14. Venus Mletus

1.7K 366 9
                                    


Tian menatap jengah ke arah ban motor kesayangannya itu. Ia tadi hampir saja tergelincir hanya karena ban motornya yang tiba tiba meletus di tengah jalan. Untung saja jalanan sepi dan ia memiliki keseimbangan untuk menahan laju motornya itu, kemudian menepi dan berakhir seperti ini.

"Tega banget lu mletus di tengah jalan." Gerutu Tian.

Ia mengambil kresek belanjaannya lalu memeluk kresek itu di dada. Berjongkok lalu kembali menatap ke arah ban yang sama sekali tidak berubah karena hanya di tatap.

"Terus gua harus gimana semok?! Mana rumah masih jauh duit udah habis." umpatnya seperti orang gila di pinggir jalan. Dan sialnya lagi ini sudah pukul 21.30 jalanan sedikit sepi karena sebelumnya sedang hujan.

"Demi dah—"

Drtt Drtt !!!

Ia menatap ponselnya. Tolong beri Tian kesabaran saat ini. Mama sudah menerornya—dan dengan satu tarikan nafas Tian menganggangkat panggilan itu.

"Assalamuallaikum ma—"

"SENJA! KENAPA LAMA BANGET? papa mu udah ngeluh senja." Sarkas sang mama.

Tian hanya dapat mengulum bibirnya dan merapalkan doa dalam hati. "Ma... ban venus mletus." Cicit Tian sebentar.

"Astagfirullah sayang, Masih jauh?" Tanya sang mama. Tian mengangguk "Masih ma."

"Yaudah dorong motornya, cari bengkel terdekat SECEPATNYA sebelum pada tutup!" Ucap sang mama.

"Ma tapi duit Sen—"

PIIPPPP!!

Tian menatap telfonnya yang sudah mati. Astaga sang mama memutus sepihak telfonnya! Demi tuhan Tian tidak memilik uang sepeserpun sekarang karena sudah habis membeli jajan di alfamart.

Tian menatap motor kesayangannya untuk terakhir kali, meregangkan otot lalu.

"ANJINGGGG"


dan Mencari bengkel terdekat...

Perhotelan x Teknik OtomotifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang