Dewi Athargatis terlihat harap-harap cemas, saat Lily dan Holi menyampaikan apa yang mereka temukan di perbatasan.
"Baiklah, kalian boleh istirahat. Aku akan menunggu laporan para nymph yang mencari di luar perbatasan. Terima kasih atas kerja keras kalian.", ujar Dewi Athargatis.
Lily dan Holi meninggalkan kediaman Dewi Athargatis. Berharap para nymph dewasa itu segera menemukan tiaranya.
Beruntung sekali saat di perbatasan mereka bertemu para nymph itu. Merekalah yang akhirnya ke luar perbatasan untuk melanjutkan pencarian bersama Lucy. Jika tidak bertemu mereka , Lily dan Holi harus bolak balik melakukan perjalanan jauh.
"Menurutmu, apakah tiara itu akan ditemukan?", Holi terlihat khawatir.
"Pasti ditemukan. Lucy bilang dia yakin tiara itu ada di sana kan?", Lily berusaha menenangkan Holi.
"Betul juga."
Lily sebenarnya juga merasa sangat khawatir. Apa jadinya jika tiara atau waqinya tidak bisa ditemukan? Lily tidak mau hidup di alam bebas sepanjang kehidupannya dengan merasa was-was sepanjang hari. Lily menyukai Thalassa karena keamanannya. "Holi, berapa lama perisai kita bisa bertahan tanpa waqi?"
"Entahlah. Mungkin sebulan - dua bulan."
Lily menghitung dalam hati. "Seharusnya waktunya lebih dari cukup, kan? Kita punya banyak nymph dewasa di seluruh lautan."
"Betul, waqi itu pasti ditemukan."
Pada kenyataannya, beberapa hari lagi telah berlalu. Dan tiara Dewi Athargatis belum juga ditemukan. Lucy menyerah dan tidak bisa lagi membantu. Keamanannya juga terancam jika terus menerus berkeliaran sembarangan. Badannya yang besar rentan terhadap manusia.
Hingga tibalah hari ini, hari pelantikan para nymph muda yang siap menjadi nymph dewasa. Termasuk di antaranya Lily dan Holi. Walau suasana perayaan diselimuti duka karena belum ditemukannya waqi, Lily berusaha menikmati acara ini.
Para nymph dewasa berbaris membentuk lorong yang panjang. Lily, Holi, dan semua peserta pelantikan berjalan ditengahnya. Para nymph kecil berada dibelakang mereka sebagai pengiring. Lily ingat jelas dulu ia pernah berada di posisi para nymph kecil itu.
Lily merasakan tangannya diremas "Lily, mereka sudah mulai.". Suara Holi terdengar sangat antusias. Lily juga merasakan hal yang sama.
Para nymph dewasa mulai menyanyikan hymne lautan, sementara semua peserta pelantikan maju perlahan. Lily merasakan sihir suci menyelimuti setiap bagian tubuhnya, merambat dan memeluk dari ujung rambut hingga ujung ekornya. Perlahan air mata Lily menetes, air matanya bercahaya beberapa detik sebelum menyatu dengan air laut. Tanpa sadar Lily ikut bernyanyi dan hanyut di dalamnya.
"tubuhku hanyalah tetesan air tak bermakna,
namun samudra memberiku cinta, seperti kau memelukku dan memberi kehidupan, biarkan aku melindungimu hingga aku menjadi buih dan menghilang"Lily membuka mata dan menyadari banyak mata menatapnya. Tatapan kagum. Lily tersipu malu. Sepertinya menjadi nymph dewasa memang mengagumkan. Namun Lily merasa janggal karena Holi juga menatapnya. Matanya membesar seakan melihat sesuatu yang tidak biasa.
"Apa?", Lily mulai khawatir.
"Ekormu.", Jawab Holi.
Lily meliat ekornya dan ikut terpukau. Sihir terserap di sela-sela sisiknya. Menimbulkan kilauan seperti serbuk mutiara. Lily tidak pernah menyukai warna ekornya selama ini. Saat banyak nymph memiliki warna ekor yang cerah, mengapa Lily harus terlahir dengan ekor berwarna hitam? Tapi saat ini Lily sangat menyukai ekornya. Warna hitam itu membuat kilauan di ekornya lebih indah dari semua nymph lain. Setelah beberapa saat berpendar, kilauan itu membekas permanen walau lebih redup. Memberi corak keperakan setiap ekornya bergerak.
"Woaaah", Holi bersuara dramatis. "Keren."
"Yah, ku akui itu cukup keren." Lily kembali tersipu.
Lily mendengar gelembung Dewi Athargatis dan melihat ke depan. Dewi Athargatis tersenyum padanya. Dengan hormat Lily memberikan salam. Lily bisa merasakan wajahnya memanas karena malu, rupanya ia benar-benar mencuri perhatian tadi.
Dewi Athargatis kemudian melihat sekeliling. Memandang semua peserta pelantikan, dengan lembut. Namun ada ketegasan di sana. "Anak-anakku, sebelum aku secara resmi melantik kalian. Izinkan aku bertanya. Apakah kalian mencintai samudra?"
Semua nymph menjawab serentak, "Ya, Dewi. Kami mencintai samudra dan seisinya."
"Di luar Thalassa, terdapat bahaya yang menanti. Terdapat makhluk yang jahat, alam yang tidak bersahabat, bahkan samudra sendiri tidak selalu ramah. Apakah kalian bersedia, menjaga samudra apapun kondisinya?" Dewi Athargatis bertanya lagi.
"Ya, Dewi. Kami akan menjaga samudra walau nyawa taruhannya."
Dewi Athargatis berenang lebih tinggi dan kedua tangannya terangkat, telapaknya menghadap ke arah mereka. Para nymph dewasa bernyanyi lagi dengan suara rendah. Kali ini sihir terasa lebih kuat dari sebelumnya.
Perlahan, dari telapak Dewi Athargatis keluar cahaya lembut. Aliran air menjadi tenang dan hangat. "Wahai Dewa Dewi dan Pemilik alam semesta. Wahai langit. Wahai Samudra yang kucintai. Aku, Athargatis, pemimpin nymph lautan bersaksi. Di hadapanku berdiri para makhluk lemah yang bersedia menjaga samudra dan seisinya. Di hadapanku berdiri makhluk makhluk rapuh yang bersedia mengorbankan nyawanya untuk melindungi samudra dan seisinya. Dengan kerendahan hati, aku memohon restu untuk mereka."
Sekujur tubuh Lily, merinding. Fenomena setahun sekali yang ia saksikan sejak kecil, kini ia adalah tokoh utamanya. Lily tidak mau memejamkan matanya walau untuk berkedip. Moment sekali dalam seumur hidup ini tidak boleh terlewati sedikit pun.
_________________________
Jangan lupa follow, dan vote ya. Jika berkenan, beri juga kritik, saran, dan apresiasi di kolom komentar! 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Beyond Thalassa
FantasyBagaimana jika seorang Nymph dari samudra mendapat tugas mencari tiara seorang Dewi, namun ia justru terpleset jauh dari negerinya dan terdampar di negeri manusia? _ ini cerita fantasi pertamaku. Updatenya akan lebih lama dibanding ceritaku yang lai...