Raga

0 1 0
                                    

Entah siapa,
Seorang pungguk yang duduk termenung itu
Buah bibir teman sepermainannya
Ah, tepatnya gadis-gadis seumuran dengannya
Sendiri, menatap nanar rerumputan
Beberapa ilalang meliuk terbawa angin

Dengan siapa,
Ia tak berhak marah
Semua tuduhan nyata pada dirinya
Ketidaksempurnaan yang membungkus jiwanya
Ia telan semua kepahitan sebagai obat

Kepada siapa,
Ia berhenti mengeluh
Mengaduh hanya membuatnya terlihat rapuh
Pada dirinya sendiri kerap ia bertanya
Barangkali mempertanyakan keberadaannya
Titik temu masih saja satu
Jika diberi pilihan, tentu ia akan memilih kesempurnaan
Langkah yang justru kian menuntunnya menuju kufur nikmat

Untuk siapa,
Perlahan ia berdamai dengan keadaan
Menjajaki ingatan tentang kehidupan
Dunianya tak hanya terbatas pada populasi kecil berjenis manusia
Semua menempati ruang masing-masing
Menjalankan tugas masing-masing
Menciptakan harmoni dalam ritme kehidupan tanpa merasa terasing~

***
Kediri,8-3-21

Kelana AnganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang