- Prolog -

91 10 4
                                    

Debar itu hanya sesaat. Harapanku hilang seketika begitu dirinya terbaring di sana tak sadarkan diri. Untuk pertama kalinya aku benar-benar pasrah dengan apa yang terjadi. Namun, tetap memikul beban seraya berteriak kencang.

Begitu sadar, tubuhku terdorong dan secara tidak sengaja memutus apa yang sedari tadi berusaha kujaga. Api membakar ikatan itu menjadi abu, membuka ruang untuk dia yang selama ini terkurung untuk lepas. Aku tidak sempat untuk memikirkan hal terburuk yang bisa terjadi, karena benakku sudah dipenuhi sesal. Mudahnya, aku pun siap jika harus mati saat itu. Akan tetapi, itu tidak terjadi.

Kelopak Sakura mengangkasa bersama angin yang berhembus entah dari mana. Kesadaranku mulai pudar, tapi aku masih mengingat apa yang terjadi setelah itu. Air matanya membasahi pipi dan helai rambut putihnya tersibak membelakangiku. Tanpa alasan yang jelas, dia meminta maaf padaku. Kemudian, berbisik lirih...

"Sebagai gantinya, aku bagikan sebagianku untukmu."

Fox-TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang