Lakon

13 1 0
                                    


Panggung yang megah dengan lighting warna warna meliuk-liuk mengikuti gerakan sang  pemeran. 

Wanita rambut sebahu memerankan pemeran utama, bajunya berwarna keruh. Wajahnya terlihat sedikit kaku, terlebih saat semua lampu padam dan hanya menyisakan satu lampu dengan cahaya putih yang semburat tertuju padanya.

Pemeran utama wanita sesekali menari, sungguh tarian yang indah, tarian dengan senandung penuh kerinduan, tarian dengan liukan syahdu seperti sedang memanggil seseorang.

Di ujung panggung, pemeran utama laki-laki bersiap tampil dengan baju hitam -tanpa kuda tentunya- ~ Penonton semakin ramai tepuk tangan. Bersorai takjub.

Pemeran utama wanita dengan rambut sebahu dan bajunya yang berwarna keruh itu menghentikan tariannya, berlari ke arah sang pemeran utama laki-laki, begitupun sebaliknya.

Tepat di tengah panggung mereka bertemu, sang wanita melabuhkan badannya juga hatinya.

Namun... seketika senyum wanita itu sirna digantikan dengan wajah pilu dan air mata. Semua penonton terdiam, hening sesaat.

Kini yang terdengar hanya rintihan kesakitan dari wanita itu. 

Dengan suara parau wanita itu berkata "Pergilah"

Penonton masih tidak percaya dengan apa yang mereka lihat, darah menetes deras, menggenang diatas panggung.

Laki-laki itu, sang pemeran utama, dengan baju hitamnya menjadi seperti siluet yang kian lama warnanya memudar, menyisakan sang pemeran utama wanita seorang diri.

 Sebelum sang pemeran utama laki-laki itu benar-benar menghilang, mengasap tipis dan berlalu bergitu saja, wanita itu segera menarik  badik kecil yang menancap di perut sebelah kanannya, kemudian ia tancapkan lagi di dada kirinya. Ia terjatuh.

"Jika aku harus mati, maka akulah yang membunuh diriku sendiri, bukan kamu" 

"Selamat tinggal" Katanya pelahan.

Saat penonton masih menerka-nerka dengan jalan ceritanya, kru berhamburan naik ke atas panggung lengkap dengan petugas medis. Seluruh penonton diperintahkan segera keluar.

PERGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang