Chapter 4 - Para Penghuni Sekolah

49 15 1
                                    

Kalau kalian pikir, apa yang dilihat Seungmin tadi itu adalah hasil halusinasi, maka kalian salah. Karena nyatanya, sosok arwah yang menghuni sekolah ini, memang nyata adanya.

Bukan hanya satu, melainkan lebih dari sepuluh. Kebanyakan dari mereka adalah arwah penasaran yang dulunya merupakan siswa siswi yang terbunuh secara sadis di sekolah itu.

Banyak di antara mereka sudah di pergi ke alamnya masing masing, alam baka misalnya. Tapi masih ada beberapa dari mereka yang menetap di sini, karena ingin balas budi ke seseorang yang berharga bagi mereka.

Seorang remaja dengan wajah pucat terlihat berjalan ke arah gudang lantai 4, tempat tadi ia menemukan Seungmin

Sebenarnya, sekolah udah bubar dari tadi, tapi entahlah... Orang itu belum mau pulang dari sana.

"Hoi! Felix, keluarlah! Gue mau nanya," seru Chan dengan lantang.

Wushhh...

"Ada apa, sih, Chan?! Gue lagi bobo cantik, malah digangguin," sahut seorang arwah yang tiba tiba nongol di hadapan Chan.

"HUWAAAAAAA!!! ADA JURIG!!" teriak Chan saat seorang jurig dengan wajah berdarah darah nongol di hadapannya.

Si jurig langsung tersentak kaget, dan kemudian menepuk jidatnya sendiri. "Sorry, sorry, Chan. Gue lupa ngubah diri gue."

Cling...

Jurig yang tadinya dipenuhi darah dari rambut sampai sepatu, kini berubah menjadi sosok mirip manusia dengan wajah manis. Tidak ada tampang menyeramkan di wajahnya.

"Oh.. Lo udah berubah, toh," ucap Chan sambil menyingkirkan,kedua tangannya dari matanya.

Chan lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Canggung juga ya, ngobrol bareng demit secara empat mata kayak gini.

Fyi, ini pertama kalinya Chan ngobrol langsung secara empat mata sama demit, biasanya dia ngobrol bareng demit ditemenin sama Changbin.

"Lix, lo tahu gak, arwah yang ngisengin Seungmin?" tanya Chan, membuat Felix mengernyitkan keningnya samar.

"Hah? Siapa?" tanyanya bingung.

"Ck. Seungmin, Lix."

"Oh... Anak baru, ya?"

"Iya. Dia anak baru. Baru sekolah di sini sehari."

Felix tampak berpikir sejenak. Dia masih bingung. Perasaan dari tadi pagi, di markas para arwah a.k.a gudang lantai 4, gak ada arwah yang dateng ke sini, kecuali dia.

"Nggak tahu, Chan. Dari tadi pagi, cuma gue doang yang stand by di sini," jawab Felix dengan wajah bingung. "Seungmin salah lihat, kali."

Chan menggeleng. "Nggak. Bukan Seungmin doang yang lihat tuh jurig, gue juga lihat. Ada dua kalau gak salah," bantah Chan, membuat Felix mengedikkan kedua bahunya.

"Kalau itu, gue juga gak tahu, Chan. Gue dari tadi pagi tidur mulu," ucap Felix, gak gitu peduli sama masalahnya Seungmin dan Chan.

Chan menyipitkan kedua matanya, membuat Felix menatapnya bingung. "Ada apa sih, Chan?" tanyanya semakin bingung.

"Bukan lo, kan yang gangguin Seungmin?" tanya Chan, membuat Felix menatapnya dengan wajah datar.

"Buat apa gue gangguin dia?" Felix malah berbalik tanya dengan nada sewot, membuat Chan ikutan menatapnya datar.

"Yowes, kalau lo ketemu sama si pelaku, bilangin sama mereka, jangan aneh aneh sama Seungmin!" peringat Chan, dan dibalas anggukan kepala oleh Felix.

"Yo, nanti kalau ketemu, gue bilangin," jawab Felix sambil tersenyum simpul.

Chan langsung turun dari lantai 4, menuju ke arah parkiran sekolah. Ini sudah jam 5 sore, dan keadaan sekolah udah bener bener sepi. Chan takut kalau dirinya malah terkunci di dalam sekolah, karena terlalu lama ngobrol sama Felix.

Btw, Felix itu dulu temen sekelasnya Chan. Gak tahu kenapa, tiba tiba dia ditemukan mati di dalam kamar mandi dengan luka sayatan di lehernya dan juga luka tusukan di dadanya. Dan setelah itu juga, arwah Felix bergentayangan di sekolah EsKa 1.

Setelah Chan sudah menghilang dari pandangannya, Felix langsung menyelinap masuk ke dalam perpustakaan tua di lantai 4.

"Woi! Tanggung jawab, lo lo berdua! Gue, kan yang jadi kena semprot sama Chan," omel Felix kepada dua jurig yang lagi duduk berduaan dengan sebuah buku digenggaman mereka.

Ya, sebenarnya, Felix juga tahu siapa jurig jurig ngeselin yang iseng mengusik ketenangan seorang Kim Seungmin. Felix juga jadi saksi atas kelakuan kurang kerjaan dari jurig tersebut. Tapi berhubung, dua jurig itu memohon kepada Felix untuk membantu mereka supaya Chan tidak tahu akan hal itu, maka Felix pun bersedia membantu mereka. Tentu saja dengan imbalan berupa sepotong risol mayones hasil curian dari kantin.

"Ya, ya, ya, ya..," sahut salah satu dari keduanya.

Felix mengusap wajahnya kasar. "Lagian sih, kalian ngapain ngusik tuh anak baru? Kurang kerjaan banget, mending tidur daripada ngerjain tuh orang."

Salah satu dari dua jurig itu tampak memutar bola matanya malas. "Heh, Lix, kita ini bukan ngusik, kita ini ngelakuin trik untuk membalas budi ke Chan."

Felix menaikkan sebelah alisnya. "Maksudnya balas budi itu apa?" tanya Felix bingung.

"Kita, kan bantuin Chan biar bisa berduaan sama tuh anak baru. Chan bisa berduaan sama anak itu di UKS," ucap jurig paling tua di sana, membela dirinya dan juga membela sang kekasih.

Ya, jangan salah, walaupun mereka udah jadi jurig dan udah gak hidup lagi, banyak di antara para jurig yang berpacaran.

Felix menghela napas kasar. "Gak gitu juga caranya....," gumam Felix, udah capek sama kelakuan dua jurig di hadapannya yang terlalu kurang kerjaan.



(A/N):
Ada yang bisa nebak siapa jurig jurig yang ngerjain Seungmin?

Ghost [Chanmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang