Part 4✅

2.3K 158 51
                                    

Kanglim sudah mencari di berbagai sudut namun sayang sekali tidak menemukan keberadaan Hari bahkan sedikit petunjuk pun tidak dapat, ia sudah mencari ke semua tempar yang Hari sering kunjungi dari mulai taman, tempat bermain, mall, Cafe, toko burger dan bahkan di kampus pun ia tidak melihatnya.

Namun ketika ia akan bergerak kembali mencari Hari, ia mendapatkan sebuah telepon yang di id line nya hanya terdapat nomor saja dna ia juga tidak mengenal siapa ini. Jadi ia berpikir bahwa mungkin aalah satu teman kampusnya yang melihat Hari.

Setelah mendapatkan telepon yang diketahui ialah penculik yang dengan beraninya menculik Hari dan memberitahukan tempat dimana ia membawa Hari sekaligus menyekapnya, ini bahkan sudah malam dan ia baru saja menyadari jadi ia segera pergi ke lokasi yang diberikan olehnya melalui line.

"Lepaskan aku!" Hari berteriak kencang tetapi penculik itu diam saja.

Disinilah Hari berada, disebuah gedung kosong yang mungkin dulunya sebuah rumah yang kini tidak berpenghuni dan dijadikan gudang senjata dan juga obat-obatan.

Ia tahu bahwa orang ini menangkap dirinya bukan hanya mengincar nyawanya melainkan tujuan utamanya yaitu untuk memancing Kanglim untuk segera datang. Hari tidak akan membiarkan orang-orang ini melukai Kanglim, namun dengan cara apa ia bisa membuat Kanglim tidak sampai datang kesini itulah yang dipikirkan oleh Hari.

"Aku hanya ingin mengambil alih tubuhnya, mengambil jiwa serta menyerap kekuatannya yang pasti." Jawab dia dengan mudahnya, sampai kapanpun ia tidak akan membiarkan Kanglim dilukai oleh mereka.

"Aku tidak akan membiarkan mu melukai Kanglim seinci pun, jika perlu aku akan membuatmu menyesal nantinya." Hari berani meludah di depannya, meskipun ia takut dan gemetar namun ia memberanikan diri agar tidak terlihat pecundang di hadapannya.

Orang itu menjambak rambut Hari, dan Hari memberontak karena dia menjambak rambutnya.

"K-kau" Dia terkejut karena tanpa ada aba-aba menarik rambutnya, oh tentu tenaganya bukan main bahkan tenaga manusia tidak sekuat ini.

Beruntung saja Hari bisa menahannya meskipun saja dirinya sudah disiksa sejak tadi, bagaimana tidak lemas sudah tidak diberi minum, badannya terasa perih karena luka akibat ulah mereka dan kini rambutnya di tarik kencang. Ia berdoa semoga saja ada yang membantunya kabur dari sini, doa saja kepada tuhan.

"Aku tidak akan pernah melepaskan mu, Paham!"

Orang itu langsung memukul hari sampai dia tal berdaya, Hari tenaganya sudah terkulai habis. Ia pasrah pada Tuhan kedepannya.

"Ah dasar lemah, belum seberapa sudah seperti itu." kata orang yang menculik Hari

Kanglim pun akhirnya pergi untuk menyelamatkan hari, sepuluh menit kemudian Hari kembali tersadar karena mendegar suara dobrakan pintu yang kencang seperti ditendang seseorang dengan cara kasar, ditambah lagi terdengar suara Kanglim merasa lega.

"Kemari lah jika kamu ingin menyelamatkannya, lihatlah dia sungguh malang bukan nasibnya." Orang itu mengangkat dagu Hari dengan kasar, bahkan terlihat bekas memerah.

"J-jangan k-kesini b-bahaya." Tentu saja tidak dibiarkan Hari terluka, meskipun ia tahu bahwa dia kuat dan menolak namun tentu saja ia tudak tega jika melihat orang yang ia suka bahkan mungkin cinta terluka dan lemas tak berdaya.

Keadaan semakin tegang, Kanglim memegang kencang pedang yang ia punya, sorot matanya menatap tajam ke arah orang itu yang berada di sebelah Hari saat ini serta menatap sekitar yang sudah ramai. Sepertinya ia terkepung oleh bawahan dia, menatap Hari sejenak seperti mengatakan jangan gegabah dan tenang Hari pun mengangguk paham formasi itu.

"Sial." Kanglim sepertinya harus berhati-hati, meskipun prajurit bawahan tingkat rendah namun yang pasti spiritualnya tingkat menengah, bahkan mereka kebal terhadap serangan apapun. Ia tidak ingat mantra apa yang bisa melumpuhkan merek dengan sekali seragan, ia masih memikirkannya saat ini.

Serangan demi serangan mereka tiada henti saling menyerang, untuk tenaga Kanglim sudah mulai terkuras habis bahkan untuk menompang berdiri saja terlihat tidak terlalu kuat lagi, tiba-tiba saja ia tersungkur karena ia lengah hingga mereka memiliki kesempatan untuk  menyerang dari belakang dan tentu saja Kanglim lengah.

Hari tersentak kaget karena ia melihat Kanglim tersungkur, ia pun seakan ingin mengatakan," K-kanglim t-tidak." Ia berusaha melepaskan ikatan di tangan dan juga kakinya untuk menghampiri Kanglim.

Berhasil melepas ikatan talinya ia berlari ke arah Kanglim dan berusaha menghadang serangan dia yang ingin membunuh Kanglim yang sudah tak berdaya.

"K-kanglim sadarlah, ini belum berakhir aku tau jika kau pasti bisa mengakhiri semua ini. Jadi ku mohon bangunlah, aku tau kau kuat hiks." Hari berusaha membangunkan Kanglim, namun nihil ia tidak bisa.

"KANGLIM KAU PASTI AKAN MEMBALAS MEREKA." Hari berteriak dan Kanglim terbagun, mungkin itu karena Hari menyemangatinya. Lalu Kanglim kembali bangun dan menyerang mereka untuk menuntaskan pertarungan ini serta membawa Hari pergi.

Suara pedang menggema kemana-mana hingga tanpa sadar Kanglim melihat ada seseorang yang mengarahkan pedang ke arah Hari.

"AWAS HARI!"

"AWAS HARI!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"A-apa." Hari menegok ke belakang dan terkejut, entah apa yabg terjadi setelah itu.

Ah... Kanglim makin so sweet banget nih...

Siapa yang dukung Hari dengan Kanglim..
Siapa yang dukung Hari dengan Leon??

Menurut kalian Hari cocoknya dengan siapa ???


Author itu cari gambarnya di Google ya... Terserah kalian mau berpikir gimana...

Cerita ini hasil pemikiran Author sendiri... okay selamat membaca!!

Kisah Cinta Hari & Kanglim (End)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang