Takao terhenyak dengan cara Kagami memanggil Akashi. Namun saat ini ia butuh kehangatan seperti itu. Jadi dia membalas pelukan Kagami. Dan menangis tersedu di dadanya.
-
-
-
-Kagami mengelus rambut Takao. Ia diam saja. Hanya membiarkan bajunya basah karna air mata Takao. Kagami heran. Lagipula kenapa Takao menjahili Akashi segala sih. Sudah tau sikapnya kayak gitu. Tapi Kagami paham kok, kenapa Takao melakukan itu. Mengingat Takao adalah orang yang easy-going, jadi hal itu wajar ia lakukan. Takao mungkin ingin sedijit dekat atau akrab dengan Akashi. Makanya ia mengajaknya bercanda.
Kagami menghela nafas. Sudah hampir 1 jam Takao menangis. Ia lelah. Pengen pulang.
"Sudahlah Takao. Aku akan membalas si boncel kok. Tenang saja. Jangan nangis mulu ya." Ucap Kagami. Ia terus mengelus surai Takao. Ia merasa kasihan. Sebagai teman, ia ingin membantu Takao. Tapi melawan Akashi sama saja dengan bunuh diri. Itu yang dipikirkannya. Bagaimanapun ia harus memikirkan konsekuensinga juga kan. Namanya juga membuat strategi.Takao mengangkat kepalanya menjauhi dada Kagami.
"Makasih ya Kagami." Ucapnya sambil terisak sedikit.
Kagami mengangguk
"Um. Iya... aku akan membals boncel besok. Aku diajak oleh Kuroko untuk ikut bersamanya. Disuruh Boncel katanya."ucap Kagami.Takao mengangguk.
"Terimakasih Kagami" ucap Takao tersenyum"Kau besok ikutlah denganku."
"Hah?"
"Hah heh hah heh..... ya kau ikutlah. Gak usah mangap gitu juga. Kan yang butuh keadilan itu kau bukan aku.. gimana sih."
Ucap Kagami naik derajat."Hehehe tapi ini kan bukan pengadilan. Aku takut ketemu sama Akashi.. kau saja ya." Mohon Takao. Memakai puppy eyes dimatanya.
"Gak usah melas.. gak ngaruh juga." Ucap Kagami. Ia mengalihkan pandangannya. Dan berdiri.
Saat itulah Takao tau. Kalo Kagami gak sebaik keliatannya.
Takao ikut berdiri. Dan memandang Kagami.
"Kau tidur di rumahku saja. Besok kita langsung berangkat. Aku akan bilang pada Kuroko untuk duluan agar bareng kita." Ucap Kagami. Membersihkan celananya dari debu.
Takao mengangguk.
"Iya baiklah. Aku nginep di rumahmu. Makasih ya." Ucap Takao.Takao berjalan mengikuti Kagami. Ia terus memandangi punggung Kagami. Kagami yang akan membantunya. Apa tidak akan kenapa kenapa?. Tapi kenapa perasaannya gak enak. Emang mau terjadi sesuatu atau hanya perasaannya saja. Entahlah. Takao membuang jauh jauh pikirannya. Ia sedikit berlari untuk menyusul Kagami. Karna saat ia melamun tadi. Kagami sudah menjauh.
*******
Kagami menghela nafas. Ia merebahkan diri di atas kasur. Ia bisa mendengar gemericik air dari kamar mandinya. Takao bilang saat baru tiba tadi. Ia ingin mandi untuk menjernihkan pikiran dan mencari ketenangan. Kagami iyakan saja. Dan sekarang Takao sdang mandi.
Kagami bangkit. Ia keluar kamar dan menuju dapur. Ia akan membuat jus. Barangkali Takao akan merasa sedikit lebih baik dengan minuman segar.
Setelah ia memblender buah apel untuk jus. Ia menambahkan es batu. Tidak terlalu dingin. Tapi sudah cukup segar untuk orang bermasalah seperti Takao.
Kagami duduk di depan meja makan. Segelas jus terletak manis dihadapannya. Ia menunggu kedatangan Takao. Ia menghel nafas saat Takai tidak muncul muncul. Ia berdiri dan berjalan kekamarnya. Ia bawa sekalian jusnya.
Saat sampai di kamar. Ia dapati Takao tertidur disana. Pantas saja gak muncul muncul. Mungkin Takao kelelahan karna menangis selama satu jam.
Kagami meletakkan gelas itu dimeja. Ia menyusul naik ke atas kasur. Membaringkan diri. Dan mulai memejamkan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince(s) Who Must be Protected (HIATUS)
FanficKehidupan Kagami yang damai. Tentram. Aman. Nyaman. Dan indah. Harus pupus gara gara buku milik Akashi Seijuro. Membantu orang lain adalah kebiasaan bagi Kagami. Bahkan membantu orang asing pun, ia mau. Jika memang orang itu benar benar membutuhkan...