BAB 2 : HUTAN

4 1 0
                                    

"Dasar! Rahasia apanya kalau yang dia tunjukin itu aneh. Dasar freak!" Nafas Aithne memburu, mencoba untuk menstabilkannya bukanlah hal mudah.

"Gimana bisa cewe berubah jadi cowo? Ohh, atau ini yang dibilang ganteng ganteng cantik? Cih!" Sedari tadi Aithne terus memaki sepanjang perjalanan.

"Sialan!" Ini sudah kesekian kalinya Aithne mengucapkan kata itu setelah keluar dari kafe tadi. "Arrgghh! Sialan!"

Aithne belum sadar jika dia sudah sepenuhnya masuk kedalam kegelapan hutan. Semakin dalam semakin suram.

Menurut kata rumor tetangga, hutan ini bukan sembarang hutan. Hutan para leluhur yang amat sakral, jadi dilarang keras keluar masuk tanpa alasan yang penting. Padahal itu hanya fiktif belaka, nyatanya hutan ini adalah gerbang pertukaran dimensi. Tentu saja hanya orang tertentu yang mengetaui hal ini. Ini adalah rahasia.

Setelah nafas Aithne stabil, barulah dia sadar jika dirinya berada disebuah hutan. Anehnya, Aithne merasa jika aura sang langit berbeda dengan sky. Apakah sky meninggalkannya?

"Gue .. nyasar dihutan?" Aithne bertanya pada sky. Kali ini aura sang langit tidak mungkin sky. Merah pekat. "Arghh Sialan! Tadi ketemu mahluk aneh trus nyasar ke hutan, sekarang sky ngilang lagi."

Berdiam diri ditempat bukanlah hal yang bijak untuk dilakukan saat ini. Aithne berjalan menelusuri hutan, mencoba mencari jalan untuk keluar. Tapi yang dia dapati hanya berputar dan berputar. Ini sungguh melelahkan.

"Ish. Gue mau pulanglah jangan dibikin keliling hutan mulu." Seru Aithne pada sang hutan.

Setelah dicermati dan diperhatikan baik baik. Kebanyakan pohon disini seperti kekurangan air. Bahkan hanya ada sedikit semak disekitar pohon. "Ini ga wajar. Kalau sampe gue tau ada yang nebang liar disini, ga kan gue kasih ampun itu orang." Geram Aithne.

Aithne adalah orang yang suka bergumam sendiri, menurutnya itu sama saja berbicara pada alam dan pada dirinya sendiri. Hanya saja orang disekitar mengganggapnya gila. Bahkan tak sedikit dari mereka mengira bahwa Aithne indigo. Tidak, Aithne hanya gadis biasa dan masih waras.

Saat ini Aithne sangat kesal. Menenangkan diri dibawah pohon bukanlah ide yang buruk. Ingin rasanya Aithne bersandar tapi melihat betapa kusamnya warna coklat pohon itu, dia mengurungkan niatnya dan hanya duduk saja.

"Teman, kita sama sama kehausan .." Ucap Aithne sambil menepuk batang pohon tersebut. " .. Jadi, beritaukan dimana sungai berada. Kita ini temankan? Teman itu saling membantu." Kau tau pohon disini sangat berbeda dengan pohon yang ada komplek rumahnya.

Sebenarnya Aithne sangat haus dan lapar. Selama berjalan dia tidak menemukan apapun, hanya tumbuhan kering. Bahkan sepertinya tidak ada sungai disini. Sudah seperti musim semi yang suram. Bahkan insting Aithne tidak bisa digunakan disini.

"Apa tidak ada air disini?" Jeritan suara Aithne menggema keseluruh hutan.

"Hey kau yang disana! Jangan berisik!" Entah sejak kapan makhluk itu berada di atas pohon. Raut wajah yang mengerikan, huh mendengar suaranya saja sudah membuat Aithne takut.

"Siapa kau?" Ucap Aithne, tubuhnya kaku seperti batu. Kau tau sleep paralysis? Sepertinya Aithne merasakannya tapi tidak dalam keadaan bangun tidur.

"Kau melupakanku? Ah ternyata kau ini sangat pelupa. Kalau begitu akan kuingatkan kembali." Makhluk itu turun dari pohon, mendekati Aithne yang terpaku dibawah sana.

"Mm,mau apa kau?! Jangan mendekat!" Sungguh, tubuh Aithne tidak bisa digerakkan sedikit pun. Bahkan menelan ludah seperti menangkat beban beribu ribu ton.

A with The Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang