Pesta

1.1K 91 43
                                    

[DON'T COPY MY WORK]

***

Sekarang Riana sudah berada di dalam mobil yang sama dengan Defan.

Lelaki sesekali menatap ke arah Riana yang asik melihat pemandangan di luar melalui kaca jendela mobil.

Mobil itu berhenti ketika lampu merah. Defan menghadap Ria, gadis itu tampak tidak bersuara sedari tadi, "Ria, umur kamu berapa sekarang?" Tanya Defan basa basi karena sedari mereka memasuki mobil tiada satupun yang memulai percakapan.

Riana berbalik menatap Defan yang juga menatap balik ke arahnya, "dua belas kak."

"Oh masih kecil ternyata," balas Defan, sedikit terdengar aneh di telinga Riana membuat gadis itu merasa sedikit akwaard, karena jujur dia dan juga Defan walaupun cukup sering berjumpa mereka jarang sekali membuat percakapan layaknya seperti persaudaan yang akrab.

"Emm, Kak tempat pestanya masih jauh?" Tanya Riana mencoba menyeka kecanggungannya.

"Kita sudah dekat."

Lalu mobil itu kembali melaju saat lampu lalu lintas sudah berganti ke warna hijau.

Tidak lama akhirnya mobil Defan tiba di parkiran hotel berbintang tempat pesta itu diadakan.

Defan dan Riana keluar dari mobil, lalu menuju roof top hotel.
Setibanya di sana. Teman-teman Defan langsung menyambut kedatangan pria itu.

Sedangkan Riana, jadi merasa janggung sendiri karena mendapati hanya dirinya yang sepertinya paling muda di sini selebihnya pada seusia Defan.

Riana mendekat ke belakang Defan lalu menarik jas biru lautnya.

Defan yang masih menikmati perjamuan teman-temannya sedikit terkejut dengan bajunya yang tengah digerakkan dari belakang. Lalu ketika berbalik, seketika senyum manis Defan muncul.
Ah ternyata gadisnya.

Jujur Riana cukup speechless dengan Defan yang tiba-tiba.

Beberapa teman Defan juga menatap ke arah Riana yang membuat gadis itu jadi sedikit cemberut malu, menyesal telah datang ke pesta ini.

Melihat wajah gadis itu entah kenapa membuat Defan gemas sendiri.

"Why, baby?" Defan tanpa sadar mengungkapkan apa isi pikirannya. Beberapa temannya juga yang tidak sengaja mendengar kalimat Defan tadi menatap terkejut ke arah Defan.

Riana melotot, menatap horor wajah Defan.
"Eh maksud saya, sayang-adik," lalu Defan menatap sahabat-sahabatnya sedikit meringis dengan tampang cengok mereka.
"Perkenalkan ini Riana Angelin, anak dari paman Andromeda." Semua orang langsung menatap Riana membuat gadis itu hanya bisa tersenyum canggung.

"Wow, dia gadis yang manis!!" Seseorang berseru dari antara banyak perempuan. Defan menatap sekilas sahabatnya itu, lalu kembali berbicara dengan anak teman bisnis ayahnya.

Riana memicing. Huft, dari kejauhan sini dia bisa menebak bahwa laki-laki itu pasti seorang playboy cap kambing.

Gadis itu melemparkan pandangan ke arah Defan yang sepertinya tengah memperbincangkan hal serius dengan teman-temannya jadi tidak enak untuk meminta pertolong Defan agar dicarikan spot yang nyaman, gadis itu mengambil posisi dekat Forest buatan karena cukup gelap dan sepi.

Laki-laki yang teriak tadi keluar dari kerumunan para gadis, Riana sedikit terperangah, akan mata lelaki itu yang sebiru laut sangat jelas terlihat melalui penerangan yang dilewatinya. Ah, sekarang Ria tahu apa alasan dia dikerumuni para perempuan-perempuan di sana, karena memang dia memiliki penampilan menawan yang memikat.

"Hai gadis kecil," sapanya dengan senyum percaya diri yang entah kenapa membuat Riana jengkel sendiri, bagaimana tidak jengkel, sebelum kakinya sampai tepat di depan Riana, pria ini berulangkali menggoda perempuan-perempuan yang sengaja melewatinya.
"Hei, kau mendengarku? Atau kau sedang terpesona dengan ketampananku?"Lelaki itu berkedip memandang Ria jenaka.

R's PrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang