2 (B). Pesona Sang Viscount

1.5K 274 13
                                    

Buat yang gak sabar baca ceritaku sampai selesai, semuanya sudah selesai dan bisa kalian pesen baik cetak, ebook dan PDF untuk beberapa cerita. Bisa hubungi no 081917797353.

List historical Romance :
1. Second Chance
2. Drunk on Love
3. Beautiful Rose
4. Love Me, Pleasee!!
5. Finally, I Found Someone
6. My Fiance
7. Run to You
8. Myrtle
9. I Choose You (Season Series #1)
10. Baby's Breath (Season Series #2)
11. Healer (Season Series #3)
12. Stole His Heart (Season Series #4)

Yang butuh semua cerita di atas bisa hubungi aku di nomer di atas yah.

Jangan lupa tinggalkan jejak and happy reading



💗💗


Richard memberi isyarat pada wanita yang sedari tadi terus menatapnya untuk mengikutinya. Wanita itu tersenyum tipis, berbasa-basi pada temannya sebelum mengikuti Richard yang kini sudah berjalan ke arah lorong yang sepi.

Baru saja wanita itu memasuki lorong sepi itu, sebuah tangan besar menarik pergelangan tangannya. Ia hampir saja berteriak jika saja Richard tidak segera menutup bibirnya dengan tangannya.

"Jangan berteriak, ini aku," bisik Richard di telinga wanita itu. sengaja ia melakukannya karena Richard tahu betul daerah-daerah sensitif para wanita.

Wanita itu mengangguk. Begitu Richard melepaskan tangan dari mulutnya, ia langsung berbalik, kedua matanya yang besar menatap Richard dengan tatapan penuh pemujaan. "My... Lord," katanya dengan suara bergetar.

Wanita itu tahu siapa Richard. Ia juga tahu bagaimana sepak terjang pria itu. Hampir semua wanita di kalangan bangsawan juga sudah mengetahui siapa Richard, begitupun dengan sepak terjangnya. Tapi sama seperti wanita lainnya, ia tidak peduli.

Kenyataan bahwa Richard belum menjatuhkan pilihan kepada wanita manapun membuat wanita itu dan wanita lainnya tidak menyerah untuk mendapatkan hati Richard. Mereka memiliki kepercayaan diri untuk bisa menaklukkan sang Viscount yang mempesona. Dan ia tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan yang di milikinya saat ini. Ia akan membuat Richard berada di bawah kendali dirinya.

Tapi wanita itu lupa kalau yang dihadapinya adalah Richard, sang Vicount yang mempesona. Ia tidak sadar bahwa pada akhirnya bukan Richard yang akan berada di bawah kendalinya tapi dirinyalah yang akan berada di bawah kendali Richard.

"Apa yang kau inginkan dariku, My Lady?" Richard mendekat. Kedua tangannya yang besar bergerak ke belakang, menangkup dan meremas bongkahan bokong wanita itu. Wanita itu memejamkan matanya. Menikmati sentuhan Richard di kedua bokongnya hingga ia tanpa sadar melemparkan tubuh indahnya pada Richard. "Apa ini yang kau inginkan dariku, My Lady?"

Remasan kedua tangan Richard di bokongnya membuat wanita itu lemas. Bagian bawah tubuhnya mulai terasa basah. Cairan kental terasa membasahi kedua pahanya.

Tidak heran Richard sangat terkenal, pria itu memang sangat pandai memainkan tubuh wanita hingga sang wanita kehilangan akal sehat seperti yang saat ini terjadi padanya.

Jika sudah seperti ini, bagaimana ia bisa membuat Richard bertekut lutut padanya? Bagaimana ia bisa mengendalikan Richard ketika tubuhnya sudah berada dalam kendali pria itu sepenuhnya.

"Jawab aku, My Lady," Richard berbisik di telinga wanita itu. Ia menggigit pelan telinga kembut wanita itu. Mengirimkan gelenyar nikmat yang semakin membuat wanita itu meremang karena sentuhan Richard di tubuhnya.

Baru saja wanita itu hendak membuka mulutnya, jemari nakal Richard menyentuh tubuh paling sensitif wanita itu. Membelainya dari luar dan tersenyum ketika menemukan lembah itu sudah sangat basah.

"Jawab aku, My Lady," Richard menekan jarinya pada tonjolan lembah rahasia wanita itu hingga wanita itu tercekat. "Apa yang kau inginkan dariku, My Lady?" Richard kembali mengulangi pertanyaannya sementara jarinya di bawah sana menyentuh semakin intens.

"Iya... iya, aku menginginkanmu. Aku ingin kau memasukiku sekarang juga, My Lord."

Richard tersenyum lebar. "Ini yang seharusnya kau katakan sejak tadi, My Lady."

Dengan cepat Richard membalik tubuh wanita itu menghadap dinding, kedua kaki jenjang wanita itu di tariknya ke belakang hingga posisi sang wanita menungging seksi di depannya. Kedua tangan besar Richard menaikkan gaun beserta rok dalam wanita itu hingga ke pinggang, menampilkan bokong sang wanita.

"Aku tidak suka berlama-lama, dan kau juga lebih dari siap untukku, My Lady."

Wanita itu tidak menjawab. Ia hanya mengerang ketika Richard menyentuh dirinya tanpa penghalang di bawah sana. "Iya, iya, lakukanlah... lakukanlah, My Lord. Lakukan sekarang juga."

Richard menurunkan resleting celananya dan mengeluarkan miliknya, menggeseknya di depan milik sang wanita itu beberapa kali sebelum menghentak masuk.

Lenguhan wanita itu menggema di lorong sepi dimana mereka berada, terdengar semakin sering ketika Richard mulai menggerakkan tubuhnya. Memuaskan dirinya dan sang wanita.

Ketika apa yang dicarinya hampir ia dapatkan, Richard mengeluarkan dirinya dan menumpahkan cairannya di atas bokong putih sang wanita. Ia segera merapikan penampilannya, tidak lupa penampilan sang wanita yang tubuhnya sudah ia bersihkan dengan saputangan miliknya.

"Terima kasih untuk malam yang indah ini, My Lady," bisik Richard di telinga wanita itu. Tidak lupa sebuah kecupan mesra dilayangkannya pada telinga sang wanita.

"Madeline," wanita itu membalik tubuhnya hingga ia bisa melihat wajah tampan Richard. "Namaku Madeline, My Lord."

Richard tersenyum sebagai bentuk penghargaan terhadap wanita itu. "Madeline, nama yang sangat bagus," Richard merapikan rambut Madeline dan meraih tangannya, lalu melayangkan kecupan basah di atas punggung tangan Madelinie. "Terima kasih untuk malam yang indah ini Madeline. Aku tidak akan pernah melupakannya. Semoga kita bisa bertemu kembali suatu saat nanti," kata Richard sebelum berlalu meninggalkan Madeline.

Madeline berbunga-bunga mendengar ucapan Richard. Reaksi yang berbanding terbalik dengan Richard, karena apa yang baru saja diucapkan Richard adalah kalimat yang sama yang selalu diucapkannya kepada wanita-wanita yang pernah menemaninya.

Tidak ada yang istimewa dari apa yang baru saja diucapkan Richard. Itu hanyalah bentuk penghargaannya pada para wanita itu karena telah memuaskannya. Karena setelah semua selesai, Richard sama sekali tidak mengingat mereka.

Bagi Richard apa yang baru saja terjadi adalah hal yang wajar. Bukan hanya dirinya yang sering mencari kepuasan dari para wanita yang juga menginginkan hal yang sama. Ada banyak para bangsawan lainnya yang melakukan hal yang sama. Asal keduanya suka dan tidak terikat hubungan dengan siapapun, bagi Richard hal itu bukan masalah.

Jadi karena itulah tidak ada yang benar-benar istimewa bagi Richard. Ia juga tidak pernah benar-benar berharap bertemu para wanita itu lagi di lain kesempatan.

Tapi ada satu wanita yang sangat ingin di temui Richard saat ini. Wanita yang pernah menghabiskan malam panas dengannya. Wanita yang terus di cari Richard hingga saat ini.

Richard memang tidak memiliki petunjuk apapun tentang wanita itu. Ia tidak tahu nama wanita itu. Wajahnya pun tidak ia kenali. Hanya suara desahan wanita itu yang akan menjadi petunjuk bagi Richard untuk menemukan wanitanya.

Iya, wanitanya. Karena setelah malam itu, wanita itu telah Richard nobatkan sebagai wanitanya. 





💗💗
01042021

(PO) Sang Viscount (Season series #5)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang