The Past ; Second Meet

206 38 4
                                    

ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
3 days & 3 night already passed. Semenjak kejadian malam itu, mereka jadi lebih sering bertemu. Siapa? Tentu saja anak berkulit putih pucat dan anak-siluman hewan-misterius itu. Hongjoong yang mulanya ketakutan akan kehadiran si anak siluman, kini mulai terbiasa, meskipun sesekali muncul pikiran negatif bahwa anak itu bisa saja menyantapnya dalam sekali serangan. Namun ia sadar, anak siluman dihadapannya ini tidaklah seburuk yang ia pikirkan selama ini.

 Namun ia sadar, anak siluman dihadapannya ini tidaklah seburuk yang ia pikirkan selama ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu terus berjalan. Hari demi hari, bulan demi bulan, bahkan bertahun-tahun lamanya. Mereka masih bersama, mereka berteman, ah bukan, mereka bersahabat. Hongjoong kini berusia 8 tahun. Ia semakin handal dalam menggunakan sihir, ia juga banyak menghafalkan berbagai macam mantra. Ia jenius. Keluarganya sangat bangga. Namun tidak dengan Hongjoong. Ia .. nampak kesal dan muak. Ia terus saja dikurung di dalam kastil milik keluarganya. "Tidak, itu bukan kastil, namun penjara." Katanya.

ㅤㅤㅤ
Hingga akhirnya bulan muncul kembali. Menerangi malam yang gelap nan sunyi. Hanya lolongan serigala dan gonggongan anjing yang memecah keheningan malam. Persis seperti malam-malam sebelumnya. Hongjoong kini tengah berada dalam ruang rahasianya. Tempat dimana ia pertama kali bertemu dengan si anak siluman. Bertahun-tahun mereka berteman, namun ia belum mengetahui siapa nama si anak siluman. Selama ini ia hanya memanggilnya dengan nama hewan yang sedang si anak siluman gunakan saat itu juga. Atau terkadang Hongjoong hanya berseru. Misalnya, "Hei anak harimau! Hei anak beruang! Hei!" Ya, itu panggilan yang tidak elit, namun si anak siluman hanya tersenyum dan tidak mempedulikan itu. Ia senang ketika seseorang memanggilnya tanpa kata cacian.

ㅤㅤㅤ
Mereka berdua bertemu kembali, di tempat biasa, Ruangan rahasia milik Hongjoong. Biasanya Hongjoong yang memulai percakapan, tapi kini anak siluman itu memberanikan diri dengan memanggil Hongjoong untuk memecah keheningan. "H-hongjoong." Pemilik nama itu menoleh ke arah sumber suara dan membenahi kacamata bulatnya yang nampak merosot pada hidung mungilnya. "Ya?" Anak siluman itu merubah wujudnya menjadi seekor musang. Ia mendekat ke arah Hongjoong yang tengah duduk bersila di atas ranjang dengan buku tebal di atas pahanya. Musang itu melompat ke atas ranjang milik Hongjoong dan duduk di atas buku yang tengah Hongjoong baca. Musang itu menatap Hongjoong. Hongjoong pun tersenyum dengan lembut, mengelus kepala hingga punggung musang berwarna cokelat tua itu. "Katakan, ada apa?" Tanya Hongjoong. Senyumannya belum juga hilang dari wajah pucat itu. Musang mulai membuka mulutnya, "Kau tahu .. aku membenci manusia, bukan?" Hongjoong mengangguk paham. Musang kembali melanjutkan, "Aku sangat membenci mereka, karena mereka tidak menghargaiku. Mereka mencaci maki setelah memandang rupaku yang .. begitu menjijikkan. Hanya karena aku seekor siluman .. hewan." Musang itu menjeda kalimatnya dan mulai tertunduk. Hongjoong masih mendengarkan tanpa menyusutkan senyumannya. Tangannya masih sibuk mengelus hewan di hadapannya itu. "Kau satu-satunya orang yang menerimaku. Kau satu-satunya orang yang mau berteman denganku. Aku- hiks" Musang itu terisak. Bulir-bulir air mata mulai berjatuhan, membasahi buku milik Hongjoong.

ㅤㅤㅤ
Musang itu membelalakkan matanya yang telah dibanjiri air mata. Tubuhnya membeku. Hongjoong memeluk musang itu, dengan erat. Sambil mendesis pelan, "Sstt .. tidak apa, menangislah sepuasmu." Musang itu mulai menangis tersedu-sedu. Perasaannya kalut. Hongjoong pun sedikit terkejut. Ini pertama kalinya ia melihat seseorang menangis selain dirinya sendiri, apalagi lagi sosok temannya ini.

PIRATE KING | SEONGJOONG (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang