Happy Reading ❤
Author POV
"Kita mau kemana mas," tanya Mentari saat ini mereka sudah di dalam mobil. Tiba-tiba mobil Arkan berhenti di sebuah rumah mewah tak jauh dari kediaman Aldama.
"Ini rumah siapa mas," tanya Mentari
"Rumah kita,"
"Yuk masuk," lalu mereka turun.
"Ini rumah kita, kita akan pindah kesini. Saya membeli rumah ini enam bulan lalu, kemudian merenovasi beberapa bagian ruangan. Semua barang-barang di rumah ini lengkap, memang tidak semua saya yang beli ada hadiah dari babah dan mommy, juga hadiah dari ayah dan bunda." Ujar Arkan. Mentari masih belum percaya Arkan membeli rumah untuk mereka.
"Terus rumah kita yang sekarang?"
"Saya akan menjualnya. Rumah itu hanya mengingatkan saya pada kakakmu. Jujur saya tidak akan pernah melupakan wanita yang telah memberi saya seorang putri, tapi saya akan membuka hati saya untuk kamu, biarkan Mutiara berada di tempatnya di hati saya, begitu juga kamu, kalian mempunyai tempat masing-masing di hati saya." Lalu Arkan memeluk Mentari dari belakang, saat ini posisi mereka dekat jendela yang menghadap langsung ke kolam renang.
"Saya ingin kamu menemani saya sampai tua nanti," Arkan menyandarkan dagunya di pundak Mentari. Tangannya ia lingkarkan di perut rata istrinya.
"Terimakasih sudah mau bersabar selama ini."
"Mentari maukah kamu menjadi istri saya."
"Aku kan istri kamu mas."
"Maksudnya istri seperti istri-istri yang lain. Maaf kalau selama ini ada kata-kata yang menyinggung kamu. Waktu itu saya hanya belum bisa menerima kepergian ibunya Melati"
"Aku mengerti kok mas,"
"Ayo saya akan tunjukan kamar kita." Kemudian Arkan membawa istrinya ke lantai dua dimana kamar mereka berada. Kamar yang lebih luas di banding rumah mereka dulu.
"Ini kamar kita, bagaimana kamu suka?"
Mentari mengangguk, dia suka karena kamar itu seperti impiannya sejak dulu."Terimakasih mas, kamu mau menerima aku"
"Maaf harus menunggu satu tahun aku baru mengungkapkan perasaan ku" ujar Arkan lalu mencium pucuk kepala istrinya.
"Aku udah enggak sabar untuk segera memberi Melati adik." Kata Arkan membuat Mentari merona.
"Kapan sih udahan nya?"
"Masih lima sampai enam hari lagi,"
"Kok masih lama banget"
"Kan baru kemarin datang nya."
"Semoga setelah selesai, masuk masa subur kamu jadi langsung jadi adiknya Melati. Aku ingin punya anak banyak seperti mommy dan babah. Bila perlu anak kita lebih banyak dari keluarga Gen Halilintar." Arkan membayangkan rumah nya rame dengan suara tangis anak-anaknya.
"Aku mah sedikasihnya saja," Mentari menatap Arkan lekat. Kali ini dia mencium bibir suaminya duluan.
"Sudah pintar sekarang, hem" Arkan membalas ciuman istrinya yang masih kaku.
"Nanti kita tinggal membawa pakaian saja, kalau ada barang yang ingin di bawa juga ga apa-apa,"
"Kalau besok bagaimana?"
"Boleh,"
"Nanti kita akan menggunakan jasa asisten untuk membantu membersihkan rumah ini, kamu ga usah bersih-bersih cukup mengurus lahir batinku, dan Melati." Mentari setuju walau bagaimana pun rumah ini sangat besar mustahil dia membersihkannya sendiri.
*********
Malam ini acara syukuran rumah baru Arkan dan Mentari, keluarga besar mereka turut hadir, Arkan juga mengundang para tetangga di sekitar rumah mereka.
Setelah acara selesai dan semua orang sudah pulang kerumah masing-masing, menyisakkan Mentari dan Arkan serta dua orang asisten rumah tangga mereka yang baru. Arkan mengambil dua orang asisten rumah tangga perempuan, satu penjaga rumah laki-laki.
Dan malam ini Melati di bawa oleh Kasih dan Adit menginap di rumah mereka. (Cerita orang tua Mentari bisa di baca di Cinta Kasih, udah tamat)."Bagaimana sudah siap?" Arkan mendekati istrinya yang sudah dari tadi menunggunya di tempat tidur mereka.
"Insha Allah," Mentari tersenyum menyambut suaminya.
"Semoga cepat jadi ya. Saya sudah ga sabar liat mukanya ganteng mirip ku atau cantik mirip mamanya." Ujar Arkan sambil mengusap perut istrinya.
"Melati aja yang cewek mirip kamu mas. Persis banget cuma dia cantik," Arkan terkekeh, memang putri pertamanya sangat mirip dengannya dalam versi perempuan.
Tanpa banyak kata Arkan langsung malafalkan doa sebelum memulai kegiatan mereka. Arkan merasa dia laki-laki paling beruntung di dunia, dapat menikahi dua orang wanita adik kakak, dan dia selalu menjadi yang pertama menyentuh mereka. Dan akan menjadi satu-satunya sampai nanti.
Selama ini Mentari sangat pandai menutupi tubuh indahnya, dengan memakai busana muslim tidak ada pernah sama sekali dia menampakkan kemolekan tubuhnya. Dan Arkan sangat beruntung menjadi satu-satunya pria yang menikmati keindahan tubuh Mentari. Sungguh dia menyesal kenapa baru sekarang mengungkapakan perasaannya. Dia yakin kalau dari dulu mungkin buah hatinya dengan Mentari sudah hadir saat ini.
"Terimakasih sayang, kamu telah menjaganya selama ini hanya untuk suamimu." Lalu Arkan mencium bibir istrinya yang sudah kelelahan. Mentari sudah tidak sanggup lagi membuka matanya. Dia tidur dengan menyusupkan wajahnya di dada bidang suaminya.
"Selamat tidur. Mimpi yang indah." Arkan lalu menyusul melati ke alam mimpi.
Bersambung
Jadi ada sedikit perubahan.Cerita Mentari Untuk Arkan ini jadi Aldama Family seri ke 3 dan cerita Adam jadi seri ke 4. Di lihat dari umur mereka sekarang, di sini Arkan baru 26tahun, sedangkan di cerita Adam umur mereka 27tahun. Biar nyambung nanti kalau ada acara keluarga. Jadi yang akan tamat duluan cerita Arkan baru Adam dan Asgar.
Sekian Terimakasih
27 Maret 2021
THB
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari untuk Arkan (Aldama Family seri 3)
Short StoryEnd Cerita ini hanya fiktif belaka mohon maaf apabila terdapat persamaan nama tokoh tempat dan lainnya. Semua terjadi tanpa ada unsur kesengajaan. Arkan harus menuruti sang Mommy yang menyuruhnya menikah lagi, sebulan setelah istrinya meninggal du...