melihat Prilly. Mau bilang sabar tapi gak enak. Prilly kemudian berdiri di antara meja minuman. Tapi kemudian bukanya mengambil minuman ia malah menunduk.

"Street"kunciran di rambut Prilly dilepaskan begitu saja. "Kamu cantikan digerai." Farhan. Prilly jadi sebal. "Balikin"Prilly mencoba mengambil kunciran ya dari Farhan. Tapi bukanya mengembalikan Farhan justru menaikkan tanganya keatas. Udah pasti Prilly gak nyampe.
"Ihh Farhan" tangan Prilly mencoba menggapai. Tapi belum sempat Prilly mengambil sebuah tangan mengambilkan kunciran rambutnya itu.
"Ali?!!!"

17 Maret 2021

Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang