Ocean

3.3K 100 23
                                    

[DON'T COPY MY WORK]

💨💨💨







"Aku tahu akulah sumber masalah itu. Papa dan mama memang tidak pernah mengungkapkan tentang kesialan yang mereka hadapi akibat diriku. Mereka menganggap bahwa semua ini hanyalah takdir yang harus dijalani."

-

-

-

-

Keluarga Ocean adalah salah satu keluarga terpandang, yang cukup berpengaruh di dunia bisnis.

Namun, label tersebut telah hilang pada keluarga Ocean-Andromeda, karena sebuah kesalahan fatal.


Tiga tahun yang lalu.

Merry dan Andromeda berangkat untuk perwakilan keluarga Ocean dalam suatu delegasi organisasi bisnis. Riana sendiri dengan kedua adiknya Nair dan Aurel dititip di rumah paman Vino adik kandung Andromeda.

Vino sendiri memiliki anak tunggal, seorang putra yang lebih tua lima tahun dari Riana. Bernama Defan.

Defan adalah satu-satunya keturunan laki-laki di keluarga Ocean dan merupakan calon penerus perusahaan Ocean. Oleh sebab itu, Yitro maupun Elisa sangat protektif terhadap Defan.

"Jaga adik-adikmu ya? Jangan biarkan mereka bermain di luar lingkungan kita," ujar Andromeda selalu memperingati bahwa mereka termasuk orang-orang yang sering dijadikan oeh para krimina di luar sana. 

Defan putra tunggal Vino tersenyum mengangguk, "Jangan khawatir paman aku pastikan mereka aman dalam jangkauanku," jawab Defan meyakinkan.

Lalu Andromeda menatap kembali ke arah Vino, "Papa menitipkan ini," ujar Andromeda seraya memberikan sebuah kartu undangan ke tangan Vino.

Lalu dilihatnya Merry yang baru keluar dari pintu sebelah sehabis mengantarkan Riana dan kedua adeknya kepada Lusia-istri Vino.

"Ya sudah, kami berangkat dulu," ujar Andromeda yang diikuti senyum sopan Merry. Lalu keduanya berangkat.

Tiga jam setelah keberangkatan mereka.

Defan dengan langkah anggunnya masuk ke kamar tamu, tempat di mana Riana dan kedua adiknya-Nair dan Aurel kini tengah bermain.

Dari pintu, Defan dapat menyaksikan bagaimana perempuan lima tahun lebih mudah itu tengah tertawa dengan kedua adiknya.

Dan entah kenapa mata Defan sama sekali tidak bisa lepas dari wajah mungil Riana yang tampak menggemaskan ketika tertawa. Hal ini sudah Defan rasakan sejak Riana masik kecil saat belum ada Nair dan Aurel.

"Defan," Lusia muncul sedikit mengagetkan Defan.

Riana yang menyadari kehadiran dua orang itu yang tengah berdiri di ambang pintu membuka suara, "Eh, tante sama bang Defan kenapa di pintu? Ga masuk aja"

"Oh tidak perlu Ria tante hanya memanggil Defan, dia mau pergi menghadiri sebuah pesta perjamuan makan," ujar Lusia.

Mata Riana seketika berbinar saat mendengar 'makan' di kalimat Lusia, "Riana boleh ikut nggk?" Dan detik itu juga kedua sudut bibir Defan terangkat membentuk senyum di sana.

"Tentu saja Ria, kamu boleh berangkat bersama Defan," Riana berjingkrak senang, "kalau begitu kalian harus bersiap sekarang juga nanti tante akan bantu menata rambutmu."

"Okay tante," Riana berbalik menatap Nair dan Aurel, "kalo Nair dan Aurel gimana, apa mereka bisa ikut?" 

"Sayangnya tidak bisa mereka terlalu dini Ria, tapi sebagai gantinya  tante akan ngajak mereka jalan-jalan sekalian shopping."

"Mom, jangan lupa safety ya" Lusia mengangguk, tahu apa yang dimaksud putranya itu.


💌💌💌

Jangan lupa disubcribe, eh salah difolololow

Sekaligus vote and comment

R's PrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang