Chapter one

1.3K 137 5
                                    







________________________________
_______________


[light my cigarettes will you?]

-


warning!: mentions of depression, emotional and physical abuse



.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tidak butuh waktu lama untuk gadis bersurai hitam itu menghisap rokoknya setelah pria menyebalkan yang sudah berumur 40-an itu menyalakan rokoknya. Bahkan sampai sekarang dia masih tidak percaya hal ini akan terjadi padanya.

Gadis itu sekarang sedang terduduk di kursi kayu. Dan tangannya berada di atas meja di dekatnya sedangkan pria itu duduk di depannya sembari mengambil kotak P3K untuk mengobati luka yang ada di pelipis gadis itu.

Apa yang kau harapkan? Dia hanyalah seorang gadis biasa yang menjalani hidupnya. Belajar, berkerja, jatuh cinta pada seseorang, dan akhirnya menikah.

"You kinda smells like grapefruit." Pria itu tersenyum kecil ketika melihat gadis itu menikmati rokoknya.

Itulah yang di katakan banyak orang tentangnya. Termasuk kekasihnya, yang selalu memujinya tentang baunya, bahkan hingga saat ini.

"Aku tau." Balas gadis itu. Dia tidak terlalu mood untuk berbicara sekarang.

Meskipun dia bukan perokok yang aktif, hampir semua bajunya tercium seperti rokok yang tercampur sedikit aroma grapefruit. Mungkin menurut orang di sekitarnya, perpaduan aroma itu sangat aneh. Namun, tidak untuk gadis berambut blonde yang dengan lancang membuatnya merasakan manisnya cinta.

Potongan memori tentang mereka berdua mulai berputar di kepalanya. Semuanya akan selalu terputar dalam kepalanya.

"So, kau ingin menceritakan dirinya?" Gadis bersurai hitam itu tersenyum kecil sebelum menghisap rokoknya sekali lagi.

"Aku tidak tau harus mulai dari mana." pria itu mengganguk kecil sembari mengambil botol alcohol dan juga kapas untuk membersihkan luka yang masih terbuka di pelipis gadis itu.

"kau bisa mulai dari mana saja," ucap pria itu. Ia kembali mnghisap rokoknya dan membiarkan pria itu membersihkan lukanya dengan kapas yang sudah di beri sedikit alcohol.

"She's–" dia mengambil nafas panjang lalu membenarkan posisinya sebelum akhirnya melanjutkan perkataannya."–An angel"

"She's everything that i'm not"

Flashback tentang memori mereka terus berputar di kepalanya. Dari bagian  tersedih hingga bagian terbahagia. Semuanya tidak pernah pudar.

"Jika aku menceritakan mu tentang dia..."

"...Tentang kita berdua." Gadis itu akhirnya menatap kedua mata hazel milik pria itu.

"Akan butuh waktu seharian," ucapnya lalu tersenyum kecut.

"Kalau begitu..." pria itu kembali menaruh beberapa tetes alcohol di kapas baru, lalu melanjutkan membersihkan luka yang masih terbuka.

Cigarettes and grapefruitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang