• siapkan bantal•cari posisi yang paling nyaman
⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️
Sedang Niko dan Riana sibuk adu pendapat, tiba-tiba terdengar beberapa pecahan gelas akibat terbentur dengan lantai.
Di sana tampak Defan baru saja menabrak beberapa gelas minuman yang dibawa Waiter, dan dia tampak terhuyung-huyung ketika berjalan. Siapapun yang melihatnya begitu pasti akan sependapat bahwa Defan dalam keadaan drunk sekarang.
Dengan langkah cepat Riana menghampiri Defan.
"Kak Defan!" ujarnya seraya meraih lengan laki-laki itu. Defan yang melihat gadis-nya tengah berada dekat dengannya seketika tersenyum manis, lalu bergerak seperti hendak mencium Riana.
Untungnya Riana mengetahui maksud Defan yang kini tengah menundukkan wajahnya, dengan cepat dia menghindar dan menjauhi Defan.
Namun, langkahnya kalah cepat dengan pergerakan Defan yang kini telah meraih pinggang gadis itu dan menyudutkannya ke pinggir rooftop.
Riana melotot, napasnya seketika memburu karena ketakutan."Bang Def sadarlah, ini Ria," ujar Riana berusaha menghindari gerakan Defan yang berusaha mengurungnya.
Defan tidak menjawab, malah sibuk memposisikan dirinya untuk mengurung Riana.
Beberapa orang yang menyaksikan itu hanya memandang sekilas heran keduanya dan beberapa gadis di sana memandang jijik Riana seolah sedang berspekulasi negatif akan gadis.
***
Riana berusaha menghindar, tapi tetap tidak bisa dan ketika dilihatnya Defan tengah tersenyum sambil menatap bibir pink Riana penuh nafsu, dengan cepat Riana membekap bibirnya sendiri.
"Tidak! Ini salah!" Batin Riana mulai merontak ketakutan.
"Bang Def, ini Riana!" Jerit Riana berusaha menyadarkan Defan.
"Aku tahu sayang, sangat malah," balas Defan, lalu seketika wajahnya mengerut tak suka saat melihat tangan mungil itu menutup hal yang sedari dulu dia incar.
"Lepaskan!" Ujarnya Defan seketika dengan suara geram, yang tentu saja tidak dituruti Riana.
Gadis itu berusaha menoleh kebelakang Defan seraya minta tolong."To...long!" Jerit Riana sebisa mungkin menyingkirkan Defan. Tapi yang namanya kekuatan lelaki yang telah dewasa tentu saja kalah telak dengan Riana yang hanya bertubuh mungil, sedikitpun tidak bisa menggerakkan lelaki itu.
Defan tersenyum miring, "Hei, kamu tidak dalam bahaya sayang ... untuk apa minta tolong?"
Mendengar itu Riana tambah was-was berusaha menjaga jarak dengan Defan, tapi apalah daya ketika balkon yang ia pijak sekarang sudah batas pinggir.
Defan tambah menghimpitnya, dan dengan gelisa Riana berusaha mencari celah dan seketika menemukan pembatas balkon yang tampak sedikit retak.
Tidak! Apa yang kau pikirkan Riana!
Lalu ketika dirasakannya Defan tengah menarik tengkuknya dengan kasar dan sepertinya hendak mengulang perbuatannya tadi dengan cepat Riana menghindar dan entah kekuatan dari mana, Riana mampu mendorong Defan hingga terjatuh dari balkon. Untungnya Defan sempat memegang pinggiran balkon.
Riana menjerit ketakutan.
Di satu sisi ia ingin menolong Defan tapi di sisi lain dia juga takut.
"TOLONG! TOLONG! TOLONG!" Jerit Riana dengan nada frustasi.Orang-orang yang tadinya hanya memperhatikan seketika tergerak saat melihat Defan yang tiba-tiba menghilang dari pinggiran balkon. Dengan cepat mereka menghampiri lelaki yang tengah bertahan di tepi balkon itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
R's Pride
Ficção AdolescenteRiana masih termenung, dengan air mata yang terus mengalir, berusaha menyerap apa yang barusan terjadi berharap itu hanyalah ilusi ... Di balik itu hati kecilnya menjerit: Dia telah membiarkan Defan mengakhiri hidupnya, anak dari adik ayahnya sendi...