Hay hay, ketemu lagi :D. Jangan lupa vote dan komen :3
Happy reading!
Chapter sebelumnya
Nami menatap bangunan yang kokoh di sebelah lautan, yang sepertinya itu adalah tempat tujuan nami
Lanjhut
Aku, luffy, sanji dan yosaku sedang berlayar untuk menemui nami
"Yahooo cuacanya Bagus sekali! "Ucap luffy bersemangat sambil mondar mandir
"Bisakah kau diam sebentar"ucap sanji malas
"Warui warui, shishishi "Ucap luffy
"Nah yosaku kita hampir sampai dipulau tempat nami kan? "Ucap luffy
"Kalian terlalu naif! Kita semakin dekat dengan arlong park! "Ucap yosaku menunjuk luffy
"Hoamm,bukankah ini waktu makan siang? "
Ucap luffy"Ya"ucap sanji
"Masaka, kau belum pernah mendengar tentang arlong?!"ucap yosaku kesal
"Arlong? Siapa dia"ucap sanji diangguki luffy
"Arlong adalah manusia ikan yg pernah ke grand line"ucapku Yang baru bangun Dr tidur
"Sasuga riri no one chan lebih bisa diandalkan"ucap yosaku
"Dia manusia ikan kan? Apakah dia seperti ini? "Ucap luffy menunjukkan gambarnya yang diketawai aku dan sanji
"Bwahahahaha"ketawaku dgn sanji"Bisakah kalian serius denganku?! "Kesal yosaku
"Dengarkan, sejak arlong datang ke east blue dia sudah menguasai lebih dari 20 desa"ucapku sambil meminum jus dari dimensiku
"Jadi, kenapa nami-chan mengincar orang seperti itu sendirian? "Ucap sanji
"seperti yang kubilang, dia mengincar kepala arlong "ucap yosaku
'Gak woe bukan ngincer kepalanya' pikirku
"Apa kalian mengerti Yang kujlskan?"Ucap yosaku
"Ya, mereka orang orang yg kuat kan?. Kami akan tahu saat disana jadi tak perlu khawatir" Ucap luffy
"Baiklah, mari bersiap makan siang" ucap sanji
Lalu kami memakan masakan sanji sambil berlayar
"Sanji-kun ini sangat enak! "Ucapku
"Aku akan terus memasakkan untukmu riri-chwann"ucap sanji bermata lope lope
"Akan lebih bagus jika kita makan bersama sama"ucap yosaku mengambil daging
"Hoi, itu daging milikku! "Ucap luffy
"Kau sudah memakan satu, jadi ini untukku! "Ucap yosaku, dan berakhir mereka kejar kejaran di kapal
KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai One Piece!
FantasyKahuna Riri. ya, seorang otaku yang menganggap para karakter fiksi seperti separuh nafasnya. dan itulah aku, cerita tentangku dan tentang mereka.