Menyangkut Dia || 05

16 5 9
                                    

V.

"He-hem," ummi Hayati berdehem memecahkan keheningan. "Kalau gitu, ummi keluar dulu yaa." Kata beliauw memohon undur diri kepada seluruh yang ada di dalam kelas. "ummi harap kalian semua tidak merepotkan ustadz Lutfi dan teman-temannya." Sambung ummi, yang kami balas dengan kata "Nggih ummi (iya ummi)," serentak. "silahkan dilanjutkan ustadz." Kata ummi kemudian ke ustad Lutfi.

Selepas beliauw keluar, Sri menyusul dengan alasan ingin pipis.

Kelas yang beberapa detik lalu hening, kini berubah riuh kembali.

Untuk mengefisienkan waktu, teman-teman kak Lutfi pun memperkenalkan diri.

"Selamat pagi semua, namaku Rasya." Sapa salah satu dari kesembilan orang yang berada di depan sana. seberes dia, teman yang disebelahnya juga memperkenalkan diri, dan begitu seterusnya.

Sementara kawannya sedang asik menjelaskan identitas, kak Lutfi pelan-pelan meloloskan diri melalui bagian belakang mereka.

kelihatannya ingin ke depan pintu deh. Atau barangkali mau nyari angin, atau enggak, kemungkinan dia mau keluar untuk buang angin..

Ehh nyatanya tidak, setelah mendekati pintu, ia malah memutar arah menuju depan mejanya si Susi, ketua kelas kami yang lumayan anggun dan berkulit putih.

Dia berhenti di sana dan mengobrol sebentar. Sepertinya sih dia menggoda ketua kelas kami, sebab kelihatannya keduanya sama-sama tertawa-jaim gitu. atau apalah, terserah. Itu urusan mereka.

Tidak lama dari situ, dia lanjut lagi berjalan menuju meja di belakang susi, itu tempat si Dea Alfiqah, siswi ter..ter..tercantik menurutku. Hmm.., aku yakin dia pasti ingin menggodanya juga. dasar playboy, dari awal juga aku sudah curiga sama ni orang.

Di meja Dea, dia tidak berhenti. malah trus aja berjalan menuju mejanya sahabatku, si Laila. Hmm.

Parah, masa sahabat aku juga bakal diembat sih. Emang dasar yaa manusia itu, benar-benar nyebelin parah dah. Awas aja kalau dia sampai-berani-modusin si Laila, bakal aku kirimin 3 ekor nyamuk dah saat malam tiba. supaya dia susah tidur gara-gara dinyanyiin. Mampus.!

Sesampainya di meja Laila, ternyata dia tetap lanjut melangkah.

hingga akhirnya, dirinya berhenti di depan meja tempatku berada. Wah mau apasih berdiri tepat di hadapanku. Aahh. Ngeselin.!

"Ini, terimalah." dia menyodorkan semacam amplop yang dibuat dari kertas HPS.

"Maaf." Aku cuma menunduk.

"Gak apa-apa kok, gak bahaya." Sambungnya setelah melihatku bingung dan sedikit takut.

Dengan menganggukan kepala sekali ke bawah, segera kuambil Amplop itu kemudian menyembunyikannya di kolom meja. "Terimakasih." Kataku.

"Kembali kasih." Balasnya, menyenyumiku. seenaknya.

Setelah dia balik ke depan sana dan kurasa tidak ada yang memerhatikan diriku, kubuka amplop itu hati-hati. Tau isinya apa ?, 1 bungkus Rinso cair, 1 bungkus molto, dan 1 lembar kertas biasa yang sudah ditulisi olehnya menggunakan pulpen. Huh dasar aneh, kirain apa.

Selamat ulang tahun Bintaya

Semoga sehat slalu,

Wahh membaca itu, seketika konsentrasiku jadi hilang. Kenapa dia bisa tau kalau hari ini adalah ulang tahunku ?, siapa sih dia itu ?, bahkan kedua sahabatkusaja , Laila dan Sri telah lupa soal ini.

Maaf menabrakmu tadi

Maaf juga kalau bajumu jadi kotor karenanya

Untuk itu terimalah rinso cair dan molto ini sebagai wujud penyesalanku. Lanjutannya.

Hahahaa.. dasar orang ngeselin. 

--∞∞∞--

Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang