Suasana di kelas Adiba terbilang cukup ramai. Di karenakan guru yang mengajar tidak masuk, murid jadi bebas. Ada yang bermain game di belakang, ada yang pindah duduk untuk bergosip, dan ada juga yang mojok di ujung kelas. Lain halnya dengan Adiba, gadis itu sibuk membaca buku novel, mengabaikan Rana yang terus berceloteh dengan Anggi.
"Keren, kan, Nggi?" Tanya Rana.
"Iya, keren."
"Istirahat nanti, Haikal main bola engga, ya?" Rana membayangkan Haikal yang berkeringat dilapangan.
"Lo suka sama, Haikal?" Anggi menutup mulutnya tidak percaya.
Rana membulatkan matanya. Ia sudah keceplosan. "E-eh e-engga kok." Rana sedikit terbata bata.
Adiba yang sedari tadi menyimak, menutup buku novelnya. "Siapa sih, yang engga tau lo suka sama, Haikal." Adiba memutar bola matanya.
Rana terkekeh. Ia menyentuh tangan Adiba dan juga Anggi. "Jangan kasi tau Haikal, ya, gue engga mau dia sampai tau." Rana memohon.
"Loh kenapa?" kaget Anggi.
"Rana itu setiap suka sama cowok pasti engga pernah disukai balik." Bukannya Rana yang menjawab melainkan Adiba.
Anggi menatap Rana prihatin. "Kasian banget. Perjuangannya gerak ditempat mulu." Perkataan Anggi lembut namun tersirat nada mengejek disana.
"Ish! Anggi, dengerin gue ya. Gue bukannya engga mau confess ke Haikal, tapi gue takut pas gue confess Haikalnya engga kenal gue." Jelas Rana.
Anggi tidak membalas ucapan Rana. Ia menatap Adiba yang lanjut membaca novelnya.
"Dib," Panggil Anggi.
"Iya?"
"Bukannya gue nguping, ya, tapi gue kemarin kebetulan ada di Perpustakaan. Gue denger teriakkan Albara." Anggi bercerita dengan suara yang dikecilkan.
"Albara siapa?"
Rana menepuk jidatnya. "Aduh Adiba! Udah berapa kali gue bilang, Albara itu yang gantengnya kebangetan."
"Masih gantengan Arshaka."
Anggi menggeleng. "Arshaka sama Albara rival, loh." ucapnya.
"Terus hubungannya sama gue?" tanya Adiba.
"Engga ada hehe." kekeh Anggi.
"Males gue ngomong sama lo, Dib." Rana lebih memilih berjalan menjahili satu persatu murid.
Adiba bertatapan dengan Anggi. "Mau ikut Rana juga?"
Anggi menggeleng. "Gue engga mau ketularan."
⚫️⚫️⚫️
"Albara balikkin gak!" Embun teman kelas Albara mencoba menggapai kotak pensilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Tentang Kita
Teen FictionAlbara Melviano. Bad Boy sekolah, suka ikut tawuran, suka ikut balap liar, tampan, sifatnya tengil, selalu mengerjai orang. Albara tidak pandang bulu jika orang itu mengusiknya, mau wanita atau pria Albara akan menghabisinya. Albara yang tidak pern...