murid baru

343 233 37
                                    

Sesekali Shaka membenarkan ransel miliknya yang sedikit melorot dari bahunya. Menatap gerbang tinggi didepanya, SMA Dirgantara. Sekolah yang mungkin akan ia tinggali dalam waktu lama.

Gerbang terbuka secara perlahan, memperlihatkan taman yang lumayan luas dengan jalan setapak, dikelilingi pohon berukuran tinggi sebelum akhirnya memperlihatkan gedung berlantai 5 dengan cat warna putih melekat di temboknya.

"Shakeel?" tanya seseorang, dari arah belakang. Membuat Shaka menoleh kesumber suara. Memperlihatkan seorang lelaki dengan seragam berwarna biru putih melekat di tubuhnya.

"Iya," jawab Shaka dengan mencoba tersenyum. Pipinya terasa kaku, mungkin setelah ini ia akan berlatih tersenyum.

"Oh baru pulang ya?" tanya nya lagi.

Shaka mengangguk dengan menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. Matanya menatap kearah name tag didada lelaki yang kini berjalan didepan nya.
"Danun A."

Shaka pikir lelaki itu akan mengantarkan nya menuju kamar asrama, tetapi ternyata tidak. Ia di bawa lebih dahulu menuju kantor pusat, beberapa pasang mata menatap kearah nya heran. Namun Shaka menghiraukan nya walau sesekali ia tersenyum saat ada yang menyapa nya.

Shaka menatap wanita paruh baya didepan nya ini, menatap kearahnya dengan tatapan menilai
"Bisa ibu liht isi tas kamu?" tanyanya.

Tanpa ragu Shaka memberikan ransel miliknya.
"Danun, tolong kamu periksa dia," perintahnya.

Shaka menatap kearah Danun yang mulai meraba bagian tubuhnya, smirk muncul di wajah Shaka. Ia tidak sebodoh itu melewatkan pemeriksaan ini.

Menatap ruangan yang ia tempati ini, ruangan berukuran lumayan luas dengan cat putih yang dan ornamen kayu di beberapa sisi dinding nya.

"Aman bu," ucap Danun.

Wanita itu mengeluarkan ponsel Shaka, ponsel berwarna hitam yang Shaka beli kemarin. Tidak sia-sia ia membeli ponsel baru.
"Seperti biasa ponsel akan saya tahan dan akan saya kembalikan di hari tertentu," ucap wanita itu. Shaka mengangguk patuh.

"Kalau begitu Saya pamit bu," ucap Shaka tak lupa mengecup punggung tangan wanita itu, sebelum akhirnya berjalan pergi.

Sesaat setelah ia menutup pintu tadi, seketika Shaka menepuk dahinya pelan. Ia tidak tau berada di lantai berapa kamar Shakeel berada.

"Gue akan cari sendiri," gumam nya, dengan melangkahkan kakinya pergi.

Kesialan terjadi lagi kepadanya di hari pertama. Sedari tadi ia sudah berjapan kesana kemari mencoba mencari keberadaan asrama yang akan ia tinggali namun belum juga menemukan nya. Memilih duduk didekat lapangan outdoor, menatap gedung berlantai lima didepan nya.

Untung saja ia hanya memakai celana hitam yang di padu dengan sweater biru muda, hasil dari mengambil pakaian Shakeel yang masih ada dirumah.

"Tau gitu gue nanya denah asramanya dimana," gumam Shaka dengan sesekali memaki kebodohan nya.

Menunggu bel berbunyi adalah jalan ninja nya. Sesekali Shaka menatap kearah jam di tanganya yang menunjukkan pukul 10.45 tandanya bel iatirahat pasti akan berbunyi sebentar lagi.

Kringg...kringgg

Dan benar saja bel istirahat berbunyi, membuat para siswa berhamburan keluar kelas. Beberapa dari mereka ada yang tengah menatap kerah Shaka aneh. Namun Shaka menghiraukan nya, dan lebih memilih bermain dengan semut yang tidak sengaja ia temui.

blacklist - HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang