Chapter five

811 106 15
                                    

______________________
________

[why can't we runaway?]

-

Warning!: mentions of anxiety, homophibia, physical and mental abuse

.

.

.

Sebuah tinjuan melayang mengenai tepat di pipi Jisoo, namun rasanya tidak seberapa dengan pukulan ayahnya. Sekarang ia tidak bisa lagi mengharapkan kasih sayang dan kehangatan yang ia butuhkan dari orang tua Chaeyoung, tidak setelah orang tua Chaeyoung mengetahui bahwa selama ini ia sudah pernah meniduri anak mereka.

Jisoo sudah dianggap sebagai keluarga oleh orang tua Chaeyoung, disaat orang tuanya tidak mau memberinya kasih sayang, maka orang tua Chaeyoung lah yang akan memberikannya pada Jisoo. Tapi sekarang setelah mendengar fakta yang cukup mengejutkan. Orang tua Chaeyoung terutama ayahnya, sudah tidak bisa lagi membiarkan Jisoo berteman dengan Chaeyoung.

"Aku selalu mengira Chaeyoung berada di tangan yang tepat..." Jisoo berdiri lalu memegang ujung bibirnya yang terasa perih. "Tapi ternyata aku salah."

"Menjauhlah dari anak ku Kim, aku tidak mau anak ku menjadi seorang penyuka sesama jenis seperti mu," ucap Tuan Park. Jisoo hanya bisa tersenyum dan mengganguk.

"Baiklah. Tapi saya tidak menjamin anak anda akan bahagia." Ucapan Jisoo berhasil membuat Tuan Park marah dan melayang kan tinju di wajah mulus Jisoo.

"Aku tau apa yang bisa membuat anak ku bahagia." Jisoo lagi-lagi tersenyum kemudian berdiri lalu berkata, "Good luck with that." Jisoo dengan cepat pergi dari kediaman Chaeyoung sembari memegangi bibirnya yang masih sedikit perih karna pukulan Tuan Park. Niat awalnya ingin mendapatkan sebuah kecupan dari Chaeyoung tapi malah mendapat pukulan dari ayahnya.

Jisoo menghela nafasnya lalu merogoh sakunya untuk mencari ponselnya, ia langsung mencari kontak Chaeyoung kemudian menelfonnya. Satu deringan kemudian dua deringan namun pada akhirnya ia tidak mendapatkan jawaban dari sahabatnya itu. Chaeyoung mengabaikanya.

perasaan tidak enak pun menghampiri Jisoo, ia benar-benar berharap Chaeyoung baik-baik saja. Jisoo pun menepis pemikiran negatifnya lalu kembali berjalan menunju apartemenya. Berharap besok ia akan segera menemui Chaeyoung.

Tapi sepertinya keberuntungan sedang tidak berpihak dengannya. Ia tidak bertemu dengan Chaeyoung saat sekolah maupun saat dia pergi mencari gadis itu. Chaeyoung seakan hilang di telan bumi, namun lagi-lagi Jisoo berusaha untuk berpikir positif, mungkin saja Chaeyoung sedang berada di rumahnya.

I mean, what's the worst thing that could happen? Jisoo pasti bisa bertahan beberapa hari tanpa Chaeyoung.

____________________
_______

sehari,

dua hari,

tiga hari,

lalu seminggu

Namun tidak ada tanda-tanda kehadiran Chaeyoung. gadis itu belum menunjukan batang hidungnya sekali pun. Jangan di tanya betapa khawatirnya Jisoo, pikiran negatif pun mulai bermunculan. Ia sama sekali tidak bisa tenang jika Chaeyoung tidak mengabarinya. Pikiran nya pun mulai melayang kemana-mana,

Cigarettes and grapefruitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang