bab 9

214 3 0
                                    

bab 9

"Terluka kenapa?" tanya Vivi.

"Memangnya kamu belum dengar isu tentang bab-" Puput tak melanjutkan ucapannya.

"Isu apa?"

"Anu ... kabar kedekatan mereka. Zaki dan Mbak Rina, mereka juga akan kerja sama membuat usaha catering." Puput berpikir cepat.

"Oh!" jawab Vivi singkat, padahal dalam hatinya ia sangat cemburu terhadap Rina. "Kalau begitu aku pulang dulu."

Puput masuk ke dalam rumah, sedangkan Vivi bergegas pulang.

Sesampainya di rumah, Vivi melihat ibunya sedang bersama Farida temannya.

"Apa kabar tante," sapa Vivi sambil memeluk Farida.

"Baik sayang, wah, makin cantik saja," puji Farida.

"Vivi permisi dulu ya, Tan!" pamitnya.

"Iya, sayang," jawab Farida.

Vivi lantas menaiki tangga rumahnya menuju lantai dua.

"Sekarang sebaiknya kamu hati-hati, jangan dech menyimpan uang cash di rumah. Bisa-bisa habis di curi sama babi ngepet!" kata Farida menghentikan langkah kaki Vivi.

Babi ngepet?

"Aku sih jarang naruh uang cash di rumah, kecuali kalau mau ngaji karyawan," kata Ninis sambil meminum jus jeruk.

"Babi ngepet apa Tante?" tanya Vivi sambil menuruni anak tangga, ia urung masuk ke kamarnya, ia ikut bergabung bersama Farida dan ibunya di ruang tamu.

"Kamu belum tahu, ni," Ninis menunjukan chat WA di group warga kampung Keramat. Vivi meng-scrol  ke atas chat WA itu.

Di temukan jejak kaki babi dan ber-cak darah di halaman rumah bu Dewi semalam. Keterangan foto itu. Vivi melihatnya dengan seksama.

Heru yang melihat babi itu pertama kali, kemudian babi itu menghilang di belakang rumah bu Dewi.

Babi itu ukurannya sedang, tidak terlalu besar ataupun kecil. Terang Heru. Vivi terus membaca chat WA yang masih juga ramai.

"Ini beneran Ma?" tanya Vivi.

"Iya, beneran. Tapi entah siapa pelakunya," jawab Ninis.

"Di situ kan, dijelaskan ada ber-cak darah. Coba aja teliti, siapa yang terluka," celetuk Farida.

"Oh, iya. Benar juga kamu Da," kata Ninis.

Terluka ... Vivi ingat akan luka kaki Rina. "Vivi permisi lagi ya Tante," ucap Vivi. Ia segera berlari ke kamar dan menutup pintunya rapat. Vivi merebahkan tubuh di kasurnya yang empuk. Membuka sosial medianya, sedari tadi Vivi hanya sibuk membuat vlog. Ternyata benar, di sosial media kabar itu tengah ramai.

Apa mungkin keluarga Puput yang menjadi babi ngepet. Mereka baru saja pindah ke sini, lalu muncul babi ngepet. Keluarga mereka juga pekerjaanya nggak jelas, bahkan bulan lalu segerombol depkolektor datang dan menghancurkan toko sembako mereka, lalu Rina. Apakah Rina yang menjadi babi ngepet tersebut? Pikir Vivi. Ia mengigit bibit bagian bawahnya, berpikir.

Aku akan menyelidikinya, dan Puput, si bodoh itu akan aku manfaatkan untuk mengorek informasi. Vivi menutup gawainya lalu tidur siang.

***

Di Puskesmas.

Dokter Rifai membersihkan luka menganga di kaki Rina.

"Lukanya lebar, pasti mengeluarkan banyak darah. Kamu nggak pusing?" tanya Dokter Rifai.

Babi ngepetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang