Bag. 1

5.6K 549 150
                                    

Dimohon untuk memfollow akun penulis terlebih dahulu, terima kasih.
    



































    
Seoul, South Korea
   


   
Kringg Kringg..
  

  
Senyum manis itu terus merekah diwajah tampan seorang remaja pria yang sedang mengayuh pedal sepedanya di jalanan kota Seoul yang cukup ramai. Sinar matanya begitu cerah, secerah mentari pagi yang baru saja muncul di ufuk timur.

Hidup sendiri di kota besar seperti Seoul memiliki tantangan tersendiri baginya, remaja berusia 19 tahun itu di tuntut untuk terus bekerja keras disaat remaja seusianya sedang giat belajar di perguruan tinggi.

Banyak orang mengatakan bahwa hidup itu layaknya jungkat jungkit, kadang kita diatas dan kadang kita dibawah. Tapi bagi remaja itu, jungkat jungkit kehidupannya mengalami kerusakan, karena selama ini ia tidak pernah merasakan berada diatas, dan ia selalu berada dibawah.

Dan remaja itu adalah, Park Jeongwoo.

Kini ia memakirkan sepedanya di depan sebuah Toserba dan berjalan santai sembari mengais tasnya masuk ke dalam.
  

  
Ting~
  

  
"Pagi, Koh!" sapa Jeongwoo saat dirinya memasuki toserba tempat ia bekerja.

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Jeongwoo mengambil pekerjaan paruh waktu di sebuah Toserba yang berada di sudut kota.

"Tumben dateng lebih awal" ucap Lee Seunghoon si pemilik toko.

Lee Seunghoon atau lebih akrab di sapa Kokoh itu adalah salah satu orang yang sangat berpengaruh dalam kehidupan seorang Park Jeongwoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lee Seunghoon atau lebih akrab di sapa Kokoh itu adalah salah satu orang yang sangat berpengaruh dalam kehidupan seorang Park Jeongwoo. Beliau telah banyak membantu Jeongwoo dikala dirinya sedang dilanda kesulitan.

"Iya, sekalian olahraga koh hehe"

"Nih, sarapan dulu" Kokoh menyodorkan sebuah kotak nasi kepada Jeongwoo. Dirinya sudah sangat hafal bahwa Jeongwoo pasti belum sarapan jika datang lebih awal seperti ini.

"Makasih, Koh" Jeongwoo pun mengambil kotak nasi tersebut.

"Sekarang lo cepetan ke belakang, makan dulu abis itu langsung ganti baju"

Kokoh memang orang tua yang gaul, dia selalu memakai bahas 'lo-gue' pada orang yang lebih muda ataupun seusianya.

Jeongwoo pun mengangguk dan bergegas pergi ke ruang ganti untuk menyantap sarapannya dan berganti baju.
   

  
Sampainya diruang ganti, Jeongwoo meletakan tasnya di loker dan duduk dikursi yang ada di sudut ruangan. Sejenak ia bersandar pada tembok sambil menghembuskan nafas beratnya berkali-kali.

THE CEO [ HAJEONGWOO ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang