Tujuh

4.1K 312 9
                                    

Selamat membaca

Selama hampir dua belas jam dalam perjalanan Jakarta Istanbul. Akhirnya Arkan dan Mentari tiba di negara Turki. Di sini mereka akan tidur di hotel yang sudah di sediakan travel.
Setelah melewati perdebatan panjang akhirnya Mentari mau meninggalkan Melati dengan ibunya. Tadinya dia tidak ingin pergi kalau putrinya tidak di ajak, karena saat ini di Turki sedang musim dingin jadi tidak bisa membawa anak kecil.

"Dingin banget." Ujar Mentari, sekarang mereka sudah berada di hotel. Dari bandara mereka langsung di jemput menuju hotel langsung.

"Mau mas bikinin teh anget" Mentari mengangguk, akhir-akhir ini dia memang sering tidak enak badan.

"Kapan kita pergi ke acara pernikahan sepupu  kamu mas."

"Besok malam. Hari ini kita istirahat dulu. Ini di minum dulu teh nya, nanti sore kita keluar makan malam," Lalu mereka istirahat sebentar. Karena kecapean mereka tidur hingga malam.

"Mas, udah jam sembilan kita ga salat asar dan maghrib, ayo bangun salat dulu."

"Hemmm. Dingin" ujar Arkan lalu membawa Mentari kedalam pelukannya.

"Mass...bangun." Ujar Mentari tapi tidak berusaha melepaskan pelukan suaminya, dingin-dingin begini emang enaknya di peluk. Wk.wk.wk.

"Mas aku laper. Ada restoran buka ga?" Arkan masih memejamkan matanya.

"Mas. Laper cepetan bangun. Atau tidak ada jatah selama di sini." Membuat Arkan langsung membuka matanya.

"Ngancem nya kok gitu banget sih Yang."

"Makanya cepat bangun."

"Oke. Ayo kita salat dulu nanti kita cari makan."

Setelah selesai membersihkan diri dan salat. Arkan dan Mentari pergi mencari makan malam. Untung di hotel ada restoran yang masih buka, jadi mereka tidak perlu keluar jauh-jauh.

"Loh. Kalian nginep di hotel juga, boleh gabung?" Tanya Rafi, tidak ada yang bicara, mood Arkan tiba-tiba berubah. Bisa-bisanya mereka bertemu Rafi di sini.

"Silahkan," walaupun tidak suka, Arkan tetap mengizinkan Rafi makan dengan mereka.
Selama makan malam berlangsung Mentari hanya diam, mendengarkan cerita Rafi, sesekali dia melirik suaminya yang enggan menanggapi celotehan Rafi.

"Gimana keadaan kakak kamu Tar?"

"Kak Tiara sudah meninggal satu tahun lalu." Ucap Mentari lirih, kemudian dia melihat reaksi Arkan tapi laki-laki itu bersikap santai.

"Oh. Maaf. Aku benar-benar ga tau." Rafi merasa bersalah.
Selesai makan mereka kembali ke kamar masing-masing dan memang ternyata Rafi menginap di hotel itu juga.

"Wah ternyata kamar kita berdekatan, sungguh aku tak menyangka, apa mungkin kita jodoh." Ujar Rafi membuat Arkan menatapnya ingin tajam.

"Bercanda dok,"

"Ya sudah selamat malam." Arkan langsung menarik istrinya masuk ke kamar, dia menyesal kenapa tidak memesan makan saja tadi.

"Kenapa sih harus ketemu dia di sini. Kamu liat kan kalau dia memandang kamu dengan tatapan suka," tanya Arkan.

"Tapi aku sukanya sama kamu mas." Mentari memeluk suaminya.

Ting tong

"Siapa sih. Ganggu aja." Arkan lalu membuka pintu kamarnya.

"Mau apa lagi," Arkan melihat Rafi sudah berdiri di depan pintu.

"Kalian punya gula?"

"Ga ada. Beli aja d supermarket banyak, selamat malam kita mau istirahat,"

Mentari untuk Arkan  (Aldama Family seri 3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang