Magang

565 40 17
                                    

Kejadian empat tahun yang lalu benar-benar telah memberikan perubahan drastis di keluarga Ocean-Andromeda. Oh tidak, hanya ada keluarga Andromeda.

Mulai dari Andro dan istrinya yang terpaksa pindah kota meninggalkan aset-aset mereka yang di kota Y, lalu membangun dari nol lagi usaha mereka menggunakan tabungan yang ada. Tidak sampai di situ saja, Nair, anak kedua Andro mendapat bulian secara verbal di sekolahnya ketika siswa-siswi kelasnya mengetahui berita simpang siur yang diterbitkan oleh berbagai media walaupun memang tidak separah yang dialami Riana di sekolahnya.
Riana bahkan hampir setiap hari harus menghadapi berbagai jenis bulian berupa fisik dan batin. Terlebih ketika awal masuk sekolah menengah atas.

Tapi untungnya hal-hal tersebut sudah jarang terjadi seiring waktu.

***

Di ruang tengah.

Riana duduk diantara dua adiknya Nair dan Aurel.
Sedangkan di seberang meja ada Andromeda dan Nerian.

Melihat wajah lelah kedua orangtuanya yang sedang bersandar membuat Riana dan adiknya-Nair tergerak.
Keduanya berjalan ke belakang sofa yang ditempati Andro dan Nerian.

Riana dengan pelan menempatkan tangannya di atas bahu sang ibu, "Mama pasti capek, aku pijitin ya" Nerian tersenyum mengangguk.
Hal yang sama juga dilakukan Nair kepada Andromeda.

"Maafin Ria ya ma, pa," ujar Riana serak mulai berkaca-kaca atas nasib yang mereka alami sekarang, itu karena dirinya.

"Tidak sayang ... mama dan papa tidak pernah menyalahkan kamu atas kasus tidak benar itu," ujar Nerian sambil membawa tangannya untuk mengelus kepala putri sulungnya itu.

"Tapi Ma"

"-Ini hanyalah ujian takdir yang harus dijalani Ria, agar kita tumbuh lebih kuat," sergah Andromeda dengan suara bass-nya yang terdengar tegas dan mengintimidasi. Dia adalah sosok ayah yang tegas, yang mengajarkan putri-putrinya agar tidak menjadi perempuan-perempuan lembek karena di masa mendatang ketangguhan seorang perempuan itu sangat penting untuk membentengi harga dirinya yang bersifat mutlak.

Ria tersenyum lega dalam hati. Setidaknya masih ada keluarga yang bisa menopangnya dari dunia luar.
Keluarga adalah harta yang paling berharga.

Dengan perasaan haru yang membuncah Riana memeluk kedua orangtua itu dari belakang lalu diikuti Nair yang ternyata sudah berkaca-kaca sedari tadi. Sedangkan Aurel, gadis kecil itu entah sejak kapan sudah berada dalam pangkuan Nerian.

"Kalian semua harus kuat, mama yakin kalian berdua bisa melewati masa menyulitkan ini," ujar Nerian sambil mengecupi satu persatu putrinya dan kecupannya juga tidak luput dari wajah Andromeda yang seketika tersenyum menatap istrinya.
Nerian memang sosok istri yang pengertian, pekerja keras dan bijaksana tidak heran jika Andromeda langsung jatuh cinta pada pandangan pertama ketika mereka kuliah dulu.

"Em... ma, pa Aurrrlel laparll kita makan yuk," ujar gadis kecil yang sekarang sedang memegang perutnya yang tiba-tiba berbunyi.

Nair seketika tertawa atas tampang Aurel yang sudah mirip kucing gembul kelaparan.

Nerian tersenyum, "Yah sudah kita makan."

***

Paginya setelah sarapan, Riana berangkat menuju perusahaan tempat ia akan magang.

Gadis itu tampak semangat, setelah beberapa perusahaan menolaknya karena sepertinya mereka mengetahui kisah Riana si pembunuh. Tapi kali ini tidak begitu, perusahaan ini bahkan langsung menerimanya sebelum dilakukan interview. Dia merasa sedikit agak merasa aneh karena ini adalah perusahaan besar yang pastinya banyak sekali orang-orang hebat yang ingin mengecam pengalaman di sana dan tentu saja seleksi masuknya sangat ketat.

Riana menggelengkan kepala, "anggap saja ini anugerah dari Tuhan."


Nicolas selama empat tahun ini cukup kudet akan segala jenis gosip simpang siur tidak jelas di media sosia dan dia lebih fokus mengelola perusahaan yang juga papanya tangani. Hal ini terpaksa ia lakukan semenjak Fredy ayahnya mengalami stroke parah enam tahun lalu dan ia mulai berusaha mempelajari lebih dalam tentang perusahaan, mengelolah orang-orangnya dan sebagainya. Tentu itu bukan hal yang mudah terlebih dia masih sedang menyelesaikan studinya di luar negeri pada saat itu.

***


[Edisi bulan Mei]
#start publish 11 Mei 2021

Ester Maera adalah seorang gadis yang hidup dalam kesendirian.

Sampai kemudian dia dibawa ke sebuah rumah besar atas satu perjanjian antara almarhum kakeknya dengan tuan Mardison Franklin.

Lalu dilanjutkan dengan dirinya sebagai penentu pewaris perusahaan keluarga Franklin yakni dengan memilih di antara dua cucu Mr. Franklin sebagai tunangannya, satu si mata biru, pria dingin yang selalu memakai ancaman untuk memilihnya dan satu lagi pria lembut dengan manik orangenya yang menyejukkan.

Siapakah yang akan bisa memenangkan kompetisi ini?

Judul : Between the Two

R's PrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang