Cakra

68 6 0
                                    

Dalam Hinduism dan dalam sebagian budaya Asia, cakra dipahami sebagai pusat energi metafisik dan/atau biofisik dalam tubuh manusia. Gerakan Zaman Baru dan, sampai tingkat tertentu, gerakan Pemikiran Baru yang sangat berbeda, juga telah mengadopsi dan mengembangkan teori ini.
Kata "cakra" berasal dari bahasa Sansekerta चक्र yang berarti "roda" atau "lingkaran" (juga kata-kata yang terkait dengan kedua kata tersebut), dan kadang-kadang juga merujuk kepada "roda kehidupan". Beberapa sumber tradisional menyebutkan ada lima atau tujuh cakra, yang lainnya menyebutkan delapan.
Tabel berikut memuat sejumlah sifat setiap cakra:

|Cakra | Warna | Fungsi utama | Kaitan elemen
Crown
(di atas kepala)
sahasrāra, सहस्रार putih; dapat mengambil warna cakra dominan hubungan dengan ilahi ruang
Mata ketiga
ājñā, आज्ञा indigo intuisi, persepsi ekstrasensorik waktu
Tenggorokan
viśuddha, विशुद्ध biru perkataan, ekspresi diri hidup
Jantung/Paru-paru
anāhata, अनाहत hijau medium devosi, cinta, belas kasih, pengobatan udara
Solar plexus
maṇipūra, मणिपूर kuning fungsi mental, power, kontrol, kebebasan diri sendiri, karier 🔥
Sacrum (Hara)
svādhiṣṭhāna, स्वाधिष्ठान jingga emosi, energi seksual, kreativitas air
Akar
mūlādhāra, मूलाधार merah (indian red atau coral red) insting, survival, keamanan tanah. Yoga (Aksara Dewanagari योग) dari bahasa Sansekerta (योग) berarti "penyatuan," yang bermakna "penyatuan dengan alam" atau "penyatuan dengan Sang Pencipta." Yoga merupakan salah satu dari enam ajaran dalam filsafat Hindu, yang menitikberatkan pada aktivitas meditasi atau tapa di mana seseorang memusatkan seluruh pikiran untuk mengontrol panca indranya dan tubuhnya secara keseluruhan. Metafisika adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan proses analitis atas hakikat fundamental mengenai keberadaan dan realitas yang menyertainya. [1] Kajian mengenai metafisika umumnya berporos pada pertanyaan mendasar mengenai keberadaan dan sifat-sifat yang meliputi realitas yang dikaji. Pemaknaan mengenai metafisika bervariasi dan setiap masa dan filsuf tentu memiliki pandangan yang berbeda.[1] Secara umum topik analisis metafisika meliputi pembahasan mengenai eksistensi, keberadaan aktual dan karakteristik yang menyertai, ruang dan waktu, relasi antar keberadaan seperti pembahasan mengenai kausalitas, possibilités, dan pembahasan metafisis lainnya.
Mengingat jangkauan kajian yang dipusatkan nya, metafisika menjadi sebuah disiplin yang fundamental dalam kajian filsafat. Sepanjang sejarah kefilsafatan, metafisika menjangkau problem-problem klasik dalam filsafat teoretis. Umumnya kajian metafisika menjadi "batu pijakan" atas struktur gagasan kefilsafatan dan prinsip-prinsip yang lebih kompleks untuk menjelaskan problem lainnya. Sehingga, dalam pemahaman metafisika klasik, metafisika membahas pertanyaan-pertanyaan mendasar yang jawaban-jawaban atasnya dapat digunakan menjadi dasar bagi pertanyaan yang lebih kompleks.[butuh rujukan] Misalnya: adakah maksud utama dalam beradanya dunia ini? Lalu apakah keberadaannya sebatas keberadaan yang "mengada" atau dependent terhadap keberadaan lainnya? Apakah tuhan ada? Lalu, jika ada, apa saja hal-hal yang bisa manusia tahu/tidak tahu tentangnya? Benarkah terdapat hal semacam intellectus, terutama dalam pembahasan mengenai pembedaan antara problem pemisahan entitas jiwa–badan? Apakah jiwa sesuatu yang nyata, dan apakah ia berkehendak bebas? Apakah segalanya tetap atau berubah? Apakah terdapat hal atau relasi yang selalu bersifat tetap yang bekerja dalam berbagai fenomena? dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang sejenis.
Bioelektromagnetisme mengacu pada medan listrik, medan magnetik atau medan elektromagnetik yang dihasilkan oleh sel atau jaringan pada makhluk hidup.

Sadar SpiritualTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang