Hari Senin tentu saja selalu menjadi hari yang paling dihindari oleh kebanyakan murid. Harus mengikuti upacara di pagi hari dengan atribut lengkap, belum lagi kalau ternyata tugas yang dikumpulkan dihari senin cukup banyak dan menumpuk. Bisa-bisanya tugas dihari Senin kadang menumpuk sampai tiga mata pelajaran, belum lagi kalau ternyata di Hari Senin juga ada ulangan harian, menyesakkan bukan.
Diantara hiruk pikuk keramaian lapangan yang akan digunakan untuk upacara bendera pagi ini, Syifa Agacia Putri si penyuka kaus kaki warna warni ini masih kebingungan dari tadi karena mencari barang untuk diganti sebelum lima menit lagi upacara dimulai. Kaus kaki. Ia menggeledah tasnya sendiri untuk mencari keberadaan kaus kaki putih yang hanya ia bawa di setiap hari Senin.
Syifa merupakan salah satu murid SMA Bintang, ia masih murid baru alias saat ini ia masih duduk di bangku kelas X. Ia bukan tipe murid yang memiliki banyak teman dan dikenal banyak orang di sekolah. Syifa juga hanya memiliki satu sahabat yang memang sudah menemaninya sejak Sekolah Dasar, selain itu hanya berteman biasa layaknya teman sekelas yang hanya saling bertanya mengenai hal-hal membosankan di kelas. Bisa dibilang, kehidupan SMA Syifa sejauh ini masih lempeng-lempeng saja. Tidak ada hal yang begitu menarik untuk diceritakan kepada orang lain, tidak ada kasus yang membuatnya harus dihukum, tidak ada skandal yang membuatnya diseret ke ruang guru BK, atau bahkan di labrak kakak kelas cantik karena memikat hati laki-laki idaman para wanita di sekolah seperti yang biasa diceritakan di kebanyakan novel remaja.
"Ih gue taruh dimana ya kaus kaki gue, mampus nih kalo sampe gue lupa bawa," ia masih menggerutu kesal sambil merogoh-rogoh semua kantong yang ada di tasnya. Mengucapkan sumpah serapah untuk dirinya sendiri yang begitu teledor. Di sekolahnya, memang diperbolehkan memakai kaus kaki selain warna putih atau bahkan bercorak macan, namun di Hari Senin seperti ini seluruh murid harus menggunakan kaus kaki putih lengkap dengan sepatu hitam. Syifa selalu begitu, memilih untuk tetap memakai kaus kaki warna waninya dari rumah dan memasukkan kaus kaki putihnya ditas. Tapi sepertinya hari ini dia sedikit sial karena dia tidak bisa melihat kaus kakinya tergeletak ditasnya. Pasti tertinggal.
"Ah yaudah lah biarin aja daripada gue telat ara, makin-makin dihukum gue nanti," Syifa langsung bergegas menuju lapangan upacara.
Braakkkkkk! Baru selesai menuruni anak tangga terakhir dengan terburu-buru, Syifa malah dengan tidak sengaja menabrak seseorang yang terlihat lumayan lebih tinggi darinya dan sepertinya akan berbelok ke tangga yang baru saja ia gunakan untuk turun.
"Aduh maaf ya kak aku ngga sengaja banget soalnya buru-buru jadi aku ngga liat jalan dengan baik terus jadinya ke-"
"Nggak papa kok santai aja," laki-laki yang bertabrakan dengan Syifa langsung memotong omongan syifa yang tanpa ada titik koma nya karena panik dengan santai. Setelah itu dia langsung pergi menaiki anak tangga menuju lantai dua.
Siapa ya? Gue kayaknya ngga pernah liat murid disini ada yang mukanya kayak gitu deh.
Syifa terdiam dan membatin sebentar soal orang yang ia tabrak barusan, karena ia merasa sangat asing dengan wajah orang tersebut di lingkungan sekolahnya, yang mana menurutnya dia cukup tahu dan hafal wajah para murid di sekolah.
"Ah gatau deh urusan banget ngga peduli gue, gue udah mau telat anjir!" Syifa langsung kembali berlari menuju lapangan dan menemui sahabat karibnya untuk berbaris di sampingnya sambil sesekali menelan ludah dan ngos-ngosan.
"Eh eh Syif lo tau ngga sih, gue denger katanya hari ini kelas kita bakal kedatengan anak pindahan dari SMA Duta Bangsa II yang famous banget itu," Felisa si tukang gosip sahabat Syifa ini tiba-tiba langsung menyeletuk dengan semangat mengenai gosip anak baru yang katanya tampan dan berasal dari sekolah yang cukup bergengsi.
"Ngga tau deh Fel bodo amat gue capek banget," jawab Syifa acuh tak acuh karena masih harus mengatur nafasnya dan membayangkan dirinya berpanas-panasan di lapangan dan kemungkinan setelah itu dia akan dihukum karena memakai kaus kaki warna warni.
A/N: Haloooo guyss menurut kalian gimanaa bab satu yang aku buat ini? Kurang apa? Siapapun yang baca tulisanku ini terbuka banget kok aku buat kritik dan saran kaliaann heheh aku juga masih belajar, masih iseng-iseng doang nulis ke-haluan ku ini
jangan lupa komen, share terus kalian kasih tau ke temen temen kalian deh soal ceritaa iniii, aku bakal berusaha sebaik mungkin biar cerita ini bikin kalian terpesona wkakaka
okay thankyouu buat yang udah mau baca, lovv <3
![](https://img.wattpad.com/cover/262547957-288-k958643.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Amintor-Ku
Teen FictionPertemanan orang tua Syifa dan Elang benar-benar mengejutkan. Bukan pertemanannya, tapi apa yang mereka putuskan dengan dasar sudah berteman lama. Kepindahan Elang menuju kota yang ditinggali Syifa merubah banyak hal dalam hidup Syifa maupun Elang...