New Era

381 52 4
                                    

ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
Malam sangat tenang. Hanya terdengar desiran ombak dan bisikan udara yang dingin. Sinar bulan tertutupi oleh kabut. Tidak ada penerangan yang cukup. Namun bukan berarti mereka buta arah. "Hey! Ada pulau di arah jam 11!" Teriak seorang pria dari atas tiang kapal. Sang kapten tersenyum miring. "Naikkan layar!! Putar kemudi menuju arah jam 11!!" Perintah sang kapten dengan lantang. Semua anggota bekerja dengan cepat dan sigap.

ㅤㅤㅤ
Hingga akhirnya sisi kapal merapat pada dinding tebing yang nampak curam. "Turunkan jangkar!!" Perintah sang kapten kembali. Awak kapal segera menurunkan jangkar seperti yang diperintahkan kaptennya.

ㅤㅤㅤ
Sang kapten melompat ke sisi jurang, dia menapak pada pulau yang rimbun dipenuhi pepohonan. Ia menghadap ke arah hutan yang gelap gulita itu. "Kapten!" Panggil seseorang. "Ya, aku tahu. Sebaiknya kita beristirahat sejenak. Aku bahkan tidak ingat kapan terakhir kali aku tertidur." Sang kapten menjawab, seolah ia bisa membaca isi pikiran sang pemilik suara tersebut.

ㅤㅤㅤ
Ia menyeringai. Ia mengangkat tangan kirinya ke samping, seekor burung elang dewasa hinggap pada tangannya. "Kawan-kawanku sekalian!" Ia membalikkan badannya, menghadap kapal besarnya dan awak kapalnya. Ia mengepalkan tangan kanannya ke depan dada. "Mari kita beristirahat sejenak!" Sorakan riuh tanda setuju dari para awak kapal. "Hari demi hari, malam demi malam, telah kita lalui bersama! Kini saatnya kita beristirahat, setelah melewati hari-hari yang melelahkan!" Teriakan-teriakan jantan kembali terdengar.

ㅤㅤㅤ
Sang kapten mengelus kepala burung elang tercinta dengan penuh kasih sayang. "Mari berpesta!!" Seru sang kapten dengan lantang, disusul dengan sorakan tanda setuju dari para awak kapal. "Keluarkan makanan dan tong-tong bir yang kita miliki!!" Perintah sang kapten.

ㅤㅤㅤ
Ia menarik napas panjang. Ia mendekati batu yang berukuran sedang dan mendudukinya. Ia kembali mengelus kepala yang piaraan dengan sayang. Seseorang menghampirinya. "Kapten!" Serunya. "MARS. Kau tidak lupa bukan?" Sahut sang kapten. Pria tadi mengetuk pelan kepalanya. "Ah iya benar! Maksudku, kapten MARS." MARS tersenyum miring. "Ada apa, Yunho?" MARS menatap manik mata milik sang lawan bicara. Yunho tertegun. Tatapan kaptennya, berbeda dari biasanya.

ㅤㅤㅤ
Yunho pun ikut tersenyum. "Tidak apa-apa, hanya saja ... mood mu terlihat sedang bagus." Yunho duduk di dekat Kapten MARS, namun ia duduk sedikit lebih rendah dari tempat duduk sang kapten. Tinggi mereka nampak sejajar sekarang.

ㅤㅤㅤ
Kapten MARS duduk bersandar pada batu. Ia memejamkan kedua kelopak matanya. Merasakan udara yang dingin menusuk kulitnya melalui pakaiannya yang sedikit terkoyak. Ia menghela napas. "Belakangan ini, era dunia pemerintahan semakin menggila." Yunho mengangguk pelan. Ia hanya mendengarkan, tidak berani memotong kalimat sang kapten.

ㅤㅤㅤ
Sang kapten tertawa renyah. "Kembalilah, kau pasti lelah hari ini." Ia menerbangkan kembali burung elang tercintanya. Burung itu pun terbang menuju kapal besar itu, memasuki ruangan di bawah kemudi kapal dan menutup pintu ruangan, seolah ia tidak ingin diganggu.

ㅤㅤㅤ
Yunho sedari tadi hanya menatap sang kapten yang terlihat pasrah dan putus asa. Ia memberanikan diri untuk menggenggam telapak tangan sang kapten. Ia mengelus punggung tangannya dengan lembut. "Hyung. Dunia akan terus berubah seiring berjalannya waktu. Dan era tidak akan hanya berhenti di satu titik. Hyung juga manusia. Meski hyung terlahir dengan kemampuan spesial, itu tidak akan menjadikanmu seseorang yang disandingkan dengan pemilik alam semesta."

ㅤㅤㅤ
Pria bernama asli Seonghwa itu hanya terkekeh mendengar ucapan sang wakil kapten. Ia beranjak dari tempat duduknya, berjalan pelan menuju lebatnya pepohonan dalam pulau. Hingga punggungnya tak terlihat lagi seolah ditelan kegelapan.

PIRATE KING | SEONGJOONG (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang