PERJALANAN

24 0 0
                                    


Apakah sebuah perjalanan dimaknai dari seberapa jauh kita pergi, seberapa asing tempat yang kita singgahi dan seberapa lama kita tinggali. Jika tidak jauh, tidak asing dan tak lama kita singgahi, makna perjalanannya tidak ada. Kosong saja. Apakah begitu?

"Lalu, bagaimana dengan kita yang tak bisa melangkah jauh?" Katamu waktu itu.

Hidup ini diisi dengan banyaaak perasaan takut, nampaknya kata itu ada benarnya. Perasaan takut ada dalam setiap helaan, dalam setiap detak, dalam setiap kedip mata, termasuk dalam setiap langkah. Perasaan takut mengikat, menetap, melekat, melahirkan rasa hawatir, melahirkan perasaan sedih, marah, melahirkan kekecewaan, pun melahirkan bahagia, optimis, semangat, pantang menyerah. Perasaan takut beranak pinak, mengerikan sekaligus menakjubkan.

Sebetulnya kita bisa melangkah jauh, sejauh yang kita mau. Tapi, kabar buruknya, dalam jiwa kita, perasaan takut melahirkan keinginan yang sedikit saja.

Aku pernah membelah dada seorang laki-laki miskin yang bisa bepergian hingga jauuuhhh melintasi beberapa benua. Coba tebak, apa yang dilahirkan Takut di dadanya? 

"Mungkin melahirkan keberanian?" jawabmu polos.

Bukan. iya, itu memang ada, tapi bukan itu.

Dalam dadanya kulihat takut melahirkan kekecewaan. Ia takut setengah mati dan lahirlah sebuah kecewa yang tumbuh subur merangsek ke setiap sendi, berbaur dengan darah dan mengalir melalui nadi. Sehingga kemiskinan tidak mampu lagi mencegahnya tinggal dan kelaparan.

Kita semua punya peluang yang sama, punya kemampuan yang sama. Tinggal memilih, apa yang ingin dilahirkan oleh takutmu, apa yang ingin digerakkan oleh anak-anak dari rasa takutmu.

Perihal perjalanan, tidak pernah ada yang tidak bermakna. Bahkan, kamu akan mendapat perasaan yang berbeda saat kamu berjalan lima langkah saja dari rumahmu, jika kamu  memilih jam yang beda dari biasanya, memilih menatap arah yang beda, memilih jalan mundur misalnya hahaaa



PERGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang