1

5.4K 261 11
                                    

Jam menunjukkan pukul 11.25 malam, tapi pemuda yang tengah berbaring di atas tempat tidurnya ini tak kunjung memejamkan matanya. Entahlah apa yang dia pikiran, yang jelas itu sangat mengganggunya hingga ia sulit untuk tidur. Dia pun jengkel sendiri dengan dirinya, hingga memaksakan untuk memejamkan matanya. Disaat ia hampir terlelap, tiba-tiba ia merasakan haus yang amat sangat. Dan kesalnya lagi di kamarnya sama sekali tidak ada air, jadi dengan berat hati dia berjalan keluar menuju dapur dan mengambil minum di sana.

Keadaan dorm sangat sepi dan gelap, hanya lampu kamar mandi yang menyala. Sepertinya yang lain sudah tertidur.

Dia membuka lemari es dan menuangkan air pada gelas kesukaannya, dan menenggaknya hingga tandas.

Dia termenung beberapa saat, memutar ingatannya mencari-cari letak kesalahan yang pernah ia perbuat. Dia sendiri bingung dengan keadaan ini, kenapa dia rasanya seperti di jauhi oleh orang yang ia sayang.

Entahlah, kemudian ia bergegas untuk kembali ke kamarnya.
Tapi pada saat belokan, dia tidak sengaja melihat kamar seseorang yang lampunya masih menyala remang, hatinya ingin sekali melihat keadaan orang di dalamnya. Tapi ia urungkan karena tidak ingin mengganggunya. Setelah ia hampir melewati kamar itu, dengan tiba-tiba sebuah suara seperti sesuatu yang dipecah menghentikan langkahnya. Dia yakin suara itu berasal dari kamar yang ada di hadapannya perasaan khawatir pun menyelimuti dirinya. Dan dengan ragu ia bergerak untuk membuka pintu, terserah jika ia diusir nanti, yang jelas ia ingin memastikan seseorang itu baik-baik saja.

"Haru..."
Dia kaget dengan apa yang ia lihat. Bagaimana tidak, orang yang selama ini telah ia anggap sebagai adiknya sendiri dan dialah orang yang telah mendiaminya selama hampir satu bulan ini. Sedang duduk termenung dengan tangan bersimbah darah, serta beberapa kaleng bir dan rokok berserakan di mana-mana.

Dengan segera ia berlari menghampirinya, dengan perasaan campur aduk.

"APA YANG KAU LAKUKAN!!"

Junkyu berteriak tertahan, tidak habis pikir dengan adiknya itu, kenapa dia sampai seperti ini. Ada apa dengannya, kenapa dia juga tidak memberitahunya. Dia merasa menyesal karena tidak bisa menjadi kakak yang baik.

Dengan tangan gemetar, ia memegang tangan adiknya itu dan meringis melihat luka yang tertoreh di sana. Dengan menahan air mata, ia bergegas menuju ke dapur dan membawa kotak P3K.

Saat Junkyu akan mengobati luka di tangan Haruto. Dengan sarkasnya Haruto menolak untuk diobati, hal itu membuat Junkyu kesal hei dia sungguh khawatir dengan Haruto sekarang!!

"Lepaskan"
Ucap Haruto dingin.

Junkyu tidak menghiraukannya dan terus mengobati lukanya hingga selesai.

Dengan murka ia menghadap Haruto
"Kau kemana otak mu hah! Kenapa kau bertindak seperti itu! Apa maksudmu dengan meninjukan tangan mu ke cermin! Apa faedahnya Haru! Dan sekarang kau juga merokok !! Jika kau ada masalah ceritalah padaku, mungkin aku bisa membantumu..."

"Membantu??"
Sahut Haruto tertawa remeh,

"Kau tidak akan bisa membantu Hyung"
Ucapnya disertai smirk, yang menurut Junkyu itu mengerikan.

"Tapi, jika kau mau berbicara padaku mengatakan masalah yang sedang kau hadapi.  Aku bisa membantumu, kita bisa melewatinya bersama Haru jangan seperti ini!"

"Benarkah"
Ucapnya dingin,

Junkyu merasa takut dengan Haruto yang sekarang. Dia terlihat sangat berbeda, aura negatif dan mendominasi terpancar dari diri Haruto. Dan itu membuat nyali Junkyu sedikit demi sedikit menciut.

"Kau yakin bisa membantuku Hyung?"
Ucap Haruto dengan berjalan mendekati Junkyu dengan tatapan mengintimidasi.

"A-aku bisa membantumu, aku yakin"
Ucap Junkyu terbata, dia tiba-tiba gugup sekarang. Dia merasa keadaan ini terlalu berbahaya baginya, entahlah kenapa dia berpikir seperti itu. Tapi feeling nya sungguh sungguh buruk sekarang.

L.O.V.E ? [Harukyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang