7.Pembatalan

63 6 2
                                    

Kediaman zhao

Duduk bersantai di gazebo taman, di tambah dengan pemandangan yang begitu indah, sungguh menyejukkan mata, di temani oleh kesunyian dan buku, sungguh membuat damai hati yang begitu gundah gulana seperti ku.

Kabar mengenai kekalahan dinasti zhang sungguh membuatku gundah, ditambah dengan berita kepala dari jenderal besar kerajaan Zhang malah di buat lelucon oleh pasukan Spartan dengan menggantung nya di depan gerbang perbatasan utara.

Sungguh penghinaan yang begitu keterlaluan terhadap kerajaan Zhang, entah bagaiamana perasaan keluarga jenderal itu, ketika mengetahui hal ini,
Pasti sangat terluka dengan penghinaan ini.

"Putri, sampai kapan putri akan terus berada di sini? hari sudah menjelang malam, tidak baik untuk kesehatan putri." Ucap Xiao.

"Apa nya yang malam?" Tanya ku.

"Malam akan segera tiba putri." Ucap nya.

"Xiao bukan malam, tapi sore, ingatlah sore! apa pukul lima adalah malam?" Tanya ku.

"Maksud putri?"

"Fiuh... lupakan."

"Putri apa anda masih sedih dengan kekalahan kerajaan kita?" Tanya nya.

"Tentu saja, walapun rakyat kerajaan zhang sangat kejam terhadap ku dulu, tapi tidak akan merubah rasa cinta ku terhadap negeri ini" Ucap ku.

"Astaga! Anda benar-benar permaisuri yang mencintai rakyat dan negeri nya, walapun mereka sudah berbuat jahat terhadap putri. tapi, tidak membuat putri benci terhadap negeri ini. Sungguh sifat permaisuri sejati." Ucap xiao dengan bangga.

"Hah Permaisuri ? siapa permaisuri ?"

"Tentu saja anda, siapa lagi."

"Kau masih berharap aku akan menjadi permaisuri negeri ini?" Tanya ku.

"Tentu saja putri, putri kan sudah bertunangan dengan pangeran mahkota Zhang wei." Ucap nya.

"Baiklah, dengarkan aku baik-baik xiao. Aku Zhao Fei membatalkan pertunangan ku dengan pangeran mahkota Zhang Wei, langit sebagai saksi dari perkataan ku."

Duar.......

Tiba-tiba langit yang tadi nya masih cerah sedikit ke oren-orenan, menandakan sang surya akan tenggelam, dan tergantikan oleh sang rembulan. tiba-tiba berubah menjadi mendung, dan suara petir yang menggelegar begitu keras, ketika aku baru saja menyelesaikan sumpah dari pembatalan pertunangan ku.

Hal ini, membuat ku entah harus bahagia atau masih tidak percaya bila langit langsung mendengar sumpah pembatalan ku.

"Tidak! , Putri apa yang anda katakan. Oh dewa... putri.." Ucap xiao yang menatap ku masih dengan tatapan terkejut nya.

Aku hanya bisa menatap nya sambil tersenyum tipis, ketika melihat langit menjadi gelap dan turun hujan yang begitu deras di sertai dengan guntur yang begitu menggelegar.

"Putri anda kenapa mengatakan sumpah seperti itu, sumpah adalah hal yang terlarang. Lihat, langit bahkan marah ketika mendengar sumpah putri. Ya dewa bagaiamana ini." Ucap xiao seperti orang kesetanan.

"Xiao, Aku Zhao Fei tidak peduli langit marah atau pria tua itu marah pada ku. Karena ini adalah kehidupan ku. Hidup ku adalah milik ku, bukan milik orang lain. Kebahagian ku hanya aku yang tau apa yang bisa membuat ku bahagia."

"Tapi putri, kenapa harus memakai sumpah. ini akan membuat putri.."

"Kenapa? Bila kau ingin mengatakan hal ini akan membuat dewa atau dewi yang kau sebut tadi marah, maka biarlah, aku tidak peduli. Ini hidup ku, bukan mereka. Bila mereka membuat kehidupan ku sulit nantinya, maka aku akan melawan takdir nya"

The Strong PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang