Chapter: 02🍁

14 2 1
                                    

"Yaudah mulai besok gue jauh-jauh dari lo aja deh."

"Dih jangan lah, gue baru patah hati maen ditinggal aja sama sahabat sendiri."

"Ya lagian gue gamau jadi penghalang antara hubungan lo sama cewek lo itu mana baru jadian dua minggu lagi." Kata Lea meledek.

Dimas Abimanyu, bukan seorang murid yang memiliki gelar primadona sekolah, bukan juga ketua osis, anak basket, anak band, langganan olimpiade atau title keren lainnya. Hanya seorang anak futsal yang diposisikan menjadi pemain cadangan. Ataupun lebih seringnya dia sama sekali tidak ikut bermain, hanya jadi tim hore.

Bukan murid yang terkenal di seantero sekolah, bukan juga murid yang terbully. Posisinya di tengah-tengah, seperti siswa pada umunya. Memiliki banyak teman, tapi banyak yang palsunya.

Batas ketampanannya wajar dapat dibilang kebetulan dan dengan itu dia berharap memiliki pacar yang setia. Tetapi sampai sekarang belum juga ada. Rekor Dimas berpacaran paling lama hanya sampai dua bulan, itupun dia harus rela meninggalkan sahabatnya tiap hari demi pacarnya yang protektif tapi ya ujung-ujungnya putus juga karena cemburu sama sahabatnya Dimas aka Lea. Memperjuangkan itu sulit, tetapi yang diperjuangkan tidak dapat mengerti keadaan.

"Gimana kalo kita double date?" Saran Dimas.

"Double date?" Tanya Lea kebingungan, dia sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksud Dimas.

"Iya. Jadi lo ngedate sama orang yang lo suka, dan gue sama Clara, nanti gue coba bujuk dia buat balikan, kalo lo mau." Jawab Dimas.

Ngedate sama orang yang Lea suka katanya, haha. Boro-boro ngedate, selama hidupnya saja Lea sama sekali belum pernah ngerasain namanya suka sama orang lain, masa tiba-tiba sekarang disuruh ngedate gini.

"Mau ngedate sama siapa coba, gue aja di kelas gakenal sama siapa-siapa."  Ucapnya lirih.

"Makanya coba kenalan sama orang lain. Hidup lo gak bakal terus menerus sama gue, pasti suatu saat lu bakal berkeluarga dan gue juga gitu pastinya." Saran Dimas.

Alea Zulfani, seorang ansos yang lebih memilih berteman dengan satu orang saja, yaitu Dimas. Memegang prinsip banyak teman banyak bencana. Kadang dia berfikir satu saja dia sudah pusing apalagi kalo banyak?

Dari kecil sudah sering bareng-bareng sama Dimas, sampai mandi saja pernah bareng, pas kecil tapi.

Dan sekarang sahabatnya ini menyuruh dia untuk double date, Lea jelas berpikir beribu kali. Pasalnya dia yang ansos mana bisa menjalani hubungan semacam itu. Teman sekelasnya saja dia tidak kenal sama sekali, sampai-sampai pernah ada suatu kejadian dimana seorang lelaki meminta bantuan kepada Lea.

Flashback on

"Lea, tolong bilangin ke kelas lo ada tugas Fisika dari Pak Bambang suruh ngerjain halaman 30 sampe 40 dikumpulin nanti pas jam istirahat kedua." Kata lelaki itu.

"Lo siapa?" Tanya Lea.

"Lo gakenal? gue anak Mipa kelas sebelah, ga penting juga sih. Sekarang yang penting lo sampein aja pesan dari gue ke temen-temen di kelas lo."

Lea cuek, ia terus memperhatikan lelaki dihadapannya sampai-sampai orang tersebut melambaikan tangan didepan wajah Lea.

"Alea lo denger gue kan? Tolong sampein pesan dari Pak Bambang ya."

"Gamau, gue gakenal sama lo." Ucap Lea sinis.

"Hmm.." Orang tersebut membuang nafas perlahan.

"Kenalin gue Ryan Alveno dari kelas XI Mipa 5 sekaligus Ketua Osis di sekolahan ini, dateng kesini bertujuan untuk menyampaikan amanat dari Pak Bambang." Kata sang empunya nama Ryan tersebut.

"Ketua osis? kok gue gatau?" Ya. itulah  Alea, Masa ketua Osis di sekolahan nya saja dia sampai gakenal.

"Makanya gue kasih tau, jangan lupa sampein pesan Pak Bambang tadi ya."

"Gamau, gakenal, jangan sksd."

"Lo ngajak ribut?"

Datanglah Dimas, sang penyelamat Alea dari makhluk-makhluk seperti Ryan tadi, dan Lea segera mengumpat dibalik tubuhnya Dimas.

"Dim, noh orang gajelas banget, ngajak gue kenalan dengan cara klasik pake segala ngaku-ngaku kalo dia ketua osis lagi." Adu Lea kepada Dimas.

Dimas yang mendengar ucapan Lea menahan tawanya, pasalnya apa yang dikatakan Lea tadi kalau Ryan adalah Ketua Osis kan memang benar. Aleanya saja yang gapernah berinteraksi sama siapapun, sampai orang penting di sekolah tidak ia kenal sama sekali.

"Ryan maafin temen gue ya, dia emang rada-rada. Tadi lo mau ngapain emang?"

"Ah iya gapapa santai aja gue tau kok. Ini gue disuruh sama Pak Bambang ada tugas fisika halaman 30 sampe 40 dikumpulin nanti pas jam istirahat kedua. Bilangin ke kelasnya Alea ya Dim. Oiya sekalian..." Ucap Ryan terpotong.

"Sekalian apa?" Tanya Dimas penasaran.

"Sekalian jaga temen lo itu baik-baik ya. Takut ada yang naksir nanti." Lanjut Ryan.

"Ah iya pasti." Jawab Dimas, agak bingung juga dengan maksud dari perkataan Ryan tadi, Takut ada yang naksir katanya? Bagus dong, kalo kaya begitu kan pasti sifat ansosnya Lea jadi sedikit berkurang.

Flashback of

Nah berkat kehadiran Dimas saat kejadian itu, Lea jadi terselamatkan. Ia merasa kalau tidak ada Dimas sehari saja di sekolah dapat dipastikan Lea sudah habis dimakan oleh makhluk-makhluk mengerikan di sekolahnya. Padahal mah Leanya saja yang jarang berinteraksi.

Selain anti sosial Lea juga suka ceroboh. Dari kecil sampai sekarang kalau sedang jalan pasti selalu saja jatuh, entah nabrak batu lah, kayu lah, akar pohon lah. Dan berakhir diomelin sama Dimas tetapi sambil diobatin juga, Dimas gamau sahabat dari kecilnya itu kenapa-kenapa.

Lea yang suka ceroboh dan Dimas yang overprotektif jadi pelengkap dalam diri Lea. Sampai sekarang pun masih begitu, akan tetapi akhir-akhir ini Lea merasa kurang diperhatikan lagi dengan Dimas saat mengetahui kalau Dimas berpacaran. Walaupun Dimas masih berusaha membagi waktunya untuk sekedar menanyai kabar Lea, Lea merasa kurang puas saja. Ia merindukan sosok Dimas yang sering hadir di sisi nya dalam suka maupun duka.

"Dimas.." Panggil Lea sedikit lirih.

"Hmm? Kenapa? Jadi mau gak lo?" Lea tak menjawab, ia mendekatkan dirinya kehadapan Dimas dan kemudian memeluknya, ditinggal beberapa hari cuman gara-gara urusan pacarnya Dimas itu berasa ditinggal pergi belasan tahun.

Dimas yang dipeluk diam tidak bergeming, tidak membalas tidak juga menolak pelukan dari sahabatnya itu. Dimas dapat merasakan kenyamanan dan kehangatan saat dipeluk sahabatnya itu walaupun dia tidak membalas pelukan Lea.

Di lain posisi, orang yang memeluk Dimas sedang memejamkan matanya. Lea sedang berpikir, kalau dia bilang mau ikut double date kan Lea gapunya doi. Tapi dia juga gamau terus-terus menyusahkan Dimas, gara-gara dia Dimas jadi putus mulu. Lea gamau. Lagian gaada salahnya juga kan mencoba?

"Iya gue mau." Jawab Lea pada akhirnya.

"Serius lo mau? Emang ada orang yang lo suka?"

"Ada." Jawab Lea asal, dia sendiri sebenarnya belum tau yang dimaksud suka sama orang lain tuh bagaimana.

"Akhirnya temen gue bisa juga suka sama orang lain." Dimas tersenyum bahagia. Dan sekarang giliran Dimas lah yang memeluk tubuh mungil Lea. Tapi Lea nya tidak membalas dan tidak menolak juga. Balas dendam kah?

"Ih apasi sesek tau gak!" Akhirnya Lea menepis pelan tangan Dimas.

"Iya iya maap kanjeng ratu."

~~~~~

Hay peeps! >.<

ketemu lagi di chapter dua ini, gimana gimana menurut kalian di chapter dua ini gajelas ya? emang kok, authornya lagi pusing mikir alur wkwk.

Pokoknya mah jangan lupa vomentnya ya!

Sampai jumpa di chapter berikutnya.

See u >.<

FriendZonk🍁Where stories live. Discover now