Saat aku kembali dari sekolah tadi matahari memang hampir tenggelam. Malam tiba lebih cepat, fenomena yang lumayan sering di belahan bumi bagian utara.
Namun sinar yang datang dari bulan raksasa itu yang agak ganjil disini.
Saat pendaran cahaya itu memantul di kristal-kristal Kimberly, piringannya juga bercahaya. Lalu kristal Kimberly merebak disekitarnya dan terus berkumpul seperti serpihan es yang menggunung. Setengah melingkari piringan itu seperti hendak menggenggamnya.
Aku dan Kimbery saling pandang. Dia tidak mungkin melakukan itu tanpa alasan yang jelas. Dia pun mengernyit bingung.
Ujung-ujung tajam kristal Kimberly yang seperti dahan pohon mengucurkan potongan-potongan kecil kristal layaknya berlian yang jatuh. Piringan itu terus menerus diisi sampai kristal kecil itu tumpah kemana-mana.
Dan tiba-tiba saja pendaran dari cahaya bulan bersinar sangat terang dan menutup mataku.
⸺o0o⸺
Kedua anak kecil itu sedang menatap langit di padang pasir yang luas. Balkon mereka yang diatapi tentunya tidak membuat mereka gerah karena panas terik yang sedang membakar bumi. Sang gadis bereambut hitam menunjuk burung elang yang sedang melebarkan sayapnya. Anak di sampingnya yang berambut cokelat muda menatap elang itu terpukau.
Kemudian gadis itu menarik tangan anak lelaki itu dan membawanya ke ruang takhta. Pilar-pilar bertorehkan abjad mesir warrna-warni menopang ruangan dengan mantap di bawah lantai linoleum bunga lotus. Ada undakan menuju panggung para keluarga kerajaan. Singgasana emas besar yang dipenuhi zamrud, safir, dan batu delima di pinggirannya bersinar dengan sinar matahari yang masuk di lubang di atasnya. Di belakangnya ada kipas besar dengan bulu lembut bewarna merah. Singgasana Sang Dewa Matahari.
Sang gadis yang telah melepaskan pegangannya dari anak itu lalu berlari ke singgasana dan melompat menghenyakkan diri di singgasana. Dia terbaring nyaman disana.
Sang anak tertawa geli melihat kelakuan gadis itu. Gadis itu memberenggut dan terduduk tegak.
"Suatu hari, adikku Kamose, seluruh kerajaan mesir akan menjadi kekuasaanku!" gadis itu berseru.
"Ya, tetapi kau harus jadi penguasa mesir dulu. Tidak bisa putri kecil seperti Kakak menguasai mesir," ujar anak itu sembari terkikik.
Tunggu, dia itu aku?
Gadis itu melipat tangannya dan menoleh ke samping. Namun selang beberapa detik dia melirik adiknya lagi sembari menaikkan satu alis. "Bagaimana denganmu, Pangeran Kamose? Apa kau sudah siap menjadi raja?"
"Kenapa Kakak Cleopatra menanyakan itu?"
"Kau adalah anak dari Raja Ramses, dan Ratu Helena. Dan kerajaan terbesar ini pun pastinya mempersiapkan calon rajanya dengan baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Scamatories: Kamose Theos
FantasiaKa belum lama ini menyadari ada yang kurang dari dirinya. Kingsley pun mengujinya dengan berbagai pertanyaan. Dia tidak ingat masa kecilnya. Terakhir yang dia ingat hanyalah Sang Tetua menemukan sebuah Ziggurat Azterer dan mereka pun tinggal bersam...