Seperti pada minggu-minggu yang lainnya, setiap kali selesai melaksanakan upacara bendera di pagi hari para murid selalu menyandarkan tubuhnya yang seperti sudah tidak berdaya karena merasa gerah dan lelah di bangku mereka masing-masing.
Meminta selembar tissue dan mengelap banyaknya keringat di wajah, mengambil liptint untuk meronakan bibirnya yang sudah memucat karena harus berdiri beberapa menit dilapangan, memakai parfum dan kegiatan-kegiatan lain yang mereka rasa dapat memperbaiki keadaan mereka yang lesu.
"Yaampun untung aja tadi guru-guru pada mau rapat, jadi ngga sempet deh ada pengecekan atribut," Syifa berjalan menarik kursinya menuju meja Felisa sambil merengut kelelahan.
"Lo sih segala lupa bawa kaus kaki putih, makanya besok-besok tuh kalo senin langsung aja pake dari rumah biar ngga usah ribet ganti dulu sebelum upacara. Heran gue," jawab Felisa sambil memegang kaca hijau neon yang selalu ia bawa kemanapun dan kapanpun di dalam tasnya. Syifa hanya mendengus kesal dan meneguk air minum yang ia bawa dari rumah. "Eh eh Pak Heru udah dateng, sana lo balik ke tempat lo sana sanaaaa,"
"Iyeee iyee ah sabar napa."
"Selamat pagi anak-anak. Gimana tadi upacaranya enak kan tidak sampai satu jam seperti biasanya, seneng dong harusnya. Ayo semuanya semangat, kan ini masih Hari Senin masih awal minggu," ujar wali kelas itu dengan semangat penuh yang kemudian mengundang kericuhan kelas karena para murid yang malah semakin mengeluh dan mengatakan masih ingin istirahat.
"Sudah-sudah jangan berisik. Hari ini kalian kedatangan temen baru-" Pak Heru menggantung omongannya dan menoleh ke arah pintu sambil tersenyum.
Muncul seorang anak laki-laki mengenakan seragam yang sedikit tidak sesuai aturan sekolah yang seharusnya dimasukkan ke dalam celana, menenteng tas berwarna hitam di bahu kanannya, rambut yang terlihat lumayan mencolok karena style-nya yang cukup menarik, dan dia berdiri disamping Pak Heru dengan wajah yang hanya menunjukkan senyum tipis. Terlihat cukup tampan.
Hah, kayaknya dia yang gue tabrak tadi pagi deh. Yaampun gue pikir kakak kelas, ternyata anak baru, malu gue. Batin Syifa sambil memperhatikan laki-laki yang berdiri di samping Pak Heru
"Syifaaa liat deh yaampun dia ganteng banget, gue yakin pasti dia anak pindahan dari SMA Duta Bangsa II yang digosipin orang-orang dari kemarin," Felisa terlihat begitu bersemangat melihat kehadiran murid baru yang tampan itu, Syifa hanya melihat Felisa sebentar lalu memalingkan wajahnya dan kembali menghadap kedepan tidak peduli.
"Hai semuanya, kenalin nama gue Elang Amintor Gharafy, kalian bisa panggil gue Elang. Gue pindahan dari SMA Duta Bangsa II, makasih," ujar si anak baru itu dengan begitu singkat dan terkesan dingin karena ia benar-benar hanya tersenyum tipis. Bahkan lebih mirip seperti tidak tersenyum.
"Baiklah Elang silahkan duduk di samping Felisa, disana ada kursi kosong," Pak Heru menunjuk kursi kosong disamping kiri Felisa yang kemudian disambut dengan senyum cerah dan tatapan terpesona dari Felisa yang merasa sepertinya setelah ini akan semakin semangat sekolah.
"Yeee si bocah udah senyum-senyum aje lu," celetuk Syifa sambil terkekeh melihat tingkah sahabat satu-satunya itu. Felisa hanya menahan senyum mengingat murid baru yang tampan itu sudah duduk di bangku sampingnya, tidak mungkin dia bertingkah konyol.
***
Jam pelajaran pertama hingga keempat sudah selesai dan sekarang saatnya murid-murid beristirahat. Seperti biasanya, beberapa anak memilih untuk tetap di dalam kelas untuk belajar atau mengerjakan tugas, ada yang memilih untuk tetap di kelas juga tapi untuk tidur siang, ada juga yang memilih ke kantin untuk membeli berbagai makanan demi mengisi perut yang rewel meminta untuk diberi sesuatu.
![](https://img.wattpad.com/cover/262547957-288-k958643.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Amintor-Ku
Fiksi RemajaPertemanan orang tua Syifa dan Elang benar-benar mengejutkan. Bukan pertemanannya, tapi apa yang mereka putuskan dengan dasar sudah berteman lama. Kepindahan Elang menuju kota yang ditinggali Syifa merubah banyak hal dalam hidup Syifa maupun Elang...