"Gagal itu urusan nanti, yang terpenting kita berani untuk mencoba dan mencoba."
.
.
.
.
-Happy Reading-"Re... Bangun Re.. " ucap mey dengan sedikit mengguncang tubuh Rere,membuat sang empu membuka mata, keringatnya bercucur deras dan dingin.
Re duduk dari tidurnya dengan nafas tersenggal-senggal, ia melirik ke arah Mey dan langsung memeluk tubuh sahabatnya itu.
"Thanks Mey," ucapnya, mey tersenyum lalu menepuk pelan punggungnya, "Santai Re..." balas mey, lalu mereka melepas pelukan itu, Re menyeka keringat serta air matanya menggunakan tisu yang sudah ada di meja sampingnya.
"Lo istirahat yah, gue temenin disini," ucapnya dengan cengengesan, karena Mey hari ini tidak smangat belajar, apalagi karena sahabatnya sedang tidak baik-baik saja.
"Gue mau ke kelas." ucapnya lalu mulai bergerak, sebelum itu mey mencekal tangannya, "Lo masih sakit, nanti aja," ucap mey, Rere ingin membantah tetapi terpotong karena ucapan mey, "please, gue mohon Re.. Gue khawatir sama lo, dengerin gue yah, sampe istirahat. Ntar lo boleh deh masuk abis itu." jelas Mey padanya, Mey merupakan sahabat sekaluligus sepupu bagi Re, ia mengerti apa yang di alami oleh Rere, begitupun kehidupan dan keluarganya.
Re tersenyum, "Oke..gue tidur.. Makasih. " ucapnya lalu mulai membaringkan tubuhnya di atas brankas, "nah gitu dong," balas Mey.
"Lo mending masuk, biar gue di sini sendiri"
"T-tapi... "
"Gak ada malas-malasan, dan gak ada tapi-tapian" bantah Rere.
"Hemm.. Iya deh... Lo baik-baik disini kalau ada apa-apa panggil anggota PMR yang lagi bertugas yah, gue pergi yah," ucap nya panjang lebar Re tersenyum dan mengangguk, setelah itu Mey pergi meninggalkan Rere dan pergi menuju kelasnya.
Sedangkan Rere memilih untuk tidur agar daya tubuhnya kembali normal , kelalanya juga masih terasa sakit . Ia segera menutup mata untuk mengistirahatkan diri terlebih dahulu.
🐼🐼🐼
Bel pertanda istirahat telah berbunyi, begitupun Rere yang sudah duduk menunggu Mey.
Kini ia berniat untuk pergi mengisi perut yang kosong, habis tidur tadi kepalanya sudah tak terasa pusing dan suhu tubuhnya juga sudah normal karena obat yang sempat ia minum,kenapa harus menjadi ketergantungan, baru hari ini ia tak sempat sarapan pagi sudah seperti ini efeknya batin Rere.
"Mey mana sih!" kesalnya, pasalnya sedari tadi Rere diam disini hanya untuk menunggu Mey tapi belum juga datang,sudahlah lebih baik dia pergi ke kantin sebelum ia mati kelaparan disini,lalu ia melangkahkan kaki menuju kantin.
Area kantin cukup ramai seperti biasanya, tetapi tak membuat niat Rere urung. Ia melangkah menuju penjual nasi goreng untuk memesanya.
"Bu.. Nasi goreng satu yah, telurnya setengah mateng ya! "
"ditunggu yah... Eh Rere!" sapa ibu itu lalu Rere tersenyum dan mengangguk,sambil menunggu Rere mencari cemilan untuk ia makan nanti.
"Ekhem.. Udah sembuh lo?" ucap seorang pria yang kini membuka kulkas dan mengambil minuman disana, Rere yang semulanya fokus mengambil makanan, seketika gerakannya melambat, bicara sama siapa tu orang batinnya, lalu melanjutkan kegiatannya.
"Gak tau terima kasih, dan gak tau cara minta maaf," sindirnya lagi, lalu meneguk minuman yang ia ambil barusan.
Merasa pria itu berbicara padanya ia bersuara. "lo ngomong sama gue? " tanya Rere yang sudah kesal pasalnya pria itu berbicara tanpa menyebut alamat,bukannya menjawab pria itu malah pergi meninggalkan nya menuju salah satu tempat duduk yang berada dikantin. Sabaarr.... Batin Rere.
Rere diam, Lalu ia berjalan dan mengambil pesanannya tadi, serta membayarnya terlebih dahulu, ia memilih duduk di dekat pria tadi, lebih tepatnya disamping pria itu.
Sontak membuat pria itu sedikit heran atas apa yang dia lakukan, tetapi ia memilih diam dan melanjutkan memakan bakso yang tadi sempat ia pesan, begitupun Rere ia memilih untuk diam dan memakan nasi goreng yang ia pesan.
"Gue gak tau lo ngomong sama siapa, tapi gue rasa pertanyaan lo buat gue," jedanya, yang memilih untuk meneguk air putih yang sudah tersedia, " Buat pertanyaan pertama," ia menatap pria itu yang masih mengaduk-aduk makanannya, "Gue udah sembuh," lalu kembali memasukkan satu sendok nasi goreng ke mulut dan segera mengunyahnya.
Pria itu menoleh dan menatap Rere yang sedang makan, tampa berniat memalingkan arah tatapannya, Rere yang merasa diperhatikan ia menatap balik pria itu, "Dan untuk pertanyaan kedua," jeda, "Gue gak tau maksudnya, tapi thanks dan Sorry," dan segera meneguk kembali air minum, nasi goreng Rere sudah habis tak tersisa dan ia segera bangkit.
"nanti lo suka sama gue kalau natap gue terus." ucapnya lalu segera pergi meninggal kan seorang pria itu sendiri, yang kini tersenyum, bukan senang tapi senyum mengejek pada Rere, "Songong," ucapnya lalu melanjutkan memakan bakso yang sempat tertunda.
🐼🐼🐼
Bel istitahat telah berakhir seluruh murid kini telah memasuki kelas masing-masing, begitupun Rere kini sudah duduk manis sambil menunggu kedatangan guru serta Mey, sedari tadi ia tak melihatnya kemana dia batinnya.
"Re... Uuhh sejak kapan lo disini, sorry ,tadi gue gak sempat jemput lo Re, tadi tuh gue dipanggil bu Gina," jeda lalu ia duduk tepat disamping Rere.
"Ada urusan apa lo ke.. " baru saja Rere hendak menanya tetapi terhenti karena kedatangan guru yang akan mengajar hari ini, sudahlah nanti saja ia akan bertanya, tunggu...bukankah itu cowok tadi, dia satu kelas dengan Rere dan duduk tepat dibelakang dirinya, hah? siapa dia? kenapa rasanya ia baru melihat pria itu, sudahlah masa bodo tentang pria itu lebih baik Rere kini fokus untuk segera belajar.
Sudah tak terasa akhirnya bel pertanda pulang sudah berdering begitupun kelas Rere yang sudah bubar beberapa menit lalu. Rere dan Mey yang kini tengah berjalan menuju tempat parkir, tak lupa Mey dengan sifat cerewetnya, Rere hanya bisa mendengar tampa merespon,sedari tadi Mey hanya membahas tentang alasan ia tak menjempur Rere di uks, serta makan di kantin.
"Yaudah sampe ketemu besok Re," pamitnya lalu memasuki mobil berwarna hitam itu, Re mengangguk dan membalas lambaian tangan dari Mey, ia segera menghidupkan dan menjalankan motor kesayangannya tak lupa memakai helm, masker dan kaca mata miliknya. Barulah Rere mulai melajukan perjalanan menuju rumahnya.
Cukup lama akhirnya ia sampai di kediamannya, tapi tunggu mobil siapa itu yang terparkir dirumahnya, tamu? Bukankah yang tahu rumah Re hanya tantenya dan Mey, mobil tantenya juga bukan apa lagi mobil Mey, lalu siapa.
Re memasuki area bagasi rumahnya dan mematikan mesin kendaraan serta mulai turun dan melepas helm yang melekat di kepalanya.
"Haii Re..." sapa wanita itu pada Rere, suara itu sangat familiar bahkan suara yang selalu mengganggunya akhir-akhir ini.
"Ngapain lo kesini!!" ucapnya sinis, seakan tak menginginkan keberadaan wanita itu.
.
.
.
.
TbcJangan lupa kasih vote dan komennya, hufftt aku tau kalian mengerti cara menghargai suatu karya.
Satu vote aja sangat berarti bagi aku:v
Haii sampai berjumpa di part selanjutnya..
Siapa yah kira-kira yuk yang tau komen...
Salam hangat dari akuuu...
Efrinenggusti
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Rere
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA, AKU TAU KALIAN MENGERTI CARA MENGHARGAI SUATU KARYA) . . . . Mulai :27-februari-2021 Publish :19-April-2021 Selesai : Hiatus ⚠PLAGIAT TEAM DILARANG KERAS MEMASUKI AREA LAPAK INI. ⚠MURNI HASIL PEMIKIRAN OTAK SENDIRI