4 | Mata Ke Hati

103 14 0
                                    

Tawamu buat aku tersenyum lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tawamu buat aku tersenyum lagi

༻❀༺

Restoran padang nggak akan pernah kenal sama yang namanya sepi pengunjung. Apalagi ketika menjelang jam makan siang—jam padatnya, pukul setengah sebelas—hingga pukul satu. Ditambah dengan lokasi restoran padangnya berada di dekat pusat kota dan berdekatan dengan beberapa kantor. Udah dijamin, pasti bakalan padat banget!

Namun, Maudy dan Akbar tetap tidak mengurungkan niat mereka untuk makan siang bersama di sana. Iya, mereka janjian. Akbar yang mengajak lalu Maudy yang memilih tempat.

"Tempatnya dekat dari kantor abang," jawab Maudy sebelum memasukkan suapan pertamanya. Ia memesan lauk ayam pop—langganannya sekaligus menu terbaik di sana selain dendeng balado, ayam bakar, dan rendang.

Restoran padang yang mereka datangi memang berada cukup jauh dari universitas tempat Maudy mengajar tapi dekat dengan kantornya Akbar. Alasan Maudy cuman satu, biar Akbarnya nggak merasa repot karna harus pergi jauh dan waktu istirahatnya jadi terbuang percuma karna lama di jalan. Beda dengan Maudy yang punya jam kosong lebih banyak karna kelasnya akan dimulai lagi pada pukul setengah tiga. Jadi yaudah, pilih lokasi yang dekat dengan kantornya Akbar. Lagipula, restoran padang ini masakannya juga enak kok. Salah satu yang terbaik di kota mereka.

"Sering makan di sini?"

"Nggak, jauh soalnya, Bang."

Akbar hanya mengangguk pelan kemudian melanjutkan makan siangnya. Ia bukan termasuk tipe orang yang akan sering berbicara ketika makan, malahan cenderung memilih untuk diam. Fokus dengan makanannya. Tapi entah kenapa, untuk kali ini ia jadi ingin berbicara lebih panjang dengan Maudy, cuman nggak tau mau bahas apa. Lagi.

Sedangkan Maudy, dia termasuk ke tipikal orang yang suka berbicara sambil makan atau paling nggak minimal makan sambil nonton video di youtube alias yang kalau makan harus dibarengi sama aktivitas lain. Beda jauh dengan Akbar.

Seporsi nasi padang dengan lauk ayam pop ditambah dengan satu piring nasi tambuh dan setengah piring kerupuk kulit kuah—bagi dua sama Akbar, udah Maudy habiskan. Terserah, kalau Akbarnya mikir kalau porsi makan Maudy gede. Buang jauh-jauh sikap jaim lo, Maudy Tanera! Biar si Bang Akbarnya nggak kaget pas nikah nanti. Eh?

༻❀༺


Entah mengapa, saat ini Akbar merasa ada yang berbeda dengan dirinya sendiri. Sedari tadi, senyum dari wajahnya juga belum luntur—sejak pulang dari kantor—dan bahkan sesekali ia menahan tawanya ketika membantu bundanya mencuci piring bekas makan malam.

Tadi bundanya tentu sempat bertanya namun hanya dijawab, "Cuman ingat kejadian lucu di kantor kok, Bun." Dan ketika ditanya kejadian apa, Akbar malah berkata, "Rahasia." Sambil membalasnya dengan kekehan kecil. Sebenarnya tak hanya bundanya saja yang bertanya, seluruh anggota keluarganya termasuk ponakannya juga ikut penasaran, bingung, dan juga takut. Yaa, siapa nggak takut dengan orang yang senyum-senyum sendiri. Takutnya ada sesuatu yang nempel di Akbarnya ... mungkin penghuni kantornya atau yang berasal dari daerah tempat Akbar dinas. Kan bisa bahaya sekaligus seram.

Ordinary LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang