Yang belum FOLLOW silahkan FOLLOW, karena aku bakalan BLOKIR kalau kalian ketahuan BACA tapi GAK FOLLOW AKUNKU!!
Btw yang tiba-tiba gak bisa lagi baca ceritaku, berarti aku udah blokir karena gak follow. Udah itu aja infonya
Buat yang gak sabar baca ceritaku sampai selesai, semuanya sudah selesai dan bisa kalian pesen baik cetak, ebook dan PDF untuk beberapa cerita. Bisa hubungi no 081917797353.
List historical Romance :
1. Second Chance
2. Drunk on Love
3. Beautiful Rose
4. Love Me, Pleasee!!
5. Finally, I Found Someone
6. My Fiance
7. Run to You
8. Myrtle
9. I Choose You (Season Series #1)
10. Baby's Breath (Season Series #2)
11. Healer (Season Series #3)
12. Stole His Heart (Season Series #4)Yang butuh semua cerita di atas bisa hubungi aku di nomer di atas yah.
Jangan lupa tinggalkan jejak and happy reading
💗💗
Eilaria melepaskan topi yang dikenakannya begitu ia menaiki undakan anak tangga di depan kediamannya. Sebelum tangannya menyentuh gagang pintu, pintu rumahnya sudah lebih dulu terbuka dari dalam, menampakkan sosok sang adik yang menatapnya dengan mata terpincing tajam.
"Ada apa?" tanya Eilaria sembari menggantungkan topinya di samping pintu. Ia sudah sangat mengenal sang adik dan tahu jika ada yang akan ada adiknya itu pertanyakan padanya.
"Bukankah seharusnya aku yang bertanya padamu Eilaria?" Gabriella melipat kedua tangan di dada, menunggu jawaban yang akan diberikan sang kakak.
Eilaria tersenyum pada sang adik. "Apa yang ingin kau tanyakan Gabby? Katakan saja."
"Apa sebenarnya yang sudah kau lakukan Eil? Darimana kau mendapatkan uang sebanyak itu hingga mas kawinku bisa naik dengan nilai yang sangat fantastis seperti itu?"
"Ah itu," bukannya menjawab, Eilaria menuju kursi dan mendudukkan dirinya di ruang tamu. Ia menuangkan teh hangat yang pasti sudah disiapkan Ana untuknya karena sang pelayan sudah diberitahu jam kepulangannya.
"Kau akan mengatakannya atau aku harus mencari tahunya sendiri?" Gabriella kembali menuntut.
"Duduklah dulu, Gabby dan minum tehnya agar kau bisa lebih santai."
"Aku serius Eil," meskipun kesal, Gabriella mengikuti keinginan sang kakak untuk duduk. Ia menerima teh yang Eilaria sodorkan padanya dan meminumnya. Lumayan sedikit meredakan kekesalannya yang sedari tadi menunggu kedatangan sang kakak. "Jadi bisa katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi?"
"Tidak terjadi apapun Gabby. Ada teman baik hati yang meminjamkan uangnya padaku."
"Kau pikir aku akan percaya dengan ucapanmu itu? Teman-temanmu tahu bagaiamana kondisi keluarga kita saat ini Eil. Mereka tidak akan mungkin memberimu pinjaman sebanyak itu," Gabriella menatap tajam sang kakak. "Dan jangan berpikir untuk membohongiku karena aku sudah sangat dewasa untuk mengetahui kebohongan yang kau lakukan."
"Aku tidak berbohong Gabby," Eilaria berkata sambil menatap Gabriella. "Coba kau pikir, kalau aku melakukan sesuatu yang saat ini kau pikirkan, meskipun aku tidak tahu apa yang benar-benar kau pikirkan mengenaiku, tapi aku tidak mungkin menunggu waktu selama ini untuk menaikkan mas kawinmu. Aku akan melakukannya dengan cepat agar kau bisa segera menikah."
Gabriella menatap Eilaria, mencari kebohongan yang mungkin saja disembunyikan sang kakak meskipun ia tahu apa yang dilakukannya tidak akan menghasilkan apapun. Eilaria memang kakaknya, tapi ia tidak pernah bisa mengetahui apa yang sang kakak sembunyikan melalui tatapan matanya. Eilaria terlalu pandai menyembunyikan apa yang dirasakannya pada semua orang, termasuk pada keluarganya sendiri. Mungkin karena tanggung jawab yang selama ini dibebankan padanya sebagai anak tertua, mengingat anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga mereka saat ini masih berusaha sembilan tahun.
"Kenapa kau melakukan semua ini Eil? Kenapa kau menaikkan mas kawinku jika kau memiliki uang? Kenapa kau tidak menggunakannya untukmu sendiri?"
"Karena kau adalah adikku, Gabby. Aku ingin kau menikah dengan pria yang kau cintai tanpa harus terbebani dengan masalah mas kawin."
"Kenapa kau terus saja mendahulukanku, Eil? Kau juga harus menikah, bukan hanya aku," Gabriella menatap sang kakak dengan tatapan sedih. Ia merasa menjadi seoarang adik yang tidak berguna dan hanya menyusahkan kakaknya. Ia tidak pernah bisa melakukan apapun untuk keluarga mereka. Hanya Eilaria yang berjuang sedangkan ia hanya menikmati apa yang sang kakak berikan untuknya.
Eilaria menghela napas. Ia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Melihat bagaimana cara Gabriella menatapnya, ia sangat tahu apa yang saat ini adiknya itu pikirkan. "Aku melakukan semua ini bukan hanya karena tanggung jawabku sebagai seorang kakak, tapi juga karena aku menyayangi kalian. Aku ingin memberikan yang terbaik untuk kalian seperti yang Papa dan Mama impikan selama ini. Aku adalah yang tertua diantara kalian, tidak ada yang bisa kalian andalkan selain aku, dan aku yakin kalaupun posisi kita di tukar kau juga akan melakukan apa yang selama ini aku lakukan Gabby."
Gabriella menghela napas. "Tapi kau tidak harus mengorbankan dirimu seperti ini, Eil. Kau berhak bahagia. Kau juga harus menikah. Kau juga harus memikirkan masa depanmu sendiri, bukan hanya aku dan Alger."
"Kita sudah sering membahas ini sebelumnya Gabby, dan kau sangat tahu jawabanku."
"Tapi kau belum terlalu tua untuk menikah, Eil. Kau cantik, tubuhmu padat berisi, dan jika kau mau sedikit saja memberi kesempatan pada mereka, akan ada banyak pria yang ingin menikahimu, aku yakin itu." sahut Gabby penuh semangat.
Eilaira tertawa mendengar apa yang Gabriella katakan. Mungkin memang akan ada yang menikahinya suatu saat nanti tapi ia yakin orang itu bukan orang yang diinginkannya, melainkan bangsawan tua yang menikah entah untuk keberapa kalinya. Tidak ada bangsawan dewasa yang tampan dan mapan yang berminat menikahi wanita yang tidak lagi muda seperti dirinya. Tidak akan pernah ada.
Lagipula pernikahan mungkin memang tidak akan pernah cocok dengannya. Tidak pernah ada pria yang benar-benar menarik perhatiaannya dan ia juga terlalu disibukkan dengan kedua adiknya yang membutuhkan perhatian penuh hingga tidak memiliki waktu untuk bersenang-senang. Selain itu, ia merasa para bangsawan kebanyakan tidak menyukai bentuk tubuhnya yang sedikit berisi.
Iya, tubuh Eilaria memang bisa dikatakan gemuk jika dibandingkan para wanita bangsawan lainnya. Jika bangsawan lainnya memiliki tubuh yang lasing dengan lekuk indah yang membentuk tubuh mereka, tapi Eilaria cenderung lebih berisi tapi dengan lekukan yang pas. Hanya saja Eilaria tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya. Dan sejauh ini memang tidak ada yang pernah memuji bentuk tubuhnya.
"Kau sangat indah. Kau memiliki tubuh yang sangat luar biasa indah."
💗💗
05042021
KAMU SEDANG MEMBACA
(PO) Sang Viscount (Season series #5)
RomanceWAJIB FOLLOW AKUN PENULIS SEBELUM BACA!! Sinopsis ada di dalam cerita