thirty-two

587 44 0
                                    


Rayna menyedot minumannya dengan bosan, ia lalu menoleh pada Bentley yang berada disamping kirinya.

Bentley mengangkat bahu, menatap anak kecil yang tengah menyantap pizza seperti orang yang belum makan berhari hari.

"Ya, Raeon-niee.. makan pelan pelan. Tidak ada yang akan merebut pizzamu." Bentley menasehati, tapi anak kecil itu menghiraukannya.

Kelas melukis hari ini sudah selesai tigapuluh menit yang lalu, semua anak yang mengikuti kelas sudah pulang. Kecuali yang satu ini, Raeon. Dia tidak mau pulang, dan bersikeras untuk tinggal. Bahkan paman jo disuruh pulang olehnya dengan mengatakan kalau Rayna yang akan mengantarnya pulang, hell! Rayna bahkan tidak sempat protes, karena anak ini sudah lebih dulu menariknya kembali masuk ke galeri.

"Noona..... bukankah sudah Raeon bilang kalau Raeon ingin menghabiskan waktu berdua, hanya dengan noona." Ucap anak kecil dihadapannya setelah menelan pizza nya. Raeon melirik Bentley, jelas sekali ia tidak menyukai Bentley berada diantara dirinya dan Rayna.

"Heh bocah, kau baru saja mengusirku?" Bentley bertanya malas.

"Sejelas itu, tapi kau masih disini." Raeon masih dengan ketus menjawabnya.

Rayna tersenyum meledek, menatap Bentley yang tengah menunjukkan wajah merahnya. Pria ini pasti menahan amarahnya. Bentley dan Raeon tidak pernah bisa akur, mereka selalu beradu kata. Yang satunya sok dewasa dan satunya lagi pandai berbicara.

Rayna beralih pada Raeon yang tengah membersihkan mulutnya dengan tissu. "Raeon-niee.."

Raeon mengangkat wajahnya menatap Rayna dengan wajah cerahnya. "Ya noona?"

"Kau tidak boleh berbicara seperti itu dengan orang yang lebih tua darimu. Bukankah aku sering mengatakannya padamu?" Rayna menasehati, dan anak itu menunduk merasa bersalah.

"Maaf ahjussi." Ucap Raeon pada Bentley.

"Ya- apa? Ahjussi?" Bentley menoleh pada Rayna. "Apa aku setua itu?" tanyanya tak terima.

Rayna tergelak. "Anak kecil tidak pernah berbohong Ben." Ucapnya masih terkekeh.

Bentley mencibir, "terserah kau lah. Aku mau pulang." Bentley bangkit dari duduknya. "Pastikan kau mengunci pintunya dengan benar." Ucap Bentley sebelum benar benar pergi keluar galeri.

Rayna menggeleng melihat kepergiannya, ia lalu menatap Raeon yang juga melihat Bentley keluar.

"Kau tidak pulang juga?" Tanya Rayna membuat Raeon mengalihkan pandangan kearahnya.

Anak itu menggeleng. "Raeon masih ingin bersama noona." Ucapnya dengan senyuman diakhir kalimatnya.

Rayna berdecih. "Berhenti bersikap seperti itu, RAEON."

"Kenapa? Aku mengatakan yang sebenarnya."

"Berhenti bersikap seperti laki laki buaya dan, bersihkan sisa makananmu. Aku akan mengantarmu pulang." Ucap Rayna membereskan cangkir miliknya dan juga milik Bentley tadi.

"Tidak mau!" Raeon sedikit berteriak, membuat Rayna terkejut. "Raeon tidak mau pulang noona. Raeon bosan dirumah, tidak ada siapapun disana. Aku kesepian." Ucapan anak itu terdengar pilu diakhir kalimatnya.

Rayna menghela nafas, sebelum mengucapkan. "Baiklah, aku akan mengajakmu jalan jalan." Anak didepannya langsung antusias menatapnya dengan mata berbinar. "Tapi hanya sampai pukul tujuh. Setelah itu, paman jo akan menjemputmu, mengerti?"

Raeon langsung menganggukinya, lalu dengan senyuman yang merekah dia berkata. "Aku mencintaimu Rayna noona!"

"Dasar bocah." Cibir Rayna berlalu menuju pantry.

Healing You Mr. Gay (Kim Kai)☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang