six

1.2K 80 4
                                    

18+!!!

Ahh... emhhh...

Sshhh... ah..

Fashterhh.. ahh...

Dua orang yang tengah duduk bersandar pada headband ranjang menatap serius pada layar lebar didepan mereka, mempertontonkan dua insan yang tengah bercinta.

Ya, Rayna benar-benar melakukan rencana yang telah ia susun siang tadi. Yaitu, mengajak Kayden menonton film dewasa yang ia dapat dari Loey. Ia ingat senyuman senangnya saat ide briliannya muncul begitu saja di kepalanya, Rayna yakin Kayden akan terangsang dan kembali 'normal', mengingat semua lelaki pasti akan terangsang jika mendengar desahan wanita apa lagi menonton prono, iya kan?

Tentu saja iya, tapi itu berlaku untuk selain Kayden. Pria disampingnya bahkan hanya menatap layar yang menyala di depannya dengan tatapan datar, tanpa ekspresi apapun. Sebaliknya, Rayna justru merutuki dirinya. Dia sendiri dari tadi menutupi matanya dengan bantal yang ia peluk, bukannya menjalankan aksinya dia malah kewalahan sendiri karena merasa awkward dengan situasi saat ini.

Bukan masalah menonton film dewasa, dia sendiri biasa menontonnya. Tapi saat ini ada Kayden disampingnya, seorang pria, bersamanga, menonton film dewasa, diatas ranjang. Jelaskan siapa yang akan merasa tenang di situasi seperti ini? Kayden? Oh jangan dia, dia bahkan seperti robot, tidak ada nafsu sama sekali dalam dirinya.

Rayna mulai gelisah sendiri, tangan yang satu sibuk mencari remote sedang yang satunya ia gunakan untuk memegangi bantal yang masih menutupi wajahnya.

Oh, ketemu! Rayna segera meraihnya lalu jarinya siap menekan tombol on/off tapi tangan besar Kayden menahannya.

Rayna sontak menoleh pada pria yang duduk agak jauh disampingnya.

"Jangan dimatikan." Ucap Kayden, tatapannya masih menatap layar yang menyala.

"Lupakan saja, ini tidak berhasil. Matikan saja." Ucap Rayna mencoba menekan tombol diremote tapi pria itu malah merebut benda itu darinya.

"Ya sudahlah, terserah." Ucap Rayna lalu bangun dan keluar kamar.

Dia haus, badannya terasa panas. Mungkin dia termakan rencananya sendiri. Sial.

Setelah meraih satu botol air mineral dari lemari es, Rayna segera menenggak minumannya dengan tak sabaran. Ia menenggaknya sampai habis tak tersisa. Ia mengusap bibirnya yang basah sembari menetralkan nafasnya yang terengah setelah menenggak habis satu botol minuman tanpa jeda.

Belum juga kembali normal, nafasnya kini kembali tercekat saat tiba-tiba dua tangan seseorang melingkari pinggangnya. Rayna mematung ditempat, masih shock dengan keadaan yang tiba-tiba ini.

"Can I kiss you?" Suara berat khas seorang pria berbisik meminta izin ditelinganya, menambah degup jantungnya semakin terpacu. Seolah dirinya tengah menaiki adrenalin yang amat menantang.

"Rayna." Panggil Kayden menyadarkan gadis dipelukannya, membuat sang gadis sedikit terkejut dan bertingkah gugup.

"y-ya?" rayna berdehem mencoba menghilangkan rasa gugupnya, lalu berbalik menghadap kayden. Kemudian ia mendongak menatap kedua mata pria yang lebih tinggi di hadapannya. Dengan penerangan yang redup, mengingat ia tak sempat menyalakan lampu dapur tadi.

"Can I get a kiss." Kayden menatap lamat gadis itu. Tapi Rayna malah memalingkan pandangannya, dirinya masih saja gugup. Entah kenapa. Tapi dengan nada gugupnya yang berusaha ditutupinya, ia menjawab.

"Kenapa harus bertanya. Kau membuatnya menjadi cang-"

Belum selesai Rayna berbicara, Kayden meraih dagunya dan langsung melahap bibirnya. Rayna yang lagi lagi terkejut membelalakan matanya, botol mineral yang ia pegang terlepas dari genggamannya. Kenapa pria ini selalu bertindak tiba-tiba! Batinnya menjerit.

Healing You Mr. Gay (Kim Kai)☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang