Perjanjian dengan Max

28 16 122
                                    

"Morning guys...," ucapku me-nuruni tangga dan menyapa mama dan papa.

Papa yang sedang sarapan menggeleng melihatku menurini tangga, "lihat ma anak mu itu."

"Papa yang punya bibit..," Balas mama.

"Mama yg ngandung," ucap papa menatap mama.

"Udah,Kalian kan yang bikin..," Lanjut ku mencium pipi mama dan papa.

"Ingat Maher, hukuman kamu belum selesai. Duit jajan masih papa tahan, dan kamu bawa bekal dari rumah." Jelas papa sembari mengacungkan garpu ke arah ku.

"Iya titan!! galak banget masih pagi juga," Ucapku menuangkan selay stroberi pada roti tawar.

"Titan?" Tanya mama sembari memberikan bekal kepada ku.

Aku mengangguk, menggigit roti yang sudah dipenuhi banyak selai itu.

"Maksud kamu titan apa?" Tanya papa.

"Bentar," ucap ku menggigit potongan akhir roti ku.

"Ini nih titan..," aku mengeluarkan sebuah poster AOT dari dalam tas ku.

"Uhuk..." papa tiba tiba tersedak oleh nasi goreng yang ia makan.

"Kurang ajar kamu ya-! Nanti papa kurangin lagi jajan kamu-" omel papa dari arah dalam.

Aku berlari meninggalkan papa tanpa menghiraukan perkataannya.

"Iya.. babai mama,babai papa.. lopyu titan!!! hahahahaha." Tawaku berlari keluar rumah.

Aku menaiki motor ku dan menggunakan helmku, Aku berjalan menuju sekolah.

Di perjalanan sesekali aku menggoda tukang ojek dengan mengedipkan mata ku, dan  mengklakson cabe cabean yang lewat di depan ku.

***

"Woi lu di pinggir ngapa? Masih banyak tempat kosong, ngapain lu di tengah jalan gini?" Sinis seorang pria dari motornya.

"Suka suka gw lah! Emang bapak lo yang punya lahan parkir? Lagian juga gw bayar kok di sini!" Kesalku pada pria itu dengan nada cepat.

"Banyak bacot!" Bentaknya meninggalkan ku.

Laki laki itu memarkirkan motornya di ujung parkiran, aku berjalan menghampiri motornya.

"Ngapain lu kesini?" Tanya-nya sinis sembari membuka helm.

"Oh, lu lagi.. lu lagi.. ga habis habis dari kemaren cari ribut,pakai ngatain suara gw kaya TOA lagi-!!" ucapku sewot.

"Dih, kapan? Lagian suara lo emang kek toa sih. baru Sadar lu ya? Minggir, gw males cari ribut sama lu." Ia menggeser lenganku dan berjalan meninggslkan ku.

"Ih....., NOLEP!" Geram ku.

Aku berbalik badan dan menunjuk pria itu, dan berteriak.
"Dasar lu nolep, gada temen, sendiri mulu sok keren lu. yeuu, kasian N-O-L-E-P!! NOLEP!!" Kesal ku

Jujur aku mengenal pria itu, dia sekelas denganku. Dan dia salah satu cwo yang kalau pacaran di kelas, ku rasa temannya hanya satu yaitu pacarnya. Bahkan satupun anak di kelas kami jarang berinteraksi dengannya, mungkin dia punya dunia khayal sendiri sehingga ia tidak berbaur.

Sambil menuju ke kelas, aku melewati kelas Leon. Kelas kami emang di gedung yang sama, tapi jaraknya cukup jauh.

Kelas leon berada di arah ujung timur dan kelasku berada di arah ujung barat.

Sudah 3 kali aku mengintip di jendela kelasnya, tapi tak ada tanda tanda Leon.

"Dor!!" Max menepuk pundakku berencana untuk memgagetkan ku.

"Ga kaget wle..." ledekku melihat Max yang ikut mengintip di belakangku.

"Kenapa di sini? Kelas kita bukannya di sana?" Tanya Max pada ku.

"Eh iya ya,hehehe.." aku menggaruk pelipis seolah tidak ada apa apa menjawab pertanyaan Max.

"Eum,Max." ucap ku mengalihkan suasana.

"Ha?" Tanya Max.

"Eum.." aku menggandeng tangan Max.

Sontak Max terkejut dan berhenti.

"Max.. lu itu cakep, baik, tidak sombong." ucapku ber-drama di depan Max.

"So?" Singkatnya.

" eum..gw kan masih di hukum, jajan gw-" kalimat ku terputus.

"Oh.. lu mau minjam duit gw? It's ok!! tapi...," ia mengeluarkan sebuah buku dari tas nya.

"Apa nih? Oh, hebat lu... Seorang MAHERA ANGELA ADDEVARA mau lu babuin?!! Lu suruh bikin tugas lu? BIG NO!" Tegas ku padanya.

"Dih? Geer banget lu.. ini pr Matematika, lu belum bikin kan? Mau liat ga?," ucapnya mengacak rambutku dan berlari ke kelas.

"Enak aja lu megang megang rambut gw!!" Kesal ku mengejarnya.

Aku memasuki kelas, seperti biasa aku menyapa anak siswa dengan suara indah ku.

"Pagi ler!!!" teriak ku.

"Masih pagi her, jan teriak teriak.." ucap Biru yang sedang menyalin tugas Ruby.

"Hehehe.. maap ges," lanjutku berjalan menuju meja ku.

"Max, tadi tugasnya mana? liat gw dong..," ucap ku tersenyum kepada Max.

"Nih, makanya tuan putri.. kalau jadi cewe jangan ke pedean dan suaranya di kecilin." Max mengusap  rambutku.

Aku sibuk menyalin tugas matematika itu, tanpa memperhatikan Max sedikitpun.

"Siap," ucapku sambil melepas pena.

"Hoam.... ngantuk, Max bangunin ya gw kalo ad guru." lanjutku sembari membaringkan wajahku di meja.

"Eh? Jadi ga minjem duit?" Tanya Max menawarkan pinjaman.

"Iya." singkatku memelas.

"Ad syaratnya.." lanjut Max tersenyum smirk padaku.

"Apaan?" Tanyaku menatap Max.

"Lu ntar malam ada acara ga?"  Tanya Max.

"Gada," ucapku mengangkat bahu bahu.

"Nah... temenin gw," ucap Max memamerkan deret giginya.

"Kemana?" Tanya ku.

"Ngumpul sih sama temen gw, bentar. Lu jadi pacar boongan gw!" Pintanya sambil tersenyum manis.

"Uhuk..." tiba tiba aku tercekik saliva sendiri.

"Kenapa lu?" Cemas Max.

"G-gw? Cewe boongan lu? E,elu?" Ucap ku gagu.

.
.
.
.
Jangan lupa tinggalin voment ya-^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gemini Or Cancer (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang