I.
Namaku, Baiq Bintaya Aqila Ibrani. Sedang duduk, dan Alhamdulillah sudah selesai sholat Isya.
Seperti halnya Raden mas dan Raden roro di jawa, Lalu dan Baiq merupakan nama kehormatan pada keturunan khusus suku sasak di Lombok.
Nama itu aku dapat karena diwarisi kedua orang tua. kata ayah sewaktu kutanya sih, "karena di darahmu mengalir darah kami juga." Lalu dianggukin oleh ibu sebagai tanda bahwa ia mendukung penuh jawaban suaminya itu.
Ayahku, oleh teman-temannya dipanggil Ustadz Oni, aslinya sih Lalu Roni Kusnandi Efendi, seorang Dosen di Universitas Hamzanwadi yang menurutku, beliauw sosok baik hati dan lelaki sejati.
Ayah lahir sekitar 43 tahun lalu, di Desa Sanggeng, kecamatan Selong, Lombok Timur. Punya satu istri, yang olehnya dikasih nama, 'sayangku', kalau tetangga mah, manggilnya; Ina' Ira (Ibu Ira).
Ibuku, di KTP-nya, bernama lengkap Baiq Amira Maghdalena. Dulu semasa kuliah, katanya pernah menjabat sebagai bendahara BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) di kampusnya.
Menurut cerita si ibu sih, beliauw sejujurnya tidak mau mengambil tanggung jawab itu, namun karena lelah dipaksa oleh banyak kawan (ada juga beberapa dosen yang ikut maksa-maksa), membuat akhirnya ibu terpaksa mau. "kamu itu jago mengelolah keuangan kelas dan sudah pengalaman jadi bendahara koperasi kampus. Jadi tidak ada alasan untuk tidak memilihmu." Kata ibu sambil memasang wajah serius, memperagakan gaya dosennya waktu dulu.
Dengan kesempatan itu juga, ibu berkenalan dengan ayahku yang kebetulan menjabat sebagai ketua BEM-nya. Kemudian 3 bulan setelahnya, ayah dengan mantap menikahi ibu, padahal masih sangat muda dan belum lulus kuliah.
"Ayahmu bilang pada ibu, ketimbang Zina, lebih baik nikah muda aja. masalah biaya hidup, serahkan aja semuanya kepada allah, allah maha kaya yaa kan. bukankah rezeki kita sudah di atur olehnya ?, jadi ngapain takut melakukan hal yang baik." Jawaban ibu, setelah kutanya; "kok ibu berani diajak nikah muda sama ayah ?."
--∞∞∞--
II.
Sejak menginjak bangku Madrasah Tsanawiyah, aku tidak tinggal serumah lagi dengan kedua orang tua. Sebab oleh mereka, aku telah diasramakan di salah satu asrama putri dekat-dekat sekolah.
Tepatnya di Asrama Putri SEMANGKA, bertempat di desa Bermi, kecamatan Selong, kabupaten Lombok Timur. warnanya hijau muda, memiliki 12 kamar, dan di halamannya ada satu berugak (bangunan khas Lombok yang bertiang empat, ada juga bertiang enam, dan beratapkan jerami).
Dulu, di tempat itu, aku sering cengkerama sambil makan rujak pao (mangga) Bersama dengan dua sahabatku, Laila dan Sri. Mereka asik (menurutku), untuk itu akan kukenalkan mereka kepadamu.
Pertama, Laila Aufa, wanita yang enggak bisa bohong meskipun dirasa kejujurannya itu akan menyakiti orang lain.
Dulu, ada ketua osis yang nembak dia di depan kelas. siapa tuh namanya yaa ?, kalau gak salah sih Si Fikri anaknya ustad Tohir (kepala sekolah MTS Muallimat NW Pancor), tapi ditolak mentah-mentah karena katanya terlalu gemuk.
Laila bilang gitu di depan seluruh teman-teman kelas dengan lantang dan ekpresi biasa aja. padahal si Fikri waktu itu sangat berharap diterima sebagai kado ulang tahunnya. Tapi sayang, kenyataannya malah terbalik. Hahaaaa..., aku merasa kasihan ke Fikri deh kalau ingat momen-momen itu.
Laila lahir dan besar di Sulawesi-Barat. Namun ketika lulus di bangku Madrasah Ibtidaiyah, neneknya yang tinggal sendiri di Lombok, meminta ayah laila untuk menemani sisa hidupnya. otomatis Laila dan ibunya juga harus ikut. (nenek Laila wafat 2018 silam disebabkan peristiwa gempa.).
Kedua, Sri Ainun, dia adalah wanita yang suka makan apa saja asal halal, orangnya juga rame, dan gak pernah ngebosanin.
Pernah suatu hari ketika aku selesai masak nasi goreng, kupangil dia bersama Laila untuk sarapan. Setelah kami bertiga duduk bersila, tiba-tiba Sri ngomong dengan volume yang keras, "DOA DIMULAI MENURUT KEPERCAYAAN MASING-MASING," seraya mengangkat kedua tangannya di depan dada.
Melihat itu, Laila sewot, "Eeehh dodol, kan sama semua ji kepercayaanta di sini," katanya dengan logat sulawesinya yang kental.
"Yadeh, Sri ganti, DOA DIMULAI MENURUT KEPERCAYAAN YANG SAMA," kata Sri lagi dengan volume suara yang lebih keras dari sebelumnya.
"Lama-lama kucekek ki leherta," emosi Laila, "bilang mi saja 'doa dimulai', atau 'mari berdoa bersama' atau apalah, ndak usah mi sertain kata 'kepercayaan..kepercayaan' dodol."
"Biar lengkap cuy," kata Sri santai, dengan mata mengerlip sebelah.
"iiiiiii..., ngeselinna, ku kunyah juga ki itu lama-lama," gemes Laila.
Hahahaa..., aku hanya bisa tertawa melihat mereka waktu itu.
Ibu bapak Sri adalah sepasang dosen pegawai negri sipil (PNS) asal jawa barat yang dipindah tugaskan ke salah satu Universitas di Lombok Timur. Oleh sebabnya, Sri, dan juga satu adeknya, Ima, terpaksa ikut dan bersekolah di Lombok. (sekarang, sudah menetap, alasannya karena nyaman.)
--∞∞∞--
--∞∞∞--
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda
Short StoryJika ada pria yang mengajakmu pacaran sebab katanya sangat cinta, tolong jangan dipercaya., Jangan dipercaya.! itu 1000% kebohongan. Dia tidak mencintaimu, dia hanya mencintai nafsunya sendiri. Dia tidak tulus, dia hanya ingin mengunboxing dirimu...