Chapter 01

1.3K 98 15
                                    

CERITA INI EXCLUSIVE DI NOVEL LIFE.

Untuk keseluruhan ceritanya, bisa lanjut baca di Aplikasi Novel Life.

Daily update on NOVEL LIFE 🙂

***

Kediaman Pradipta.

Tok...tok...tok...

"Masuk."

Seorang wanita paruh baya tersenyum ke arah Restu saat tengah bersiap ke kantor. "Hai Ma," sapa Restu dari balik pantulan standing mirror yang berada di pojokan kamar.

"Mama pikir kamu masih tidur. Tadinya mama mau bangunin kamu, eh ngga tahunya kamu sudah rapi kayak gini." Miranda Pradipta sang mama membantu memakaikan dasi untuk putra tercintanya.

"Aku ada rapat penting pagi ini Ma, makanya bangun lebih pagi."

Restu kembali mematut dirinya di depan cermin. Tidak ada yang boleh salah dengan penampilannya hari ini. Kudu perfect dalam segala hal termasuk penampilan.

"Harusnya istri kamu yang benerin penampilan kamu tiap pagi," ucap Miranda membuat mood Restu anjlok.

"Kenapa harus bahas istri sih Ma pagi-pagi. Bikin badmood saja."

"Loh memangnya Mama salah. Kamu sudah cukup lama sendiri sejak putus dari Farah. Memangnya kamu ngga kepingin nikah? Berumah tangga, punya anak yang lucu-lucu. Ngga kepengen?!"

Restu membalikkan tubuhnya berhadapan dengan sang mama. "Aku akan menikah jika memang waktunya dan dengan jodoh yang tepat pilihan Tuhan. Untuk saat ini aku ingin fokus mengurus perusahaan kita, oke."

"Tapi sayang kapan itu terjadi? Mama sampai bosen dan malu gagal mengenalkan beberapa anak kenalan mama ke kamu."

"Itu karena mereka semua hanya mengincar harta ku saja Ma. Mereka tidak benar benar serius ingin menjalin hubungan dengan ku. Sekali lihat saja aku sudah tahu kalau mereka mau mendekati ku karena apa yang ku punya." Restu memilih keluar dari kamarnya.

"Ya Tuhan! Anak itu ya malah ngambek."

Miranda pun mengikuti putranya untuk turun ke ruang makan. Mungkin memang belum saatnya Restu membuka hati untuk wanita lain, tapi entah mengapa instingnya mengatakan bahwa putranya sebentar lagi akan menikah. Tapi jika melihat perangai putranya tiap kali dirinya membicarakan tentang wanita terutama calon istri, Restu pasti marah.

***

Di sebuah rumah kontrakan.

"Mama berangkat ke toko dulu ya, sayang. Ari main di rumah sama Eyang ya," ucap Andara pamit kepada Januari anak semata wayangnya yang sedang di asuh oleh tetangganya. Ia mencium putranya sebelum pergi.

"Wuih! Gercep banget jam segini sudah mau berangkat kerja. Tumben neng," ucap Sita tetangga samping kontrakannya. "Eh ada Mba Sita. Pagi Mba," sapa Andara ramah.

"Pagi. Mau kemana ini? Sudah rapi banget."

"Mau ke toko Mba."

"Tumben pagi banget buka tokonya? Bukannya buka jam 10 an ya."

"Hari ini aku dapat orderan kue banyak banget dan harus di antar sebelum makan siang. Makanya aku buka pagi banget buat mempersiapkan pesanan. Tinggal dua macam lagi sih kue yang harus di bikin. Ya lumayanlah untuk beli susu dan popoknya Ari."

KEKASIH BAYARAN SANG PRESDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang