1. Hai

62 40 43
                                    

Adiba berjalan sendirian ke ruang osis, menyusul Arshaka pacarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adiba berjalan sendirian ke ruang osis, menyusul Arshaka pacarnya. Begitu sampai di ruang osis, Adiba menunggu Arshaka di depan.

Tadi, Arshaka menelponnya. Mengatakan bahwa lelaki itu harus menyelesaikan masalah yang dibuat salah satu anggota osis.

Adiba menunduk sambil bermain Handphone, menyumpal telinganya dengan Earphone. Adiba menunduk tanpa sadar satu persatu anak osis sudah keluar ke ruangan.

"Adiba, ya?" Adiba dikagetkan dengan seorang gadis yang menepuk bahunya.

"Ah, iya." Adiba melepaskan Earphone nya.

"Gue ngangetin lo, ya?" tanyanya.

Adiba menggeleng. "Engga kok, santai aja."

Gadis itu duduk di samping Adiba. "Nungguin Arshaka, ya?"

"Iya." balas Adiba.

Gadis itu mengulurkan tangannya, "Gue Raya. Sekretaris osis disini."

Adiba tersenyum lalu dia membalas uluran tangan Raya. "Engga perlu ngelanin diri lagi, kan?" kekeh Adiba.

Raya tertawa. "Engga perlu. Siapa sih yang engga tau Adiba, murid segudang prestasi." 

"Bisa aja lo." Adiba sedikit malu disebut dengan 'murid segudang prestasi.'

"Ajarin dong, gimana bisa pintar kayak lo?" Raya mendekat ke Adiba. Suaranya sedikit dikecilkan.

Adiba sedikit bingung dengan pertanyaan Raya. "Ya, belajar."

"Engga pake dukun, kan?" pertanyaan itu tiba tiba keluar dari mulut Raya.

Adiba menatap Raya bingung. Yang ditatap baru sadar apa yang barusan dia ucapkan.

"Eh, maaf keceplosan." Raya menutup mulutnya.

Adiba tertawa melihat tingkah Raya. "Engga mungkin kali gue pake dukun. Cara jadi pintar, ya, belajar ga-" ucapan Adiba terhenti dengan kehadiran Arshaka.

"Lagi ngobrolin apa, nih?" Arshaka duduk disebelah Adiba.

"Eh, Ar, maaf banget. Tadi, gue keceplosan ngomong yang mungkin bisa nyakitin pacar lo." Raya menampilkan raut wajah bersalah.

"Emang lo ngomong apa, Ray?" Arshaka menatap Raya penuh selidik. Sekretarisnya ini dikenal dengan julukkan murid terkepo dan ceplas ceplos di sekolah.

"Gue tanya cewe lo bisa pintar karena pakai dukun." Suara Raya agak dikecilkan.

Begitu mendengar jawaban Raya, Arshaka tertawa begitu juga dengan Adiba.

Cerita Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang