Chapter four

659 98 12
                                    







________________________
__________

Warning!: contains light sex scene

[Her Chaeyoung]
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hubungan mereka bisa di bilang sangat rumit, tapi satu hal yang pasti adalah mereka saling mencintai, dan itu lah yang terpenting saat ini. Well, mereka sering berciuman, and maybe have sex. Mungkin bisa di bilang mereka ini friends with benefit, tapi nyatanya Jisoo tidak menyukai panggilan itu. Meski tidak menyukai panggilan seperti itu, Jisoo tetap tidak memiliki keberanian untuk menyatakan perasaanya begitu juga dengan Rosé.

Aneh bukan? Jisoo berani mengambil kartu kredit ayahnya, berani melanggar aturan, membolos, berkelahi. Namun tidak berani menyatakan perasaannya pada gadis yang sudah bertahun-tahun menjadi sahabat dan tempatnya berbagi cerita.

tapi sepertinya Jisoo memiliki caranya sendiri untuk mengutarakan perasaannya. Ya, seperti bercumbu dengan Rosé di ranjangnya. Entah bagaimana mereka bisa berakhir di ranjang, yang jelas mereka sama-sama tidak memikirkan hal lainnyaa. Jisoo hanya memikirkan Rosé dan Rosé hanya memikirkan Jisoo, hanya itu.

Rasanya baru beberapa menit yang lalu mereka masih berada di mobil sambil tertawa, dan sekarang Mereka berdua sedang bercumbu, dengan Rosé yang berada di atas Jisoo.

Lidah mereka yang bergulat dan menjelajahi mulut satu sama lain, serta tangan Jisoo yang mulai memasuki kaos oversized milik Rosé. Mengelus perut rata serta pinggang ramping gadis yang berada di atasnya itu.

Jisoo mengalami kesulitan untuk mencoba memproses apa yang terjadi. Ia hanya bisa terfokus pada bibir manis milik Rosé, pikirannya terpenuhi oleh desahan kecil Chaeyoung, aroma khas milik Chaeyoung yang sangat memabukan mulai memasuki indra penciumannya.

Tangan Chaeyoung merengkuh tengkuk Jisoo kemudian sedikit menjabak rambut gadis yang lebih tua itu. Di titik ini Rosé benar-benar tidak ingin melepas ciuman mereka begitu juga dengan Jisoo.

Karna merasakan hawa mulai panas, Chaeyoung terpaksa melepaskan ciumannya lalu membuka bajunya dan melemparnya ke sembarang arah. Sedangkan Jisoo hanya terdiam dan memperhatikan betul-betul lekuk tubuh Rosé yang sangat indah. Ia tidak pernah berpikir bahwa church girl seperti Rosé akan melakukan hal seperti ini dengannya. Tapi dengan keadaam yang sudah seperti ini, ia tidak mungkin menghentikannya.

Rosé menarik Jisoo untuk duduk sedangkan dirinya masih berada di pangkuan Jisoo. Lalu tanpa basa-basi Rosé menyatukan bibir mereka lagi, tangannya memegang rahang tegas Jisoo dan yang satunya memegang tengkuk Jisoo guna untuk memperdalam Ciuman mereka. Sedangkan Jisoo mulai merengkuh tubuh Rosé, membiarkan gadis berambut blonde itu merasakan kehangatannya.

Belum sempat Rosé berkedip, Jisoo sudah membalikan posisi mereka lalu kembali menyatukan bibir mereka. Rosé tidak menolak melainkan membalasnya dengan sedikit agresif. Tangan Jisoo mulai merayap naik untuk kembali mengelus perut rata Rosé, membuat gadis itu lebih terangsang.

Ciuman Jisoo kini mulai turun ke leher Rosé. Napas Rosé kini mulai berat ketika ia merasakan napas Jisoo yang mengenai lehernya. Bahkan bibir Jisoo belum menyentuh leher nya. But oh god, dia sudah merasakan dirinya mulai basah.

"Jisoo," panggil Rosé dengan lirih.

Gadis yang lebih tua itu kini menatap Rosé dengan lekat. Mereka dapat merasakan hembusan napas masing-masing. "Aku mengiginkanmu Chaeyoung." tangan Rosé terangkat untuk meremas kecil bahu Jisoo. Merasakan dirinya mulai gugup ketika Jisoo menatapnya seperti itu.

Cigarettes and grapefruitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang