"Cintamu bagaikan bayangan air, ditengah padang pasir. Itu bukan sebuah oasis, tapi fatamorgana berlapis."-Rere.
.
.
.
Happy ReadingSeorang pria kini berjalan sendirian sambil tertatih karena tubuhnya yang terasa sakit, apalagi bagian pinggul yang terasa cukup nyeri. Tetapi ia masih meneruskan langkah untuk segera pulang, tetesan air mengenai dirinya, sepertinya akan turun hujan. Dengan cepat ia berlari mencari tempat teduh , tetapi sialnya hujan sudah lebat yang membuatnya semakin basah apalagi nyeri yang tubuhnya rasakan semakin menjadi, sial ia terjatuh.
"Akhh... " pekiknya, terasa ngilu di bagian perut kirinya, ketika ia hendak berdiri tetapi tidak bisa karena ngilu di tubuhnya semakin sakit apalagi bagian perut karena hantaman dan pukulan dari seseorang yang membuatnya melemah.
Brakkkk....
Mobil hitam itu melesat sangat cepat, hingga ia menabrak pria itu yang membuatnya terlempar ke tengah jalan, bercakan darah dimana-mana. Dengan tidak bertanggung jawabnya mobil itu kembali melajukan dengan kecepatan tinggi.
"Apa kini saatnya aku pulang Tuhan," ucapnya lirih lalu ia mulai tak sadarkan diri.
🐼🐼🐼"Aaakkkhhh," Rere tersadar dari mimpinya, keringat dingin bercucuran dari pelipisnya,dengan napas yang tersenggal-senggal, dengan rakus ia menghirup udara dengan tak beratur. Sialnya masa lalu itu kembali menghantui dirinya, bahkan setiap hari tak pernah berhenti. Tetesan air mata membasahi pipi mulusnya itu, ia memejamkan mata dan menarik perlahan nafasnya untuk mengatur suasana hatinya.
"Tenang... tenang..." beberapa kali ia menghirup udara dari hidung dan dikeluarkan melalui mulutnya untuk menenangkan fikirannya yang kacau, terlihat disana kini menunjukkan pukul setengah satu, tadi ia tidur lebih awal sepertinya ia rasa tidur 3 jam cukup, lalu memilih menuju kamar mandi untuk segera mencuci muka, agar tubuhnya sedikit segar.
Ia kembali dengan wajah yang sudah segar, jika mandi mungkin ia tak sanggup karena cuaca kali ini masih dingin, apalagi masih pukul setengah satu.
Rere duduk di meja belajarnya, lalu mulai membuka buku Fisika sepertinya pagi ini ia akan belajar Fisika, agar bayangan itu tak menghantuinya lagi.
Sangat teliti bahkan ia mempelajari apa yang belum di pelajari selama sekolah, bahkan Rere sudah menguasainya, bagaimana tidak, ia di ajarkan dan di didik dengan baik oleh kakaknya, di ajarkan untuk terus belajar dan belajar, apalagi ketika suasana hatinya buruk, ia memilih belajar untuk menghilangkan fikiran itu.
Dengan belajar dan menghafal serta membuat berbagai rumus, mengerjakan ratusan soal setiap hari maka bayangan itu tak akan muncul ke dalam fikirannya, tentu saja fikirannya hanya tentang bagaimana cara menyelesaikan soal-soal itu.
🐼🐼🐼
Sayu-sayu penglihatannya mulai berfungsi, matanya ia kerjabkan beberapa kali, ia melihat sekeliling tidak ada siapa-siapa, seperti ruangan, tampak sebuah pintu terbuka menampilkan sosok yang disebut Dokter melangkah ke arahnya, ia mulai menggerakkan bada agar segera duduk, tapi sialnya seluruh tubuhnya sakit."Eh... Jangan banyak bergerak dulu, kondisi anda belum cukup pulih." ucap Dokter itu yang kembali membantu dirinya untuk tidur, ia mengikutinya saja.
"Anda tadi habis kecelakaan, dan beberapa warga yang membawa anda kesini, eum.. Apa masih memiliki keluarga?" jelas Dokter itu, apa yang harus ia jawab, ia sendiri bingung harus menjawab apa jika ia katakan masih apa mereka akan kesini, jika ia katakan tidak, tentu dirinya anak durhaka, ia mengangguk sebagai jawaban.
"Apa anda tau, nomor yang bisa di hubungi? " tanya Doter itu lagi, ia kembali mengangguk dan menerima uluran ponsel dari dokter itu, lalu ia mulai mengetikkan beberapa nomor disana.
Apa mamanya akan mengangkat telvon darinya?, akhirnya sambungan telvon itu terhubung.
"Halo, ma... Ini.. "
"....."
Tuuuttt... Tuuutt...
Sambungan terputus, baru saja ia ingin berbicara tetapi sudah di putuskan, seolah mamanya tau siapa yang memanggil dirinya, Doter itu masih memandang ke arahnya, apa yang harus ia katakan."Aku dirumah sakit ma"
"baiklah, aku tunggu"
Lalu ia menutup telvon itu,maafkan dirinya Tuhan yang harus berbohong seperti ini.
"Sudah? " tanya Dokter ,itu lagi lalu ia mengaggguk dan menyerahkan kembali ponsel milik Dokter itu."Ya sudah kalau begitu, saya periksa kamu dahulu" lalu ia mulai melakukan tugasnya, mengecek kondisinya, tak perlu lama akhirnya selesai.
"Nanti suruh keluarga kamu temui saya, saya menunggu di ruangan saya, untuk pulang kamu belum di izinkan," jeda " Yasudah saya pergi dulu, kalau ada apa-apa panggil saja saya atau suster disini," jelasnya.
"Iya... Terima kasih." balasnya lalu dokter itu mulai pergi meninggalkan dirinya sendiri.
Tetesan air mata jatuh di pipinya dengan cepat ia menghapusnya.
"Jangan menangis. Laki-laki itu kuat." ucapnya dengan suara yang sudah bergetar lalu mulai menutup matanya, kenapa Tuhan masih menyelamatkan nyawanya, kenapa ia tak pergi saja dari dunia ini.
.
.
.
.Tbc....
Maaff kalo pendek banget:v
Maaf banget kalo makin gajelas wkwkwk...
Maaf kalo typo, kalo ada salah sok atu di perbaiki tapi dengan kalimat yang sopan yah:)Makasih untuk yang setia bacanya meski semakin hari semakin gaje:v, makasih juga buat yang mau ngasih vote. Loveeyou <3
Next dong yah:)
Lanjutin atu sampe ending:v
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Rere
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA, AKU TAU KALIAN MENGERTI CARA MENGHARGAI SUATU KARYA) . . . . Mulai :27-februari-2021 Publish :19-April-2021 Selesai : Hiatus ⚠PLAGIAT TEAM DILARANG KERAS MEMASUKI AREA LAPAK INI. ⚠MURNI HASIL PEMIKIRAN OTAK SENDIRI