BAB 3 : DIA

4 1 0
                                    

"Ku bilang diam dan siaga. Mundur bukan langkah yang tepat." Sungguh, bisikan itu selalu saja membuat Aithne merinding.

Dengan posisi sekarang, Aithne merasa lebih siaga lagi. Kenapa? Karena dia tidak lagi memapah makhluk itu, dan sekarang makhluk itu menggenggam erat tangan Aithne.

"Ini tidak perlu." Ucap Aithne berusaha melepaskan genggamannya.

"Diamlah. Jalanmu saja tak bertenaga bagaimana dengan larimu? Seperti siput."

"Heh kau ja- mm"

"Stttts! Kau berisik."  Tangan satunya menggenggam yang satunya lagi membekap mulut Aithne. Untung saja Aithne masih bisa bernafas.

"Jika merasa terancam, kau harus lari. Aku tidak terima penolakan. Jika kau membantah, kau akan kubunuh." Okey, kali ini Aithne diam saja. Dia masih sayang nyawanya.

Kehadiran lo sendiri yang justru jadi ancaman, suka ga sadar diri ini orang. Batin Aithne. Eh? emang dia orang? iya orang, orang aneh.

Kau tau? Entah ini perasaan atau memang kenyataan. Sepertinya suara tadi hanyalah gesekan daun dan ranting yang kering. Tapi spekulasi itu terpatahkan dengan kemunculan monster.

"Sudah kuduga. Kau mengikutiku dan ingin menerkamku bukan? Cih jangan harap." Setelah mengucapkan itu, dia maju dan melawan monster itu. Sepertinya akan menjadi tontonan yang bagus.

"Aithne! Pergilah!" Ucapnya dengan lantang. Aithne hanya acuh dan berjalan pelan meninggalkan mereka.

"Sudah lama kita tidak bertemu." Si makhluk berusaha duduk diatas punggung monster, sepertinya monster terlalu jinak dan mudah dikalahkan.

"Akan kutebas pala kau! Kyaaa, aakhhh!" Bukannya mendapatkan kemenangan malah mendapatkan kemalangan. Tubuh mahkluk itu terlempar hingga mengenai pohon besar.

"Sssh, ternyata aku terlalu meremehkanmu. Terima pembalasanku!" Makhluk itu berdiri dan berusaha menebas kepala monster. Tapi hal yang sama terulang lagi. Dia terhempas dan membentur pohon lagi. Kali ini lemparannya lebih keras daripada sebelumnya.

"HAHAHAHAHAHA." Bukannya memikirkan cara untuk menyelamatkan diri dia malah tertawa kencang. Dasar gila.

"Trik murahanmu takkan bisa membunuhku." Setelah mengucapkan itu, dia mendapatkan cambukan keras dari ekor sang monster.

"Payah! Kau sangat payah! Aku tidak akan mati hanya karena ini! Bodoh!" Heh! Berani beraninya dia mengumpat dalam keadaan buruk. Bahkan sepertinya luka dan darah yang mengalir bukanlah apa apa baginya.

"Cih! Bedebah! Bunuh saja aku jika kau bisa!" Meludah sembarangan itu hukumnya tidak baik. Bahkan harus tau kondisi dan tata krama saat meludah. Dia saja meludah didepan monster yang jelas jelas akan membunuhnya. Dasar gila.

TUNGG! JLEB!
Pukulan keras terdengar sangat nyaring di suasana mencekam ini. Aithne datang dengan sebuah kayu runcing yang ditancapkannya di kaki monster.

"Sebenarnya aku tidak ingin menyakitimu tapi kau sudah membuatku marah dengan caramu menyakiti temanku." Teman?

"Rasakan ini!" Entah dapat bisikan darimana, Aithne menusuk ekor monster dan segera mencabut senjatanya dari ekor lalu mengobatinya dengan ramuan.

"Jangan lakukan hal bodoh karena lapar." Ucap Aithne sambil mengelus kepala monster dan menyanyikannya sebuah lagu. Sungguh ajaib, monster itu menjadi jinak ditangan Aithne. Yah, sepertinya memang gila. Gila kebaikan.

Setelah dirasa tenang, Aithne mengeluarkan beberapa buah apel dari belakang punggungnya. Memberi makan sang monster.

"Heh! Apa yang kau lakukan hah!" Teriak si makhluk tak terima.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A with The Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang